PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA

Print Friendly and PDF

PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA

Oleh : Apriyati

SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah

Apriyati


       Membaca merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar. Putra (2008: 129) menyatakan bahwa budaya membaca atau reading habit suatu bangsa sering menjadi tolak ukur kemajuan atau peradaban suatu bangsa. Budaya membaca yang tinggi pada masyarakat menunjukkan perkembangan perbadaban serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan hal tersebut, beberapa negara maju di dunia menjadikan membaca sebagai salah satu kegiatan yang tidak lepas dari kehidupan mereka. Membaca menjadi sarana untuk mempelajari dunia yang diinginkan sehingga manusia bisa memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dan menggali pesan-pesan tertulis dalam bahan bacaan (Somadoya, 2011: 1). Membaca dianggap sebagai kegiatan yang penting karena dengan membaca seseorang akan memperoleh wawasan yang berguna untuk meningkatkan kecerdasannya, sehingga mereka siap dalam menghadapi tantangan ke depan. Putra (2008: 7) mengungkapkan bahwa membaca dapat membuat seseorang lebih terbuka cakrawala pemikirannya. Membaca menjadi sarana untuk memperoleh beragam informasi yang sekarang ini tersaji dalam bahan bacaan seperti majalah, surat kabar, buku pengetahuan, dan lain-lain. Dengan demikian, membaca penting untuk semua orang tak terkecuali untuk siswa sekolah dasar. Proses pembelajaran di sekolah selalu melibatkan siswa dalam kegiatan membaca. Manfaat membaca untuk siswa sekolah dasar besar yaitu membantu siswa mempelajari berbagai pengetahuan, menambah informasi, dan menambah kosa kata siswa. Somadoya (2011: 1) berpendapat bahwa membaca menjadi salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki oleh siswa disamping tiga keterampilan berbahasa lainnya. Kegiatan membaca bagi siswa tidak hanya dilakukan pada saat pembelajaran di kelas saja melainkan dapat dilakukan di perpustakaan sekolah pada waktu luang. Kegiatan membaca juga dapat dilakukan di rumah dengan arahan dari orang tua. Membiasakan kegiatan membaca pada siswa tentu tidak mudah, agar siswa terbiasa melakukan kegiatan membaca maka dibutuhkan minat membaca. Rahim (2008: 28) mengemukakan bahwa minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Siswa yang mempunyai minat membaca yang kuat akan terlihat pada kesediannya dalam meluangkan waktu untuk sering melakukan aktivitas membaca. Siswa yang dalam dirinya belum mempunyai minat membaca yang kuat maka membaca tidak akan menjadi suatu kegiatan yang penting untuk dilakukan. 

       Siswa sekolah dasar perlu ditumbuhkan minat membaca dalam dirinya karena membaca merupakan keterampilan yang mendasari tingkat pendidikan selanjutnya. Menyadari pentingnya minat membaca bagi siswa, sekolah-sekolah berusaha meningkatkan minat membaca siswa melalui berbagai kegiatan seperti disediakannya perpustakaan sekolah, mengadakan program yang berkaitan dengan membaca, memperbanyak buku-buku pengetahuan dan juga buku cerita dengan tujuan untuk merangsang siswa senang membaca. Kenyataannnya Indonesia menjadi salah satu negara berkembang dengan minat baca masyarakatnya yang masih rendah. Pikiran Rakyat terbitan tanggal 17 Maret 2017 menyebutkan bahwa berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Pada tingkat pendidikan dasar, kebiasaan membaca anak-anak masih rendah (Putra, 2008: 131). Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak agar masalah minat membaca dapat segera teratasi. Prasetyono (2008: 21) menyatakan bahwa rendahnya minat membaca pada anak disebabkan oleh beberapa hal, seperti judul dan isi buku yang kurang menarik, harga buku mahal, sehingga bagi mereka yang berpenghasilan pas-pasan tidak mampu membeli buku untuk memenuhi kebutuhan membaca.

       Rendahnya minat membaca siswa disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Temuan tersebut sesuai dengan pendapat Prasetyono (2008: 29) yang mengemukakan bahwa rendahnya minat membaca pada siswa disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor internal dan faktor eksternal siswa. Faktor internal adalah faktor penyebab rendahnya minat membaca siswa yang berasal dari dalam diri siswa, sedangkan faktor eksternal adalah faktor penyebab rendahnya minat membaca siswa yang yang berasal dar luar diri siswa.

       Faktor internal penyebab rendahnya minat membaca siswa salah satunya kemampuan membaca siswa dan kurangnya kebiasaan membaca. Kemampuan membaca siswa meliputi kelancaran membaca siswa dan kesulitan dalam memahami makna yang terkandung dalam bacaan. Kurangnya kebiasaan membaca siswa terdiri dari tidak meluangkan waktu untuk membaca, membaca atas perintah orang lain, jarang mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku, dan belum memiliki insiatif untuk mencari bahan bacaan yang dibutuhkan.

       Faktor eksternal penyebab rendahnya minat membaca siswa adalah lingkungan sekolah, perpustakaan, buku/bahan bacaan, keluarga, dan pengaruh televisi serta teknologi. Faktor lingkungan sekolah terdiri dari budaya membaca di lingkungan sekolah masih rendah, program literasi belum berjalan maksimal, kurangnya slogan membaca di lingkungan sekolah, mading sekolah jarang diperbarui, dan sekolah tidak memiliki tempat khusus untuk membaca selain di perpustakaan. Faktor perpustakaan yang meliputi kondisi perpustakaan, pelayanan perpustakaan kurang maksimal, koleksi buku di perpustakaan kurang lengkap, tata ruang perpustakaan kurang rapi, dan siswa tidak memiliki kartu anggota perpustakaan. Faktor buku/bahan bacaan yang meliputi ketersediaan buku/bahan bacaan yang dibutuhkan siswa dan menarik minat siswa masih kurang, keterbatasan akses dan sarana memperoleh buku/bahan bacaan, kemampuan siswa dalam membeli buku/bahan bacaan masih rendah dan siswa tidak memiliki koleksi buku/bahan bacaan. Faktor guru yaitu pembelajaran yang diterapkan dominan mengerjakan soal dan jarang memanfaatkan perpustakaan untuk pembelajaran. Faktor keluarga terdiri dari budaya membaca di lingkungan keluarga masih rendah dan orang tua jarang mengajak ke toko buku atau membelikan buku untuk siswa. Pengaruh televisi dan teknologi terdiri dari intensitas siswa dalam menonton televisi dan penggunaan handphone untuk bermain games.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top