GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
PENGUASAAN MATERI SEJARAH ISLAM DAN HASIL BELAJAR PAI MENINGKAT MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING DAN VIDEO PEMBELAJARAN
PENGUASAAN MATERI SEJARAH ISLAM DAN HASIL BELAJAR PAI MENINGKAT MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING DAN VIDEO PEMBELAJARAN
Oleh: Endang Mujiyatun, S.Ag
Guru PAI BP SMP Negeri 2 Paranggupito Wonogiri Jawa Tengah
Endang Mujiyatun, S.Ag |
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang didalamnya melakukan proses edukasi,sosialisasi,dan transformasi kepada masyarakat. Keberhasilan suatu pendidikan tidak lepas dari berbagai faktor yang saling mendukung diantaranya siswa, guru, kurikulum, metode, strategi maupun media pembelajaran.
Guru merupakan faktor sentral dan penting karena sebagai ujung tombak keberhasilan bagi siswa. Untuk itulah seorang guru ketika melakukan proses pembelajaran di kelas, dituntut untuk mampu memilih strategi maupun metode pembelajaran dengan tepat sesuai dengan materi yang diajarkan agar proses pembelajaran berjalan dengan aktif, kreatif, menyenangkan serta tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru kepada peserta didiknya ,dan terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju suatu target yang telah di tetapkan sebelumnya (Trianto,2009:17). Oleh karena itu kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi sesuai yang diharapkan khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI BP).
Di sekolah tingkat pertama, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada seluruh siswa. Pendidikan Agama Islam diberikan dengan dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia menghasilkan manusia yang jujur, adil berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin harmonis dan produktif, baik personal atau individu. Pelajaran ini pada hakikatnya adalah upaya transfer nilai-nilai agama, pengetahuan dan budaya yang dilangsungkan secara berkesinambungan sehingga nilai-nilai itu dapat menjadi sumber motivasi dan aspirasi serta tolak ukur dalam perbuatan sikap maupun pola berfikir. Cakupan materi pendidikan agama Islam di tingkat sekolah menengah cukup luas diantaranya, sejarah, ibadah, akhlak, Alquran hadits, tajwid, fiqih.
Penulis sebagai guru mata pelajaran PAI kelas VIII semester gasal tahun pelajaran 2022/2023 di SMP N 2 Paranggupito Wonogiri pada saat memberikan materi "Sejarah perkembangan islam di Nusantara” memilih metode Discovery Learning dan memanfaatkan video pembelajaran. Pemilihan metode ini karena saat menyampaikan materi pertemuan pertama beberapa siswa belum seluruhnya menguasai materi sehingga hasil dari nilai akademiknya menurun. Penurunan diketahui saat guru mencoba memberikan soal singkat kepada seluruh peserta didik kelas VIII sejumlah 25 anak, diketahui hanya 79% anak yang mampu menguasai dan memahami materi sehingga mendapatkan nilai rata-rata 85 melampaui batas minimal kkm. Sedangkan siswa 21% anak terlihat belum mampu menguasai materi dengan nilai masih dibawah kkm. Melihat kondisi tersebut penulis melakukan evaluasi dan mengganti metode pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dengan menerapkan metode Discovery Learning dan memanfaatkan video pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi menarik, aktif, kreatif dan menyenangkan.
Pembelajaran Discovery Learning menurut Hosnan (dalam Yudi dan Tego 2020, hlm. 230) adalah model pembelajaran guna meningkatkan motivasi dan belajar siswa serta dapat memecahkan sendiri masalah yang sedang dihadapinya. Sedangkan menurut (Paramita, 2020, hlm 184) model discovery learning bisa mengarahkan siswa supaya lebih aktif dalam menemukan konsep melewati sebagian rangkaian data ataupun informasi yang didapatkan melalui hasil observasi maupun eksperimen yang dilakukan. Adapun pendapat menurut Sukmanasa & Damayanti (2019, hlm. 17) model discovery learning dapat memberikan kesempatan untuk siswa supaya dapat belajar secara lebih aktif, kreatif, dan menarik. Siswa dapat menemukan dan mencari jawabannya sendiri melalui percobaannya tanpa harus selalu mendapat bantuan dari guru.Sedangkan video pembelajaran merupakan media yang digunakan penulis untuk membantu menyampaikan materi sehingga mudah diterima, dipelajari kapan saja.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya yaitu. 1]. Guru membuat video dan segala sarana yang diperlukan dalam pembelajaran. 2]. Guru membuka pembelajaran yang diawali dengan doa, apersepsi, menerangkan tujuan dan proses pembelajaran. 3]. Guru memutar video pembelajaran guna menarik perhatian dilanjutkan penyampaian materi. 4]. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok heterogen. 5]. Guru mencoba memberikan stimulus permasalahan yang harus dipecahkan secara kelompok. 6]. Peserta didik diberi waktu untuk mengidentifikasi masalah, hipotesis dan pertanyaan sementara. 7]. Setelah hipotesis tersusun mereka mulai menganalisis dan mengolahnya secara bersama. 8]. Hasil dari pengolahan data dilakukan pengecekan dan pemeriksaan secara cermat. 9]. Tahapan terakhir yaitu generalisasi yaitu menarik kesimpulan. 10]. Di akhir kegiatan guru memberikan rangkuman, penguatan motivasi dan apresiasi.
Metode Discovery Learning berbantu Video pembelajaran telah merubah pembelajaran menjadi aktif, kreatif, menyenangkan sehingga memudahkan para siswa dalam menyerap pengetahuan dan meningkatkan pemahaman. Langkah pembelajarannya mengajak seluruh siswa aktif terlibat dalam belajar secara individu maupun kelompok sehingga pengetahuan dan pemahaman terhadap materi semakin meningkat. Peningkatan penguasaan materi dapat diketahui setelah mengadakan ulangan harian yang diikuti oleh seluruh siswa kelas VIII dengan jumlah 28 anak. Yang semula hanya 76% telah meningkat menjadi 100% mampu menguasai dan memahami materi sehingga mendapatkan nilai rata-rata 90 melampaui kktp.Peningkatan yang lain terlihat pada penerapan nilai-nilai karakter yang terkandung dalam materi tersebut.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: