GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
HAKEKAT PENDIDIKAN
HAKEKAT PENDIDIKAN
Oleh : Yulia Fajar Sawitri
SD Negeri 3 Pijiharjo, Manyaran, Wonogiri
Yulia Fajar Sawitri |
Mendidik dan pendidikan adalah dua hal yang saling berhubungan. Dari segi bahasa, mendidik adalah kata kerja sedangkan pendidikan adalah kata benda. Kalau kita mendidik, kita melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Kegiatan mendidik menunjukan adanya yang mendidik di suatu pihak dan yang di didik di lain pihak dengan kata lain, mendidik adalah suatu kegiatan yang mengandung komunikasi antara dua orang atau lebih. Mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja. Mendidik adalah membantu anak dengan sengaja agar dia menjadi manusia dewasa, susila, bertanggung jawab, dan mandiri. Dewasa maksudnya dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri secara pedagogis, biologis, psikologis, dan sosiologis. Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat dia hidup, proses sosial yaitu orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal.
Menurut UU Sistem Pendidikan nasional No.20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Maka yang disebut pendidikan adalah suatu proses interaksi yang ditandai oleh keseimbangan antara pendidik dengan peserta didik yang didalamnya terdapat sebuah tujuan yang hendak dicapai yaitu dapat berupa tingkat kedewasaan, mengembangkan kepercayaan diri, mengembangkan rasa ingin tahu serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang nantinya dapat menjadi sebuah pegangan dari seorang peserta didik untuk menjalankan kehidupannya dimasa yang akan datang.
Hakekat pendidikan tidak akan terlepas dari hakekat manusia sebab urusan utama pendidikan adalah manusia. Pada dasarnya pancasila sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia memberikan pedoman bahwa kebahagiaan manusia akan tercapai apabila kehidupan manusia itu didasarkan atas keselarasan dan keseimbangan, baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, dalam hubungan manusia dengan masyarakat, dalam hubungan manusia dengan alam, dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah maupun kebahagiaan rokhaniah. Kekuatan manusia pada hakekatnya tidak hanya terletak pada kemampuan fisiknya ataupun kemampuan jiwanya semata-mata, melainkan terletak pada kemampuannya untuk bekerjasama dengan manusia lainnya. Dengan manusia lainnya dalam masyarakat itulah manusia dapat menciptakan kebudayaan, yang pada akhirnya dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain yang mengantarkan umat manusia pada tingkat, mutu, harkat dan martabatnya sebagaimana manusia yang hidup pada zaman sekarang dan zaman yang akan datang. Wawasan yang dianut oleh pendidik dalam hal ini guru, tentang manusia akan mempengaruhi strategi atau metode yang digunakan dalam melaksanakan tugasnya. Karena pada dasarnya pendidikan harus dilihat sebagai proses dan sekaligus sebagai tujuan. Asumsi dasar pendidikan tersebut memandang pendidikan sebagai kegiatan kehidupan dalam masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia seutuhnya yang berlangsung sepanjang hayat.
Tantangan utama di dalam pendidikan adalah menentukan cara-cara yang tepat di dalam menterjemahkan tujuan umum yang dimaksud ke dalam perbuatan pendidikan. Disamping seorang guru dituntut memiliki sifat yang baik, guru juga dituntut pula memiliki sikap-sikap yang baik adalah bersikap sopan santun, bersikap tangkas dan antusias, bersikap optimistis, mempunyai pandangan ke depan dan luas, mempunyai perhatian penuh kepada siswa, mempunyai perhatian penuh terhadap kegiatan-kegiatan kelas, bertabiat jujur dan sabar, berlaku ramah kepada siswa, selalu rapi dalam berpakaian, bersikap disiplin, suka membantu persoalan-persoalan siswa, serta dapat bekerja cermat dan teliti. Kata etos bersumber pada pengertian yang sama dengan etika, yaitu sumber-sumber nilai yang dijadikan rujukan dalam pemilihan dan keputusan perilaku.
Etos kerja lebih kepada kualitas kepribadian pekerja yang tercermin melalui unjuk kerja secara utuh dalam berbagai dimensi kehidupannya. Kualitas unjuk kerja dan hasil kerja banyak ditentukan oleh kualitas etos kerja. Sebagai suatu kondisi internal, etos kerja mengandung beberapa unsur antara lain: disiplin kerja, sikap terhadap pekerjaan, dan kebiasaan-kebiasaan bekerja. Dalam usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal maka perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini berkaitan dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu usaha pencapaian sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan belajar itu sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu. Jadi untuk mencapai tujuan belajar tertentu tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula. Tujuan belajar untuk pengembangan nilai afeksi memerlukan penciptaan sistem lingkungan yang berbeda dengan sistem yang dibutuhkan untuk tujuan belajar gerak dan begitu pula sebaliknya.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: