Menembus Atap Wonogiri, Spesialisasi Mapala Arcapada UNISRI

Print Friendly and PDF

Anggota muda Mapala Arcapada UNISRI saat penjelajahan alam.


Menembus Atap Wonogiri, Spesialisasi Mapala Arcapada UNISRI

Solo- majalahlarise.com -Mapala Arcapada UNISRI Surakarta, melepas 8 anggota muda Gama Adhirajasa untuk Spesialisasi. Dan nantinya anggota tersebut dipencar menjadi tiga divisi dan salah satunya divisi Gunung hutan yang akan menjelajah alam dari Slogohimo Wonogiri menuju Tawangmangu Jawa Tengah.

Setiap tahun, Mapala Arcapada melepas anggota muda ke alam bebas dalam bentuk Spesialisasi, guna menyelesaikan serangkaian pendidikan bagi anggota muda di Mapala Arcapada serta bertujuan sebagai pemantapan materi.

Ketua pelaksana Spesialisasi Gunung Hutan, Yudha Tegar Prakoso menyatakan kegiatan ini telah di persiapkan selama 1 bulan, persiapan materi maupun fisik.

Mahasiswa yang tergabung di Mapala Arcapada UNISRI.

Baca juga: Mahasiswa Fakultas Pertanian Univet Ikuti Kuliah Pakar Academic Writing Journal Article For Agriculture

Tim Gunung hutan berjumlah 3 anggota yaitu Yudha Tegar Prakoso, Meila Fauziyah dan Dian Oktaviyani serta didampingi 3 pendamping yaitu Elisa Tri Wahyudi, Anang Yanuar Ilham, Feriska Kuswardani, menjelajah alam dari Slogohimo menuju Tawangmangu dengan Navigasi Darat secara manual atau biasa di sebut dengan Ilmu Medan Peta dan Kompas (IMPK). Kegiatan tersebut berlangsung selama 5 hari dari tanggal 6 - 10 Juni 2023.

"Spesialisasi ini membutuhkan pembukaan jalur, dan menerapkan Navigasi Darat secara manual. Tentunya mereka Survive melewati lebat nya hutan belantara," ungkapnya. 

Lebih lanjut dikatakan, Puncak bukit Semilir atau biasa disebut bukit Semar dengan ketinggian 2023 mdpl, merupakan bukit tertinggi di Wonogiri dengan medan jalur yang terjal dan tanah yang labil.

Tak cukup sampai di situ, perintisan jalur dilanjutkan menuju bukit Sewatu hingga akhirnya menemukan jalur menuju bukit Jokolangan dan Mongkrang.

"Selama lima hari, 4 malam penjelajahan hutan ini mereka melewati beberapa rintangan seperti Survive air selama 2 hari dan merasakan gempa di puncak Semilir yang berasal dari gempa pacitan. Dengan bekal Peta, Kompas, golok dan Survival Kit mereka dapat menembus Tawangmangu dengan selamat," terangnya. (Sofyan)

Baca juga: SD Muhammadiyah PK Banyudono Gelar Super Camp 2023, Sarana Lejitkan Potensi dan Bakat Siswa



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top