GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
MENGENAL TARI SORENG SEBAGAI KESENIAN TRADISIONAL DI DESA BANDUNGREJO KABUPATEN MAGELANG
MENGENAL TARI SORENG SEBAGAI KESENIAN TRADISIONAL DI DESA BANDUNGREJO KABUPATEN MAGELANG
Oleh : Dyan Hestyaningsih, S.Pd.
Guru Seni Budaya SMAN 1 Magelang Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah
Dyan Hestyaningsih, S.Pd. |
Indonesia memiliki banyak kebudayaan salah satunya adalah Kesenian Tari. Seperti halnya tarian yang terdapat di daerah Bandungrejo Kabupaten Magelang yaitu tarian yang dinamakan Soreng. Soreng adalah salah satu kesenian tradisional yang berasal dari desa Bandungrejo dan berkembang di daerah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Bandungrejo sendiri memiliki komunitas khusus untuk para penari atau pengembang tari Soreng dengan nama Warga Setuju. Selain itu Soreng warga setuju juga memiliki wadah dan sarana berkesenian yaitu Sanggar Pangrumpako Budaya Soreng Warga Setuju. Paguyuban yang didirikan kurang lebih pada tahun 1964 tersebut masih berkembang sampai saat ini, dibawah pimpinan generasi pertama yang dipimpin oleh Martono, Supiyo, dan Jono, selanjutnya pada generasi kedua dipimpin oleh Taryono sebagai regenerasi untuk melanjutkan kepemimpinan kesenian Soreng Warga Setuju secara umum. Selanjutnya dengan arahan Slamet Santoso selaku (koreografer) di Sanggar Pangrumpoko Budaya tersebut menambah keguyuban kesenian soreng yang merambah dari semua kalangan.
Selama regenerasi dibawah kepemimpinan Wargo dan Slamet Santoso sebagai (koreografer), seni soreng menjadi populer dengan sorengnya. Tari Soreng dari paguyuban komunitas warga setuju kerap sekali menerima tanggapan atau mengisi berbagai macam acara panggung hiburan seperti acara saparan, sadranan, penyambutan tamu, Syawalan dan lain-lain. Beberapa tahun yang lalu, tepat pada HUT RI Ke-74 Soreng Warga Setuju mendapatkan undangan ke Istana Kemerdekaan sebagai salah satu pengisi acara HUT tersebut. Pengalaman yang sangat luar biasa dan membanggakan bagi Komunitas Soreng Warga Setuju yaitu ketika rombongan ini sejumlah 200 penari soreng datang ke Istana Kemerdekaan untuk mengisi acara HUT RI Ke-74.
Di samping kegiatan berpentas, setiap hari Minggu, secara sukarela Slamet selalu meluangkan waktunya dengan mengadakan pelatihan gratis bagi anak-anak usia sekolah dasar yang ingin belajar tari Soreng Slamet juga dipercaya untuk mengajar tari Soreng di beberapa sekolah di sekitar desanya Hal ini dilakukan sebagai upaya agar generasi muda di desanya tumbuh rasa mencintai dan mempertahankan Soreng sebagai seni asli Kabupaten Magelang Keberadaan komunitas ini selain sebagai wadah mengedukasi kesenian lokal, juga difungsikan sebagai tempat untuk guyub antar pemuda di desa tersebut seni tari Soreng dan beberapa bentuk pelatihan tari lainnya, menurut pengalaman Slamet selama berkesenian juga berdampak positif bagi warga desanya. Belajar seni tari dengan latihan secara berkala juga mengolah tubuh agar lebih sehat, karena gerak-gerak pada tari Soreng sangat tegas dan memerlukan tenaga yang prima oleh karena itu, ekspresi gerak pada seni tari Soreng juga bisa dikatakan sebagai bagian dari kegiatan olahraga.
