SEMANGAT KEBANGKITAN NASIONAL DAN SUMPAH PEMUDA DI ERA DIGITALISASI

Print Friendly and PDF

SEMANGAT KEBANGKITAN NASIONAL DAN SUMPAH PEMUDA DI ERA DIGITALISASI

Oleh : Uus Uslifah, S.Pd

SMP Negeri 2 Cilebar Kabupaten Karawang, Jawa Barat

Uus Uslifah, S.Pd


       Era digitalisasi saat ini telah membuat berbagai perubahan utamanya sistem teknologi dan informasi semakin maju di segala lini kehidupan. Pemanfaatat teknologi digital juga telah merambah di sektor pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan perangkat teknologi informasi seperti komputer, laptop, smartphone, lcd dan sebagainya sebagai sarana penunjang dalam proses pembelajaran maupun operasional sekolah.

  Pesatnya kemajuan digitalisasi ini tentunya harus diimbangi dengan kecakapan dan ketrampilan atau lifeskill dari sumber daya manusia dalam penggunaan maupun mengoperasikan perangkat digital. Maka dari itu, pelatihan dan proses belajar terus menerus penguasaan perangkat digital terus digalakkan oleh instansi maupun sekolah. Agar tidak tertinggal di era digitalisasi.

  Pesatnya arus teknologi dan informasi di era digital ini seharusnya tidak meninggalkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yaitu nilai-nilai nasionalisme berbangsa dan bernegara. Jika nilai-nilai itu ditinggalkan maka akan berakibat kecintaan dan rasa memiliki bangsa dan negara bisa luntur yang  berakibat terjadi pergeseran budaya dan hilangnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga sangat mudah dipecah belah dengan arus negatif dari dampak digitalisasi.

  Untuk menanamkan semangat dan nilai-nilai nasionalisme serta jiwa patriotisme kepada generasi muda terutama kepada siswa, maka peran sekolah sangat penting utamanya guru PPKn yang memberikan pembelajaran terkait dengan nasionaliseme kecintaan kepada bangsa dan negara.

  Penulis sebagai guru PPKn di SMP Negeri 2 Cilebar selalu mengajarkan bagaimana siswa terus tertanam semangat jiwa nasionalisme. Salah satunya kepada siswa kelas 8 tentang materi Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda. Peristiwa Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda merupakan rangkaian peristiwa perjalanan bangsa Indonesia dalam upaya para pendahulu berjuang mewujudkan tercapainya kemerdekaan bangsa terlepas dari penjajah yang saat itu menguasai tanah air.

  Dalam pembelajaran PPKn kelas 8 dijelaskan Kebangkitan nasional Indonesia dipelopori oleh dr. Wahidin Seodirohoesodo dan dr. Soetomo. Hal ini ditandai dengan dibentuknya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Asas yang digunakan dalam organisasi Budi Utomo adalah asas kooperatif. Budi Utomo bertujuan untuk mengangkat derajat bangsa Indonesia agar sejajar dengan bangsa lain. Sebelum munculnya kebangkitan nasional, gerakan rakyat melawan penjajah berlangsung secara spradis/ tidak menentu, tidak terorganisasi, dan bersifat kedaerahan. Hal ini terlihat alam sejarah perjuangan bangsa. Keberadaan Budi Utomo menjadi cikal bakal pergerakan Indonesia dalam upaya mencapai kemerdekaan. (Sri Untari & Ginawan Rianto, 2019).

  Sumpah Pemuda adalah salah satu momentum sejarah dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar Sumpah Pemuda menegaskan semangat cita-cita berdirinya negara Indonesia yang diikrarkan dalam Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (kini bernama Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan Tanah Air Indonesia, Bangsa Indonesia, dan Bahasa Indonesia. 

  Ikrar Sumpah pemuda ini merupakan wujud komitmen dari pemuda Indonesia untuk menjaga dan melestarikan semangat setia kepada tanah air Indonesia. Sementara itu, tantangan berat dihadapi oleh pemuda masa kini. Mereka dihadapkan pada era gitalisasi yang bisa melunturkan semangat Ikrar Sumpah Pemuda yang telah diucapkan oleh para pemuda sebelum kemerdekaan Indonesia.

  Sebagai generasi penerus bangsa pemuda memiliki peran penting untuk menyelesaikan berbagai tantangan persoalan dalam bidang sosial, budaya, dan lingkungan di era digital ini. Tantangannya generasi muda agar tidak mudah hanyut  dan menjadi korban dari sisi negatifnya teknologi digital. Untuk mengatasinya pemuda Indonesia harus bersatu, bangkit dan tumbuh sehingga bisa mendongkrak semangat persatuan dan kesatuan untuk melawan segala bentuk ancaman yang akan mengancam bangsa Indonesia.

  Maka dari itu, dengan semangat Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda haruslah bisa menjadi agen perubahan mampu bersikap kritis dan penuh semangat untuk mempengaruhi masyarakat agar tidak terbawa arus negatif akibat digitalisasi, tidak menyebarkan berita hoaks yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan. Selain itu, selalu menggunakan media sosial secara bijak sehingga tercipta aman dan damai di masyarakat. 


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top