Peran Artificial Intelligence (AI) untuk Belajar Pragmatik dan Psikopragmatik Bagi Multigenerasi NKRI Abad XXI

Print Friendly and PDF

Peran Artificial Intelligence (AI) untuk Belajar Pragmatik dan Psikopragmatik Bagi Multigenerasi NKRI Abad XXI


Oleh: Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.

Dosen PBSI FKIP UNS, Ketua Umum ADOBSI, & Penggiat LIterasi Arfuzh Ratulisa

Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube: M. Rohmadi Ratulisa


Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.


"Kawan, keheningan jiwa di ujung senja membuka mata hati dan pikiran untuk terus bersilaturahmi dan berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis & membaca) sepanjang masa"


       Belajar linguistik struktural, seperti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, analisis wacana, dan implementasinya menjadi penguatan yang sangat diperlukan untuk mempelajari linguistik structural dan fungsional. Pemahaman terhadap linguistik fungsional, seperti pragmatik, sosiolinguistik, psikolinguistik, psikopragmatik, sosiopragmatik, etnolinguistik, religiolinguistik, neurolinguistik, dan implementasinya dalam berbagai konteks kehidupan benar-benar menjadi ladang kajian tersendiri dalam bidang interdisipliner linguistik. Belajar linguistik secara komprehensif, baik secara mikro dan makro perlu dilakukan dengan praktik dan implementasi dalam multikonteks yang beragam sesuai kebutuhan. Hal ini sebagai upaya untuk menguatkan daya pikir, kritis, karsa, dan cipta multigenerasi NKRI untuk terus berkarya dan berliterasi dengan Ratulisa sepanjang masa.

       Pragmatik dan psikopragmatik merupakan tindak lanjut secara mendalam untuk belajar linguistik fungsional dan implementasinya dalam kehidupan nyata. Pragmatik dan psikopragmatik merupakan interdispliner linguistik yang mempelajari maksud ujaran/ tulisan seorang penutur/ penulis yang melibatkan konteks. Proses pemahaman untuk terus berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) bidang linguistik struktural dan fungsional menjadi lebih menarik era digital abad XXI. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan oleh kelimpahan data yang tersedia sebagai sumber literasi digital untuk belajar dan juga sebagai data-data yang valid untuk diteliti oleh mahasiswa sarjana sebagai skripsi, mahasiswa magister sebagai tesis, dan mahasiswa doktor sebagai disertasi. Oleh karena itu, upaya untuk terus meningkatkan pengetahuan dan kompetensi hardskill dan softskill bidang pragmatik dan psikopragmatik semakin menarik bagi multigenerasi NKRI. Perkembangan teknologi yang terus bergerak dan menggerakkan semua  sektor dan bidang juga harus diikuti dan dipelajari sebagai teman bukan sebagai lawan berbasis digital.

       Perkembangan teknologi menjadi salah satu media dan percepatan akses untuk terus berliterasi dengan Ratulisa bidang linguistik khusunya pragmatik dan psikopragmatik. Salah satunya dengan memanfaatkan kanal youtube, google, perpusnas.go.id, arfuzhratulisa.id badanbahasa.kemdikbud.go.id, dan website digital library kampus-kampus di seluruh wilayah NKRI  yang dapat dijadikan sumber literasi bagi multigenerasi NKRI. Selain itu saat ini banyak aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan sebagai media dan proses belajar pragmatik dan psikopragmatik berbasis digital. Salah satunya aplikasi Artificial Intelligence (AI) yang dapat diunduh pada playstore pada handphone yang dimiliki oleh para penggunanya masing-masing. AI memang dapat memberikan aneka informasi multikonteks sesuai yang diinginkan oleh setiap penggunanya. Namun demikian, mahasiswa harus diberikan bekal komitmen dan integritas untuk menjaga kode etik ilmiah. Hal ini sebagai komitmen dan integritas yang harus dimiliki sebagai calon guru, dosen, instruktur, peneliti, jurnalist, editor, dan profesi sejenis, serta profesi lainnya pada abad XXI. Dengan komitmen yang dimiliki tersebut, multigenerasi NKRI mau menggunakan aplikasi apa pun tidak masalah, sebatas sebagai media percepatan penelusuran dan pemerolehan data sumber literasi digital yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara norma hukum yang berlaku. Namun demikian, kesadaran diri untuk menjaga komitmen dan integritas diri sebagai profesional harus benar-benar dijaga secara berkelanjutan.

       Titik temu proses belajaran pragmatik dan psikopragmatik berbasis AI tentu harus juga memerhatikan relevansi dan kekinian konteks sesuai bidangnya masing-masing. Objek-objek kajian pragmatik dan psikopragmatik berbasis digital, baik cetak, online, dan juga bentuk media-media AI dengan bahasa verbal tentu dapat dijadikan sumber-sumber literasi dan data penelitian pragmatikdan psikopragmatik era digital pada abad XXI. Pemilihan sumber-sumber data penelitian pragmatik dan psikopragmatik dalam media digital berbasis AI juga harus dipilih dan dipilah dengan kejujuran dna integritas diri pada sumber data yang valid dan sahih. Tidak boleh sekadar copy paste tanpa sumber data dan penjiplakan karya tanpa memerhatikan kode etik ilmiah yang berlaku. Hal ini sangat dilarang keras dan tidak boleh dilakukan oleh seluruh pembelajar linguistik khususnya bidang pragmatik dan psikopragmatik. Harus diingat, AI bukan sebagai lawan tetapi sebagai sahabat dan kawan untuk dijadikan sebagai media percepatan pemerolehan data dan sumber literasi dengan Ratulisa bidang linguistik khususnya pragmatik dan psikopragmatik.

       Pengalaman setiap mahasiswa, guru, dosen, peneliti, jurnalis, dan masyarakat di seluruh wilayah NKRI tentu berbeda-beda terkait dengan penggunaan teknologi informasi pada abad XXI. Oleh karena itu, diperlukan upaya sosialisasi secara menyeluruh kepada multigenerasi NKRI terkait dengan enam literasi dasar, yaitu: (1) literas menulis dan membaca, (2) literasi numerik, (3) literasi keuangan, (4) literasi digital, (5) literasi sains, dan (6) literasi budaya dan kewargaan. Diantara 6 literasi tersebut, penguatan dan sosialisasi literasi digital harus terus dilakukan, dibagikan, dipraktikan, dan ditindaklanjuti penggunaannya dalam berbagai bidang keilmuan. Salahsatunya peran penting AI dan literasi digital lainnya dalam pembelajaran pragmatik dan psikopragmatik abad XXI. Selain itu juga diperlukan pemahaman dan pengalaman aneka aplikasi lain dan sejenis yang berbasis teknologi untuk dapat dimanfaatkan secara cepat untuk memeroleh informasi berbasis AI secara cepat, tepat, jujur, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik dan mematuhi norma hukum yang berlaku. Selamat mencoba AI untuk belajar linguistik khususnya bidang pragmatik dan psikopragmatik secara jujur, beretika, dan berkelanjutan sepanjang masa.


“Keberagaman kesemestaan di berbagai wilayah NKRI dapat membuka hati dan pikiran bahwa setiap diri kita memiliki kelemahan dan kelebihan yang dpat dikolaborasikan untuk dijadikan nilai-nilai yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat sepanjang hayat sebagai bentuk rasa Syukur kepada-Nya”

Surakarta, 15 Maret 2025


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top