Umbul Nogo Karanglor: Pesona Air Alami, Legenda, dan Kehangatan Desa di Ujung Manyaran

Print Friendly and PDF

Gapura pintu masuk ke Obyek Wisata Umbul Nogo Manyaran.


Umbul Nogo Karanglor: Pesona Air Alami, Legenda, dan Kehangatan Desa di Ujung Manyaran

Wonogiri — majalahlarise.com - Di antara hamparan sawah dan rindangnya pepohonan Desa Karanglor, Kecamatan Manyaran, tersimpan sebuah oase kecil yang menyejukkan: Umbul Nogo. Tempat ini bukan sekadar wisata air biasa, melainkan sumber kehidupan bagi warga dan ruang rekreasi yang menyatu dengan alam pedesaan Wonogiri.

Berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Wonogiri, perjalanan menuju Umbul Nogo memakan waktu sekitar 35–40 menit. Rute menuju lokasi didominasi jalan pedesaan yang berkelok dengan pemandangan hijau di kanan-kiri, memberikan kesan menenangkan bahkan sebelum tiba di lokasi.

Saryanto, salah satu pengelola Umbul Nogo, menjelaskan bahwa kawasan wisata ini terbagi menjadi dua bagian utama: zona bawah dan zona atas.

“Di bagian bawah ada kolam ikan, terapi ikan, dan kolam renang untuk anak-anak. Sedangkan di bagian atas terdapat sumber mata air utama, taman, wahana bermain anak, dan kebun durian,” ujarnya.

Harga tiket masuknya pun sangat ramah di kantong hanya Rp 5.000 per orang. Tak heran jika setiap akhir pekan dan hari libur, Umbul Nogo selalu ramai dikunjungi keluarga dari berbagai daerah sekitar Manyaran dan Eromoko.

Kolam renang di lokasi wisata Umbul Nogo.


Daya pikat utama Umbul Nogo terletak pada kejernihan sumber mata airnya. Airnya begitu bening hingga dasar kolam tampak jelas. Di sinilah para pengunjung bisa menikmati kesegaran air alami, atau sekadar merendam kaki sambil memberi makan ikan di kolam berukuran kecil hingga besar.

Tersedia pula terapi ikan alami yang memberikan sensasi rileks, terutama bagi pengunjung dewasa, serta kolam renang anak-anak yang aman dan bersih. Lingkungan sekitar yang sejuk karena rimbunnya pepohonan dan panorama sawah yang menenangkan membuat siapa pun betah berlama-lama.

Menariknya, di balik keindahan Umbul Nogo, tersimpan cerita legenda turun-temurun. Konon, tempat ini menjadi saksi pertempuran antara seekor gajah kerajaan dan naga milik Putri Kencono. Pertempuran itu dipercaya menjadikan mata air ini sakral, sehingga masyarakat sekitar menghormatinya dengan penuh kearifan lokal.

Lebih dari sekadar tempat wisata, Umbul Nogo memiliki fungsi sosial dan ekonomi yang kuat bagi warga Desa Karanglor. Sumber airnya digunakan untuk irigasi sawah dan kebutuhan rumah tangga lebih dari 1.000 kepala keluarga.

Dikelola oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), pendapatan dari wisata ini kembali untuk kemaslahatan warga membuka lapangan kerja, menggerakkan pedagang kecil, dan menghidupkan perekonomian lokal. Sekolah-sekolah juga sering mengadakan kunjungan edukatif ke sini, menjadikan Umbul Nogo sebagai tempat belajar yang menyenangkan bagi anak-anak.

Bagi yang ingin berkunjung, datanglah di pagi hari untuk menikmati suasana tenang dan udara segar. Jangan lupa membawa pakaian ganti serta perlengkapan anak-anak. Siapkan pula uang kecil untuk tiket dan parkir, yang biasanya berkisar antara Rp 2.000 hingga Rp 4.000.

Umbul Nogo menghadirkan harmoni antara keindahan alam, nilai sejarah, dan fungsi sosial. Ia bukan sekadar destinasi wisata, melainkan cermin kehidupan masyarakat desa yang menjaga dan memanfaatkan alam dengan bijak.

Dengan harga terjangkau, suasana alami, serta sentuhan budaya lokal yang kental, Umbul Nogo layak disebut sebagai permata tersembunyi Manyaran tempat di mana air menghidupi, legenda menginspirasi, dan alam mengajarkan kesederhanaan yang menenangkan. (Kevin)

Editor: Sofyan


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top