MENINGKATKAN KEDISPLINAN SOSIAL PADA MATA PELAJARAN PPKN DAN IPS

Print Friendly and PDF

MODEL HABIT FORMING UNTUK MENINGKATKAN KEDISPLINAN SOSIAL PADA MATA PELAJARAN PPKN DAN IPS


Oleh: 1) Subiyati., 2) Murtiningsih, 3) Heru Maryatun, 4) Hasyim Ali Musthofa.

Guru Rumpun PPKn dan IPS Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Karanganyar



       Dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan, diperlukan model yang efektif dan menyenangkan bagi siswa. Dari berbagai model pendidikan, salah satu model yang paling tua antara lain Habit Forming (pembiasaan). Dari berbagai model pembelajaran, Habit Forming (pembiasaan) adalah salah satu model pembelajaran yang paling cocok dalam meningkatkan kedisplinan sosial siswa.

       Model Habit Forming merupakan model pembelajaran yang konsisten dan terprogram. Konsisten dalam bimbingan akhlak, kemampuan berbahasa dan ritual ibadah (contoh pembiasaan seperti sholat tertib dan tepat waktu, minggu bahasa, bersikap dan bertutur kata yang sopan). Konsisten menjalankan kegiatan pembinaan secara rutin dan berkala (seperti pembiasaan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan). 

       Sukarno (2012:161) memaparkan bahwa model Habit Forming akan semakin nyata manfaatnya jika didasarkan pada pengalaman artinya siswa dibiasakan untuk melakukan hal-hal yang bersifat terpuji. Misalnya siswa dibiasakan untuk mengucapkan salam pada waktu akan masuk kelas. Pembiasaan ini juga bisa diartikan dengan pengulangan, maka dari itu model ini juga berguna untuk menguatkan hafalan-hafalan siswa. 

       Pembiasaan adalah suatu hal yang sangat penting, karena banyak dijumpai orang berbuat dan berperilaku hanya karena kebiasaan semata. Model pembelajaran Habit forming merupakan salah satu model pembelajaran yang cocok dalam pembentukan karakter. Pembiasaan merupakan suatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Contoh dalam kehidupan sehari-hari yaitu kedisiplinan. Membicarakan karakter adalah hal mendasar dan sangat penting.

       Bagi siswa, kedisiplinan akan dapat memiliki pengaruh yang positif bagi kehidupan mereka setelah mereka keluar dari jenjang pendidikan dan disiplin tersebut akan tumbuh dan menjadi bekal untuk siswa dimasa yang akan datang. Adanya suatu praktek yang dilakukan oleh siswa dalam disiplin, siswa akan terlatih dalam mengendalikan diri sehingga akhirnya akan terbentuk sikap disiplin itu sendiri. Dengan sikap disiplin siswa bersedia untuk taat dan mengikuti peraturan dan menjauhi larangan tertentu. Kesediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sabar diterima dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara kelancaran tugas-tugas sekolah (Ahmad Rohani, 2004:174).

       Secara umum tujuan disiplin yaitu mendidik seseorang supaya dapat mengembangkan diri untuk melatih siswa mengatur dirinya dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri sehingga menjadi pribadi kearah tidak ketergantungan dan mengikuti segala peraturan. Disekolah, disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku siswa yang di kehendaki agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal (Ahmad Rohani, 2004:174). 

       Hasibuan (2011: 193) menjelaskan bahwa kedisiplinan merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang menanti semua peraturan kelompok dan norma-norma sosial yang berlaku. Disiplin memberi rasa aman dan nyaman karena dapat mengetahui apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan menghindari rasa bersalah dan perilaku malu akibat perilaku yang salah, disiplin memungkinkan seseorang untuk hidup yang disetujui kelompok sosial, disiplin atau kedisiplinan juga memiliki fungsi sebagai motivasi pendorong ego seseorang untuk mencapai apa yang diharapkan darinya. Karena pada hakekatnya disiplin adalah hal yang dapat dilatih.

       Dengan menggunakan model pembelajaran Habit Forming pada mata pelajaran PPKn dan IPS dapat meningkatkan kedisplinan sosial siswa dalam kegiatan pembelajaran.

         

Daftar Pustaka

Aris Soimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sukarno. 2012. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Surabaya: Elkaf.

Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Askara.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top