Revitalisasi Batik Kekinian, ISI Solo Dorong Inovasi Motif dan Produk Fesyen Batik Wulannik

Print Friendly and PDF



Revitalisasi Batik Kekinian, ISI Solo Dorong Inovasi Motif dan Produk Fesyen Batik Wulannik

Solo — majalahlarise.com - Upaya melestarikan budaya batik mendapatkan warna baru melalui Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) 2025. Program yang dijalankan tim Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Solo) itu menggandeng UMKM Batik Wulannik Solo untuk menghadirkan batik bercorak modern dengan motif sederhana dan produk fesyen kekinian seperti jaket dan vest.

Program PISN yang diinisiasi Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat serta Ditjen Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi ini diketuai oleh Danang Priyanto, S.Tr.Sn., M.Sn. Ia bekerja bersama para dosen Dr. Dhian Lestari Hastuti, S.Sn., M.Sn.; Dr. Taufik Murtono, S.Sn., M.Sn.; dan Pratita Rara Raina, S.H., M.B.A. serta tim mahasiswa yang terlibat sejak tahap observasi hingga pelaksanaan.

Berlangsung sejak Oktober hingga Desember 2025, program ini mencakup sosialisasi, pendampingan desain motif batik digital, inovasi fesyen, produksi, pemotretan, pembuatan video, hingga pameran dan promosi. Seluruh tahap dirancang agar Batik Wulannik mampu beradaptasi dengan kebutuhan industri batik yang semakin variatif sekaligus memperkuat daya saing produk lokal.

Fokus program terletak pada pengembangan motif batik kontemporer yang sederhana dan lebih dekat dengan selera generasi muda. Selain itu, tim ISI Solo membantu Wulannik melakukan diversifikasi produk melalui pengembangan jaket dan vest batik bernuansa modern. Langkah ini dinilai membuka peluang pasar baru tanpa meninggalkan identitas batik Solo yang kuat.

Dalam pelaksanaannya, tim memberikan pendampingan intensif mulai dari desain, pengembangan produk, pemasaran digital, strategi branding, hingga produksi konten foto dan video. Peningkatan kualitas visual, pemilihan warna, dan konsistensi motif juga menjadi perhatian agar produk Batik Wulannik mampu bersaing di pasar yang kompetitif.

“Kegiatan ini bukan sekadar membuat motif baru, tapi membangun keberlanjutan inovasi. Kami ingin Wulannik tidak hanya mengikuti tren, tetapi mampu memimpin dengan identitas yang kuat,” ujar Danang Priyanto.

Melalui program ini, Batik Wulannik diharapkan mampu memperkuat branding, meningkatkan kapasitas produksi, dan memperluas pasar baik lokal maupun nasional. Bagi ISI Solo, program ini menjadi wujud nyata komitmen dalam memberdayakan UMKM berbasis budaya melalui transfer teknologi desain dan penguatan ekosistem industri kreatif. (Manaf)


Baca juga: Sarung Batik bagi ASN Pemprov Jateng, Gus Yasin: Angkat Ekonomi dan Lestarikan Warisan Budaya 


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top