Kemunduran Bahasa Indonesia di Ruang Publik

Print Friendly and PDF

Dosen prodi PBSI Univet, Dewi Kusumaningsih, S.S, M.Hum saat menyampaikan materi seminar akademik. 

Kemunduran Bahasa Indonesia di Ruang Publik

Sukoharjo-majalahlarise.com-Penggunaan Bahasa Indonesia di ruang publik sebagai wahana informasi bisnis terlihat tidak mempunyai daya saing dibandingkan bahasa Asing. Bahasa asing terlihat masih mendominasi ruang publik di berbagai wilayah. Fenomena itu menunjukkan superioritas bahasa asing dan berbagai kemunduran bahasa Indonesia di ruang publik yang teramati.

Hal itu terungkap dalam Seminar Akademik Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Univet Bantara Sukoharjo yang disampaikan Dosen PBSI, Dewi Kusumaningsih, S.S, M.Hum dihadapan peserta seminar dari mahasiswa PBSI. Rabu (27/2/2019) bertempat di lantai 3 Gedung H kampus setempat.

“Dalam penelitian yang saya lakukan berjudul Kemunduran Bahasa Indonesia Dalam Perpektif Bisnis Di Ruang Publik menggunakan data penelitian berupa  satuan lingual yang berupa kata, frasa, maupun kalimat yang dipakai dalam penamaan badan usaha, kawasan, dan gedung perniagaan di sepanjang Jalan Slamet Riyadi Surakarta. Metode pengambilan data dengan teknik dokumentasi fotografi, catat, dan wawancara,” terangnya.

Hasil penelitian terjadi kemunduran kualitas berbahasa Indonesia di ruang publik yang ditunjukkan 80% sumber data ditulis dalam bahasa Inggris. Sisanya ditulis dalam bahasa  Indonesia, bahasa Jawa, campuran bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia, serta huruf Jawa.

Pihaknya berharap, melalui hasil penelitian dan seminar akademik yang mengangkat tema Bahasa Indonesia dalam Perspektif Multikultural ini mahasiswa memiliki sifat bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai aset negara yang hebat dibandingkan dengan negara lain sudah harus selalu ditanamkan kepada masyarakat Indonesia.

Menerapkan aturan berbahasa Indonesia yang sudah ditetapkan pemerintah melalui berbagai produk aturan berbahasa dari Badan Bahasa harus ditingkatkan.

“Bahasa Indonesia sudah mampu memvasilitasi berbagai kebutuhan komunikasi masyarakat Indonesia, oleh karena itu utamakan bahasa Indonesia, kuasai bahasa asing, dan lestarikan bahasa daerah,” harapnya.

Sementara itu, dalam pembukaan seminar, Wakil Dekan 3 FKIP, Agus Sudargono, mengajak mahasiswa terus meningkatkan dan mengasah softskill dalam penulisan karya ilmiah untuk memperbanyak kualitas dan kuantitas PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top