KONDISI PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN KURIKULUM

Print Friendly and PDF

KONDISI PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN KURIKULUM

Oleh : Tumirah, S.Pd.SD

SDN Serutsadang, Winong, Pati Jawa Tengah


Tumirah, S.Pd.SD



       Sistem dan mutu pendidikan di negara kita sampai dengan saat ini masih tertinggal jauh dibanding negara-negara lain yang sudah lebih dulu maju. Negara kita seakan dihantui oleh segudang problematika masalah dalam dunia pendidikan yang tak kunjung menemui kata akhir. Dilain pihak para pelaku pendidikan sendiri tidak segera bergerak untuk berubah membenahi kondisi pendidikan yang sudah terlanjur rusak.

       Pendidikan di Indonesia sampai saat ini belum jelas akan ke mana arahnya. Pemerintah masih mengalami kebingungan apa yang akan mereka harapkan dan mereka siapkan untuk menuju masyarakat pembelajar di negeri ini. Pergantian kurikulum maupun pergantian Menteri bisa dikatakan progresif, namun juga bukan sebagai suatu jalan pemecahan masalah. Lebih-lebih, reformasi kurikulum pendidikan yang sudah diadakan pembaharuan juga kurang membawa dampak positif terhadap perkembangan mutu di dunia pendidikan, sehingga sampai saat ini pun mutu pendidikan kita masih tergolong rendah.

       Perubahan kurikulum merupakan siklus alami yang terjadi di dunia pendidikan. Kurikulum baru hadir untuk memperbarui, mengembangkan sekaligus memperbaiki kurikulum yang sedang berjalan. Perubahan kurikulum pada dasarnya adalah upaya pengembangan pendidikan oleh pemerintah. Karenanya, setiap perubahan kurikulum akan selalu menunjukkan upaya dan usaha perbaikan dalam bidang pendidikan oleh pemerintah. Perubahan kurikulum yang dilaksanakan tentu membawa sejumlah perubahan dalam sistem pendidikan di sekolah, terutama dalam hal kegiatan pembelajaran di sekolah.

       Dampak dari perubahan kurikulum yang dirasakan langsung adalah terjadinya perubahan dalam kegiatan pembelajaran. Dimulai dari perubahan sistem mata pelajaran, jam belajar, kompetensi yang harus dimiliki serta proses belajar dan pembelajaran di dalam kelas. Terjadinya perubahan kurikulum yang menyebabkan perubahan pada kegiatan pembelajaran juga menuntut peran serta dan dukungan dari seluruh pelaku pendidikan, baik pemangku kebijakan, sekolah, pendidik, peserta didik, dan orangtua/wali. Oleh karena itu, sosialisasi mengenai perubahan tersebut harus dilaksanakan dengan baik, benar dan tepat, serta berkelanjutan. Agar tujuan dari perubahan bisa segera terwujud.

       Namun, sebaiknya pemerintah terlalu sering melakukan perubahan kurikulum. Daripada banyak melakukan perubahan kurikulum lebih baik kompetensi guru yang diperkuat, karena keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh guru. Apabila kompetensi dan kualitas skill guru berhasil ditingkatkan, hal itu akan jauh lebih banyak berpengaruh pada perkembangan baik dunia pendidikan.

       Menjadi guru yang kreatif dan inovatif serta menyenangkan dalam mengajar. Guru harus mampu mereduksi konten-konten kurikulum yang kurang sesuai dengan kebutuhan siswa atau sekolah, untuk selanjutnya dikemas sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa. Guru adalah perancang masa depan siswa, dan sebagai perancang profesional, guru harus berusaha membentuk pribadi siswa ke arah yang lebih baik dan berkualitas, serta siap berperan aktif dalam mengisi kehidupannya di masa depan. Untuk itu, guru perlu memulainya dengan bergerak dari hati, menciptakan perubahan dari hal-hal yang kecil dan konkret, mulai dari masalah-masalah yang dihadapi di lingkungan sekitar siswa, dengan tetap berpikir kritis dan visioner.

       Sebab guru memiliki peran penting dan sangat sentral dalam setiap implementasi kurikulum, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Dalam kaitannya dengan implementasi kurikulum yang berlaku saat ini, yakni Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Prototipe yang paling terbaru, guru bukan saja sebagai ujung tombak pendidikan dan pembelajaran, tetapi merupakan kunci keberhasilan kurikulum serta keseluruhan. Guru harus tetap profesional akan tugasnya walaupun terjadi pergantian kurikulum di Indonesia, dengan pembelajaran yang menyenangkan akan membuat siswa senang terhadap pembelajaran yang diberikan. Bagi guru, implementasi kurikulum baru yang diberlakukan bukan masalah suka atau tidak suka. Tapi bagaimana guru memantang dirinya dan memerankan dirinya dengan tepat agar implementasi kurikulum tersebut sukses dan berhasil menyiapkan lulusan yang produktif, kreatif, inovatif dan berkarakter, sehingga dapat menyongsong Indonesia Emas di Tahun 2045 dengan penuh harapan di mana usia produktif generasi muda bisa mencapai 64% dari total keseluruhan jumlah penduduk. Semoga bangsa ini bisa segera sembuh dari keterpurukan dan pembodohan yang tersistematis.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top