GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
Menyiapkan Generasi Pendidik dan Generasi Indonesia Abad XXI Yang Berkarakter, Tangguh, Unggul, Kreatif, Kritis, Inovatif, Adaptif, Produktif, Kolaboratif, Komunikatif, dan Inspiratif
Menyiapkan Generasi Pendidik dan Generasi Indonesia Abad XXI Yang Berkarakter, Tangguh, Unggul, Kreatif, Kritis, Inovatif, Adaptif, Produktif, Kolaboratif, Komunikatif, dan Inspiratif
Oleh: Prof. Dr. Muhammad Rohmadi,S.S. M.Hum.
Dosen PBSI FKIP UNS, Penggiat Literasi Arfuzh Ratulisa, & DIKLISA
Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube/Tiktok: M. Rohmadi Ratulisa
![]() |
| Prof. Dr. Muhammad Rohmadi,S.S. M.Hum. |
"Kawan, kala senja menuju ke peraduannya, banyak cerita literasi yang indah dan memesona dalam balutan selimut sutera bulan purnama yang menyinari dunia sepanjang masa"
Generasi abad XXI yang saat ini tumbuh berkembang dengan segala dunia dan kebahagiaan digitalnya tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan waktu kelahiran generasi abad XXI memang saat tumbuh berkembangnya tepat era digital dan internet. Siapakah generasi abad XXI ini? Generasi abad XXI merujuk pada kelompok anak-anak generasi Z pada umumnya dilahirkan antara 1997-2020 dan generasi Alfa pada umumnya dilahirkan antara 2010-2025 yakni saat era digital dan internet membumi. Sementara penulis merupakan generasi kolonial yang dilahirkan sebelum era digital tetapi terus belajar dan membelajarkan diri serta adaptif dengan perubahan era digital. Namun demikian, kesempatan untuk menikmati era digital dan beradaptasi dengan dunia generasi Z dan Alfa menjadi keniscayaan yang harus diikuti dan dinikmati dengan segala perubahannya.
Generasi Indonesia abad xxi memiliki kecakapan dan kepiawean dalam bidang teknologi yang luara biasa karena mereka memang dilahirkan era digital. Kepiawean ini menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki apabila dimanfaatkan secara benar, terarah dan teredukasi dengan baik oleh pendamping dan instruktur yang tepat. Misalnya untuk media berwirausaha berbasis digital. Berbeda halnya saat generasi Indonesia abad XXI tidak terarah saat belajar teknologi akhirnya dapat terjebak pada penggunaan teknologi yang kurang bermanfaat dan disalahgunakan, seperti penggunaan game yang berlebihan, judi online, dan pemanfaatan teknologi yang disalahgunakan untuk penipuan dan sejenisnya. Oleh karena itu, peran penting orang tua, guru, dosen, penggiat literasi ratulisa (rajin menulis dan membaca) berbasis digital sangat diperlukan untuk dapat menyiapkan dan membangun generasi pendidik dan generasi Indonesia abad xxi berbasis digital yang (1) berkarakter, (2) tangguh, (3) unggul, (4) kreatif, (5) kritis, (6) inovatif, (7) adaptif, (8) produktif, (9) kolaboratif, (10) komunikatif, dan (11) inspiratif. Kekuatan dan bekal mendasar yang harus diberikan kepada generasi Indonesia abad XXI akan menjadi daya dukung dan kekutan yang kolaboratif yang sangat lengkap untuk menguasai dunia dengan kompetensi hardskill dan softskill yang berimbang.
Cerita-cerita baik untuk menyiapkan dan membangun generasi pendidik dan generasi Indonesia abad XXI yang telah dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah yang tersebar pada 38 provinsi di NKRI telah dilaksankan dan disampaikan kepada multigenerasi NKRI. Namun demikian, apakah hasilnya sudah menyasar ke seluruh multigenerasi NKRI dari Sabang sampai dengan Merauke. Hal ini sangat disadari dan dapat diceritakan bahwa belum semuanya menikmati pendidikan yang merata dengan segala karakteristik individu dan geografis yang beraneka ragam di seluruh wilayah NKRI. Kemudian bagaimana langkah strategis yang harus dilakukan saat ini untuk dapat menyiapkan dan membangun generasi pendidik dan generasi Indonesia abad XXI seperti yang diharapkan. Langkah strategisnya tentu harus melakukan gerakan reformasi pendidikan abad XXI dengan menyiapkan dan membangun kembali generasi pendidik abad XXI yang memiliki 11 ketrampilan abad XXI berikut: (1) berkarakter, (2) tangguh, (3) unggul, (4) kreatif, (5) kritis, (6) inovatif, (7) adaptif, (8) produktif, (9) kolaboratif, (10) komunikatif, dan (11) inspiratif.
