PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MASA PANDEMI

Print Friendly and PDF

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MASA PANDEMI

Oleh : Yusriatun Musta’idah, S,Pd.I

Guru SMK Tamtama Karanganyar Kebumen, Jawa Tengah


Yusriatun Musta’idah, S,Pd.I


       Virus corona (COVID-19) cukup mengkhawatirkan bagi warga dunia, termasuk di Indonesia. Sejak munculnya virus tersebut tidak hanya berdampak pada  manusia, tetapi juga memberikan dampak  terhadap perekonomian dunia, serta  mempengaruhi kehidupan sosial di  berbagai dunia. Segala upaya penanggulangan dilakukan pemerintah  untuk meredam dampak dari pandemi  Covid 19 diberbagai sektor. Pembatasan aktivitas Masyarakat dipilih pemerintah sebagai cara untuk menekan penularan  virus. Dengan diberlakukannya pembatasan aktivitas masyarakat maka dunia Pendidikan di Indonesia dipaksa harus beradaptasi menyesuaikan dengan keadaan tersebut agar pembelajaran tetap berjalan.  Pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka di sekolah tidak dapat  dilakukan untuk menghindari penularan virus di lingkungan sekolah.

       Segala upaya dilakukan untuk mencari alternatif pembelajaran pada masa pandemi  ini. Pemerintah akhirnya menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) sejak diberlakukannya pembatasan  aktivitas masyarakat. Pembelajaran tersebut dilakukan secara daring (Pembelajaran dalam jaringan) melalui berbagai platfrom mulai dari aplikasi zoom, google meet, e-learning, dan media pembelajaran lainnya. Metode tersebut memanfaatkan jaringan online yang sudah pasti terhubung dengan  internet dengan tetap berada di rumah  masing-masing dan mengerjakan seluruh kegiatan pembelajaran melalui online.

       Teknik pembelajaran daring tersebut berlaku untuk seluruh jenjang Pendidikan. Pengajar dituntut untuk kreatif dalam  menyampaikan materi pembelajaran agar peserta didik mudah memahami materi  yang  disampaikan. Namun dalam  prakteknya berbagai kendala muncul, dari  gagap teknologi, kendala jaringan yang belum merata ke seluruh pelosok wilayah Indonesia, biaya kuota yang menambah beban ekonomi keluarga, hingga materi pelajaran yang tidak cukup efektif untuk diajarkan secara daring. Pendidikan Agama  Islam adalah salah satu pelajaran yang  kurang efektif  jika dilakukan secara daring, karena pendidikan agama tidak hanya mengajarkan nilai-nilai agama Islam tetapi juga membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai agama Islam.

       Kebijakan pemerintah yang menetapkan pembelajaran secara daring menimbulkan tantangan tersendiri bagi pendidikan agama Islam. Berbeda dengan mata pelajaran yang lain, pendidikan agama Islam sangat menekankan pada transmisi nilai dan moralitas agama ke dalam perilaku dan tindakan peserta didik. Bukan hanya menyampaikan pengetahuan agama Islam tetapi  juga menumbuhkan perilaku pada peserta didik yang didasari nilai-nilai agama Islam. Yang menjadi masalah adalah  pendidikan agama dan proses  menumbuhkan moralitas pada diri peserta  didik sangat erat kaitannya dengan  peneladanan dan pembiasaan. Peneladanan sangat terhubung dengan pola pikir yang dipraktikkan guru yang kemudian diadopsi  peserta didik. Sedangkan pola pembiasaan berupa penanaman disiplin dalam tindakan yang berulang dan terukur. Keduanya  berupa pendekatan yang menekankan  pada praktik, disiplin dan pembiasaan.

       Menumbuhkan akhlak mulia yang  didasari nilai-nilai ajaran Islam pada peserta didik  adalah tujuan pendidikan agama Islam. Dengan penerapan kebijakan pembelajaran  daring, mengakibatkan transmisi nilai-nilai pendidikan agama Islam lebih banyak berupa ceramah dan himbauan. Dengan pembelajaran yang berjarak tersebut proses  peneladanan dan pembiasaan tidak dapat  dijalankan dengan kontrol mutu dan standar sebagaimana yang dilakukan pada  pembelajaran tatap muka. Tidak  berjalannya penerapan peneladanan dan pembiasaan berakibat langsung pada upaya pembentukan dan pengembangan karakter peserta didik. Sistem pembelajaran yang berjarak tidak dapat menggantikan  sepenuhnya konsep pembelajaran tatap  muka yang menekankan pada praktik dan pembiasaan. Praktik pendidikan agama Islam yang menekankan pada akhlak dapat  terlihat dalam bentuk cium tangan guru tingkah laku dan tutur kata santun yang  tidak dapat dipraktikkan dalam sistem pembelajaran daring. 

       Dalam masa pembelajaran dari rumah, proses peneladanan dan pembiasaan sebenarnya dapat dilakukan, akan tetapi hal tersebut sangat membutuhkan peran  aktif  keluarga. Namun tentu saja hal tersebut  tidaklah mudah, latar belakang keluarga, kesadaran dan kepedulian orang tua, hingga lingkungan sekitar rumah dapat menjadi  kendala. Kesadaran orang tua untuk menjadikan keluarga sebagai lembaga  pendidikan anak yang utama terutama dalam menumbuhkan karakter yang baik  sangat rendah. Sampai saat ini banyak orang tua yang masih berfikir bahwa pendidikan anak dilakukan di sekolah baik untuk akademik maupun perilaku.


DAFTAR PUSTAKA

Gogot Suharwoto, Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19, Tantangan yang Mendewasakan, https://pusdatin.kemdikbud.go.id/pembelajaran-online-di-tengah-pandemi-covid-19-tantangan-yang-mendewasakan/ diakses pada tanggal 28/09/2021

Muhaimin, dkk. Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2001

Mulyana,  Memperkuat  Kompetensi  Guru  Untuk  Pembelajaran  Efektif  (Jakarta: Peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2020. 

Sodikin dan Chairil Maulana L.R.Edukasi Bahaya Virus Corona Dari Berbagai Segi Di Masa New Normal Di Indonesia.Laporan Pengabdian Masyarakat (Jakarta: UMJ, 2020)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top