Selama regenerasi itu, di tangan Slamet, komunitas ini semakin moncer dengan seni Sorengnya. Banyak prestasi yang didapatkan selama Slamet memimpin komunitasnya. Formula kreatif yang diciptakan Slamet selama memimpin komunitas Warga Setuju adalah membuat sajian tari Soreng dengan menyesuaikan berbagai temanya. Hal ini dilakukan agar penonton tidak jenuh. Di samping itu, para penari juga terpacu untuk terus berpikir kreatif. Seperti beberapa pengalaman, di antaranya adalah pentas untuk pergelaran Pekan Kesenian Bali. Slamet sengaja mempertunjukan sebuah sajian kolaboratif yitu menggabungkan Soreng dengan kesenian Angguk khas Bandungrejo. Ada pula tema garapan kreatif seperti Soreng Celeng yang diadaptasi dari perilaku babi hutan dengan kesan gerak nyruduk. Meskipun demikian, unsur keprajuritan dan penokohan tentang sosok Haryo Penangsang dalam sejarah cerita rakyat Babad Demak tetap ditampilkan dalam pertunjukannya. Pengalaman paling membanggakan bagi Slamet, yaitu ketika rombongan berjumlah 200 penari Soreng dari Desa Bandung Rejo itu kemudian diboyong berpentas di istana kepresidenan untuk mengisi HUT RI ke 74. Slamet membawa gaya Soreng khas bertema pertanian. Inspirasi dan nuansa agraris itu merupakan cerminan profesi keseharian warga Desa Bandung Rejo yang mayoritas bekerja sebagai petani lereng gunung. Sejak saat itulah kesenian keprajuritan asal Desa Bandung Rejo, Ngablak, Kabupaten Magelang ini di kemudian hari terkenal dengan sebutan Soreng Istana.
Slamet Santoso selaku (koreografer) Soreng Warga Setuju membawakan gaya Soreng khas pertanian. Inspirasi dan bernuansa agraris tersebut mencerminkan profesi keseharian warga masyarakat Desa Bandungrejo yang mayoritas bekerja sebagai petani di lereng Gunung Andong dan Gunung Merbabu. Sejak itulah kesenian keprajuritan ini yang berasal dari Desa Bandungrejo Kec. Ngablak Magelang ini menjadi populer dengan sebutan nama Soreng Istana Negara.
Tari Soreng sendiri, menceritakan tentang keprajuritan yang dibawahi oleh kekuasaan Adipati Haryo Penangsang, punya watak adigang, adhigung, sopo siro sopo insun. Dan punya sifat irihati dengan kedudukan Hadiwidjojo Karebet Joko Tingkir di Pajang, akhirnya Haryo Penangsang menyusun kekuatan dan mengadakan latihan perang untuk merobohkan tahta kerajaan di Pajang. Tak lama kemudian Pekatik datang minta tolong karena diperung talinyadan dikanthili surat tantangan, setelah dibaca Adipati Haryo penangsang marah tanpa pertimbangan, segeralah mengajak semua prajurit berangkat ke sungai bengawan.
Hasil wawancara dengan Sulistyono yang mana beliau salah satu penari sekaligus pelatih pada tarian Topeng Ireng di Dusun Bandungrejo Kec. Ngablak Kab. Magelang tersebut, Berdasarkan Keterangan Beliau, bahwa tarian topeng ireng ini merupakan kesenian yang diajarkan secara turun menurun dari cucu buyut hingga sekarang. Umumnya Kesenian tari Soreng warga setuju ditampilkan pada saat Acara Hajatan, atau memenuhi panggilan dari masyarakat yang memang ingin menghibur dengan pertunjukan seni.
Karakteristik yang unik dari tarian Soreng ini adalah, mereka mengkolaborasikan tarian yang dibawakan dengan gerak-gerak pencak silat. Kostumnya pun sangat sederhana, mereka menggunakan surjan dan celana panji, sehingga tarian ini memiliki ciri khas yang sangat menarik untuk ditampilkan. Oleh karena, itu tarian ini dijuluki sebagai Kesenian Soreng Warga Setuju.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: