MODEL ARTIKULATORIS PENGEMBANGAN DALAM BAHASA PERANCIS

Print Friendly and PDF

MODEL ARTIKULATORIS PENGEMBANGAN DALAM BAHASA PERANCIS


Oleh: Elisafan Pradopo, S.Pd

SMK Negeri 1 Bulukerto, Wonogiri Jawa Tengah


Elisafan Pradopo, S.Pd


       Indonesia sebagai negara kepulauan telah melahirkan beragamnya budaya dan bahasa daerah. Oleh sebab itu, orang Indonesia pada akhirnya dapat dikatakan sebagai seorang dwibahasawan, karena ia tumbuh dengan bahasa daerahnya dan tentunya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan persatuan. Belum lagi ditambah dengan dipelajarinya bahasa asing di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi ataupun lembaga pendidikan lainnya.

       Banyak ahli berpendapat tentang pengertian kedwibahasaan, namun dapat disimpulkan bahwa kedwibahasaan adalah penguasaan dan penggunaan dua bahasa atau lebih oleh seorang penutur. Dalam keadaan bahasa berkontak ada kecenderungan pada dwibahasawan untuk mempersamakan hal-hal yang ada pada bahasa satu dengan hal-hal yang ada pada bahasa lain, bahkan kadang-kadang terjadi pencampurbauran kedua sistem bahasa sehingga terjadi interferensi.

       Bahasa Perancis, sebagai salah satu bahasa asing yang diajarkan di Indonesia, merupakan salah satu bahasa yang memiliki sistem bunyi yang cukup kompleks untuk dipelajari. Interferensi kerap muncul baik itu dari sistem bunyi konsonan maupun vokal yang disebabkan oleh latar belakang penguasaan bahasa pertama, misalnya bahasa sunda atau bahasa Indonesia, maupun oleh latar belakang penguasaan terhadap bahasa Inggris. Fakta mengenai hal ini telah ditunjukkan oleh hasil penelitian Mutiarsih (2009). Sekaitan dengan hal tersebut, maka kiranya diperlukan sebuah model pembelajaran pelafalan yang dapat membantu memecahkan permasalahan-permasalahan.

       Sekaitan dengan system pelafalan dalam bahasa Perancis, terdapat tiga kelas bunyi yaitu vokal, konsonan, dan semi vokal atau semi konsonan (Gardes-Tamine, 1990:9). Dalam bahasa tulisan dan bahasa lisan, pengertian graphie dan phonie bahasa Perancis tidak seperti dalam bahasa Indonesia yang umumnya memerlukan satu fon untuk satu graf saja. Dalam bahasa Perancis satu fon mungkin ditulis dalam beberapa graf Bahasa Perancis memiliki 16 vokal yang terdiri atas 12 vokal oral dan 4 vokal sengau atau nasal serta 3 semi vocal.

       Model Artikulatoris Pengembangan merupakan model pembelajaran pelafalan yang dikembangkan dalam penelitian Mutiarsih (2009) dari model artikulatoris DELBART-PAGNIEZ. Model Artikuatoris Pengembangan menampilkan bagan bagian muka sebelah kiri dengan menunjukkan titik tempat artikulasi, dan cara kerja alat ucap dalam proses pembentukan atau produksi bunyi fonem, model artikulatoris pengembangan menampilkan juga kata dan kalimat bahasa Perancis yang dibentuk dari bunyi fonem beserta transkrip fonetiknya serta hubungan bunyi, huruf, dan pola huruf.

       Oleh karena itu, diperlukan sebuah upaya untuk merancang ulang dan mengembangkan Model Artikulatoris Pengembangan berbasis multimedia. Penggunaan teknologi multimedia adalah untuk mengembangkan dan memperkaya materi pembelajaran yang dapat memudahkan pembelajar serta memberikan pengalaman belajar pelafalan yang lebih otentik dengan berbasis kepada pemerolehan bahasa sebelumnya secara lebih optimal. Penggunaan media ini pun diharapkan dapat memotivasi pembelajar untuk mengeksplorasi materi dan memudahkan mereka dalam implementasi pembelajaran pelafalan.

       Sehubungan dengan perancangan model pembelajaran artikulatoris pengembangan (MAP) berbasis multimedia CD-ROM interaktif, pelajaran bahasa Perancis dimulai dengan pengenalan fonem bahasa Perancis secara lepas. Tiap fonem diajarkan menurut bunyinya. Setelah itu, dikenalkan bunyi fonem bahasa Perancis yang lainnya ; [Ɛ], [e], [a], [o], [ɔ], [ə], [ø] dan seterusnya.

       Setelah siswa dapat melafalkan fonem Bahasa Perancis dengan benar dan dapat membedakan antara bunyi fonem satu dan lainnya, kemudian pengajar menampilkan daftar kata yang menggunakan bunyi-bunyi fonem yang telah dipelajari, misalnya : bunyi [e] dalam kata des [de], tes [te], mes [me], nez [ne], les [le], ces [se]. Tahap akhir setelah siswa dapat melafalkan kata-kata yang dibentuk dengan bunyi-fonem yang telah dikenalnya, lalu kata-kata itu disusun menjadi kalimat. Tahap-tahap ini akan disajikan secara lebih rinci dalam CD-ROM interaktif di mana materi-materi pelafalan yang akan diberikan dibagi ke dalam beberapa bagian. Pembagian materi ini dikembangkan berdasarkan gradasi tingkat kesulitan. Di samping materi media ini akan dilengkapi dengan support audio contoh-contoh bunyi hasil rekaman penutur asli yang disesuaikan dengan materi serta animasi gambar yang dapat memperjelas dan memotivasi pembelajaran.

       Dengan demikian diharapkan siswa dapat lebih semangat belajar serta mendapatkan gambaran yang lebih untuk bisa melafalkan dengan baik. Merujuk pada pemaparan di atas, bertujuan untuk menghasilkan model pembelajaran artikulatoris pengembangan (MAP) berbasis multimedia berdasarkan pemerolehan bahasa sebelumnya yang tepat guna dan efektif dalam pembelajaran pelafalan bahasa Perancis. 


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top