Tim Pengabdian Fakultas Ekonomi Unisri Berikan Pelatihan Marketing Digital dan Akuntansi Bagi Petani dan Penjual Durian Desa Genengan Jumantono

Print Friendly and PDF

Tim pengabdian fakultas ekonomi Unisri menyampaikan paparan materi diversifikasi, pemasaran dan akuntansi produk durian.


Tim Pengabdian Fakultas Ekonomi Unisri Berikan Pelatihan Marketing Digital dan Akuntansi Bagi Petani dan Penjual Durian Desa Genengan Jumantono

Karanganyar- majalahlarise.com -Dalam rangka pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi,  khususnya pengabdian masyarakat tim pengabdian Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta menyelenggarakan pengabdian masyarakat bagi para penjual dan petani durian di rumah bapak bayan, Daryanto, desa Genengan, Jumantono, Karanganyar, Jumat (24/6/2022)

Tim pengabdian dari prodi manajemen, Setyaningsih Sri Utami, SE, MM dan Sunarso,.SE, MM menyampaikan materi diversifikasi produk buah durian. Sedangkan dari prodi akuntansi, Djoko Kristianto⁩, SE, MSi, dan Drs. Suharno, MM, Ak menyampaikan materi Akuntansi dan Pemasaran Digital.

Kegiatan dibuka Kepala Desa Genengan, Samsi Wahyono, menyambut gembira kegiatan pelatihan yang diselenggarakan tim pengabdian fakultas ekonomi Unisri, seraya berharap para petani dan penjual durian di desanya bisa menerapkan materi yang disampaikan para pembicara.

Tim pengabdian fakultas ekonomi Unisri saat foto bersama para penjual dan petani durian.

Baca juga: APIK Menjadi Program Prioritas SD Muhammadiyah PK Kottabarat

"Selain itu kami berharap kegiatan pengabdian masyarakat ini tidak hanya dilakukan satu kali ini saja, namun dapat ditindaklanjuti secara berkesinambungan," pintanya.

Sementara itu, Suharno dalam paparannya, mengajak peserta untuk bertindak jujur dan memberikan pelayanan yang baik kepada para pembeli.

"Katakan apa adanya produk yang kita jual. Bila buah durian bagus yang katakan bagus, sebaliknya bila tidak bagus katakan apa adanya. Selain itu berikan pelayanan yang grapyak dan semanak," pesannya.

Lebih lanjut, Suharno, juga wanti-wanti agar dalam era digital ini jangan sampai mengecewakan pembeli, karena bisa berakibat fatal.

"Jangan karena nila setitik rusak susu sebelanga. Begitu pembeli kecewa apa yang dialami akan diupload di media sosial dan dalam sekejab rusaklah nama baik desa Genengan, Jumantono sebagai sentra durian," tandasnya.

Untuk menghindari hal tersebut, Suharno, menyarankan petani dan penjual durian bersatu membentuk sebuah paguyuban. Dengan adanya paguyuban bisa sebagai sarana wadah saling tukar informasi, menseragamkan harga dan pelayanan.

Sementara itu, Setyaningsih Sri Utami, mengajak peserta untuk mencoba diversifikasi produk agar meningkatkan nilai tambah.

"Durian sebaiknya tidak hanya dijual, namun bisa diolah dalam beragam produk, misalnya keripik, dodol, dan sejenisnya. Apabila ini dilakukan maka keuntungan yang kita raih bisa berlipat," paparnya.

Pembicara terakhir, Djoko Kristianto, berharap peserta untuk disiplin dalam mengelola keuangan.

"Ibu-ibu harus bisa memilah dan memisahkan uang untuk keperluan usaha dan uang untuk kepentingan pribadi. Jangan lupa catat setiap penerimaan dan pengeluaran, " pungkasnya.

Kegiatan pengabdian diikuti dengan antusias oleh peserta serta berlangsung interaktif dan komunikatif saat acara tanya jawab. Kegiatan diakhiri dengan foto bersama dan penyerahan tali asih dari tim pengabdian untuk stimulan pembentukan paguyuban petani dan penjual durian desa Genengan. (Sofyan)


Baca juga: Pertajam Inovasi Kecamatan, Forum Digital Desa Kecamatan Eromoko Ambil Peran


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top