Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Univet Bantara Selenggarakan Seminar Nasional "Manuver Komunikasi Politik dalam Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden-Wakil Presiden RI Tahun 2024”

Print Friendly and PDF

Rektor Univet Bantara, Prof. Dr. Farida Nugrahani saat memberikan sambutan sekaligus membuka seminar nasional.


Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Univet Bantara Selenggarakan Seminar Nasional "Manuver Komunikasi Politik dalam Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden-Wakil Presiden RI Tahun 2024”

Sukoharjo- majalahlarise.com -Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo menyelenggarakan seminar nasional dan Call for Paper mengangkat tema “Manuver Komunikasi Politik dalam Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden-Wakil Presiden RI Tahun 2024”. Bertempat di Hotel Tosan Solo Baru. Selasa (18/7/2023).

Seminar yang digelar secara daring dan luring ini menghadirkan narasumber Dr. H.M. Busyro Muqoddas, M.Hum. (Mantan Ketua KPK dan Komisi Yudisial), Prof. Pawito, Ph.d (Dosen FISIP Universitas Sebelas Maret UNS Surakarta), Dr. Bono Setyo, M.Si (Direktur COMTC, Anggota Kalijaga Institute for Justice), Dr. Joko Suryono, M.Si. (Dosen FISH Univet Bantara).

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Univet Bantara, Dr. Yoto Widodo menyampaikan diselenggarakan seminar nasional ini dilatarbelakangi peran ilmu komunikasi dibidang politik menjelang penyelenggaraan pemilu pemilihan presiden dan anggota legeslatif tahun 2024 begitu intens dilakukan partai politik maupun calon legislatif menarik calon pemilih.


Baca juga: Prodi DKV ISI Surakarta Adakan Rapat Internal Bahas Hasil Rakornas ASPRODI 2023

"Tiap-tiap partai politik peserta pemilu telah melakukan manuver politik dengan berbagai strategi dan caranya masing-masing yang unik. Meski jadwal pemilu dilaksanakan pada tahun 2024 mendatang, persiapan-persiapan penentuan target kemenangan telah mulai dilakukan pada tahun ini," terangnya.

Lebih lanjut dikatakan, tiap partai politik berkompetisi menjadi pemenang, menjadi partai politik yang paling unggul memperoleh kursi perwakilan legeslatif paling banyak diparlemen DPD maupun DPRD.

"Partai dengan kursi perwakilan terbanyak dapat menentukan calon presiden secara mandiri tanpa harus dengan partai politik lain atau koalisi," ujarnya.

Rektor Univet Bantara, Prof. Dr. Farida Nugrahani mengatakan sangat mendukung diselenggarakan seminar nasional ini karena saat ini masuk tahun politik. Manuver politik perlu dibahas di lingkungan akademik.

"Sebagai perguruan tinggi kita perlu mengawal bagaimana agar tahun politik ini bisa kita lalui dengan baik. Sehingga bangsa kita tetap bersatu, tidak terpecah belah dan tetap dikenal sebagai bangsa yang menjaga karakter," ujarnya.

Disampaikan pula, komunikasi dan manuver politik sering melanggar etika komunikasi lebih pada ujaran-ujaran bersifat sarkastis. Padahal kita bangsa timur yang menjunjung tinggi gotong-royong dan ramah tamah.

"Para mahasiswa bisa menjadi pemilih aktif, bisa menyampaikan aspirasinya dengan benar. Jangan sampai menyalurkan suara pada pemimpin yang memang tidak sesuai aspirasinya apalagi melalui manuver politik yang mengelabui. Saya berharap semua bisa berpikir cerdas supaya kita bisa mendapatkan pemimpin yang terbaik," tuturnya.

Narasumber Busyro Muqoddas mengemukakan manuver politik melanggar etika politik termasuk etika demokrasi merupakan contoh tidak baik bagi masyarakat. Masyarakat mempunyai hak untuk merenung, memikirkan presiden yang akan datang, jangan dibodohi, digiring tidak menghormati rakyat. "Apalagi politik pesanan mencerminkan politik selera pemesan. Pemesannya adalah cukong-cukong politik," jelasnya.

Busyro Muqoddas menambahkan demokrasi kualitatif harus ada iklim yang diciptakan untuk kompetitif yang sehat. Dalam agama itu berlomba-lomba dalam kebaikan. 

"Jangan sampai masyarakat sipil diam, sepertinya orang-orang kampus, tokoh organisasi masyarakat, aktivis jangan sembarangan memilih aliansi politik apalagi menjadi pemilih pragmatis dan instan," ungkapnya.

Narasumber Pawito menjelaskan manuver komunikasi politik dalam konteks pemilihan umum 2024 merupakan kenyataan sebagaimana dapat dicermati melalui proses-proses terbentuknya beberapa koalisi politik serta upaya membangun jalinan komunikasi diantara para elit politik yang banyak kalangan publik memahaminya sebagai berbeda partai, berbeda koalisi partai atau berbeda pandangan.

"Optimasi dari keberhasilan manuver komunikasi politik (dalam arti positif), dilihat terutama dari terciptanya konvergensi di kalangan aktor dan atau partai politik. Hal ini sangat bergantung pada faktor kepemimpinan (leadership), dan kapasitas berkomunikasi dari para aktor serta ketulusan dalam berdiolog," jelasnya.

Sedangkan narasumber Bono Setyo menyampaikan ruang digital saat ini menjadi salah satu faktor penting dan strategi dalam literasi dan partisipasi politik (pemilu). Disisi lain, juga dapat meningkatkan kredibilitas dan citra seorang kandidat. 

"Marilah momentum pemilu 2024 ini benar-benar kita manfaatkan untuk pendidikan politik bagi generasi milenial dalam arti luas. Penanaman nilai-nilai etika politik, nilai-nilai sosial tentang arti perbedaan, sikap kita terhadap perbedaan, bahkan nilai-nilai spiritual," harapnya.

Sementara itu, narasumber Joko Suryono menerangkan manuver politik adalah gerakan yang cepat dalam bidang politik. Secara umum, manuver politik dapat diartikan sebagai tindakan atau gerakan politik yang dilakukan untuk mencapai maksud politik tertentu. Tujuannya untuk mengamankan posisi pihak yang bersangkutan dikarenakan adanya perbedaan prinsip, ideologi, atau visi dan misi.

"Manuver politik dilakukan dengan cara berusaha untuk memetakan konstruksi dan mobilisasi konsep ekonomi, politik, budaya, olah raga sebagai instrumen manuver politik yang akan dijalankan oleh agen tertentu dalam menanggapi tantangan tertentu dan mengejar tujuan tertentu," paparnya.

Ditempat yang sama, Ketua YPPP Veteran Sukoharjo, Bambang Margono mengemukakan adanya seminar ini memberikan pencerahan kepada generasi muda dengan menghadirkan para pakar politik. Sehingga terhindar dari praktik politik kotor yang dapat menghancurkan negara. (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top