Indonesia memiliki guru dan dosen abad XXI yang berkarakter, tangguh, unggul, kreatif, kritis, inovatif, adaptif, produktif, kolaboratif, komunikatif, dan inspiratif tersebar di seluruh wilayah NKRI. Pertanyaannya, bagaimanakah peran guru dan dosen abad XXI yang dimiliki oleh Indonesia tersebut? Apakah sudah memposisikan dirinya untuk ikut berpartisipasi menyiapkan dan membangun generasi pendidik dan generasi Indonesia abad xxi dengan efektif. Sikap peduli dan ikut berpartisipasi ini belum dimiliki oleh seluruh guru dan dosen abad xxi yang katanya memiliki bekal hidup untuk menghadapi dan menemukan solusi yang dihadapi dalam keanekaragaman permasalahan pendidikan dengan multikonteks kehidupan dala perspektif pragmatik dan psikopragmatik. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan strategis agar dapat merealisasikan upaya untuk menyiapkan generasi pendidik dan generasi Indonesia abad XXI yang berkarakter, tangguh, unggul, kreatif, kritis, inovatif, adaptif, produktif, kolaboratif, komunikatif, dan inspiratif tersebut.
Pemberdayaan Pusat Pendidikan Formal dan Nonformal Secara Efektif
Pemberdayan ruang pendidikan formal dan nonformal yang dimiliki oleh Indonesia yang tersebar di 38 provinsi tentu akan sangat efektif apabila dilakukan secara terus menerus, bertahap, dan berkelanjutan. Pendidikan jenjang TK, SD, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, dan perguruan tinggi jelas-jelas memiliki sumber daya manusia yang berperan sebagai peserta didik dan guru di sekolah tersebut serta mahasiswa dan dosen pada kampus tersebut. Bagaimana pemberdayaan yang harus dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah? Langkah nyata untuk dapat menyiapkan generasi pendidik dan generasi Indonesia abad xxi yang berkarakter, tangguh, unggul, kreatif, kritis, inovatif, adaptif, produktif, kolaboratif, komunikatif, dan inspiratif harus dilakukan pembekalan dan pendidikan bertahap secara langsung dan berkelanjutan. Pendidikan dan pembekalan softskill tingkat dasar, menengah, lanjut, dan paripurna. Hal ini sebagai ruang nyata untuk dapat menyiapkan generasi pendidik dan generasi abad xxi secara nyata dan berkelanjutan.
Keyakinan untuk dapat menyiapkan generasi pendidik dan generasi Indonesia abad XXI yang berkarakter, tangguh, unggul, kreatif, kritis, inovatif, adaptif, produktif, kolaboratif, komunikatif, dan inspiratif memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak ahli, guru, dosen menyampaikan pendapatnya bahwa itu semua sudah pernah dilakukan. Akan tetapi generasi pendidik dan generasi Indonesia abad XXI yang dihasilkan ya masih seperti sekarang ini. Merujuk pada pernyataan tersebut maka harus dilakukan 5M, yaitu: (1) mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan pendidik dan generasi Indonesia abad XXI saat ini, (2) merencanakan kegiatan yang dibutuhkan sesuai dengan zamannya, (3) melaksanakan kegiatan berbasis kebutuhan pada zaman pendidik dan generasi Indonesia abad XXI, (4) mengevaluasi semua kegiatan yang dibekalkan kepada pendidik dan generasi Indonesia abad XXI, (5) menindaklanjuti hasil evaluasi tersebut secara nyata, efektif, dan berkelanjutan. Apabila bekal 5M tersebut benar-benar dijalankan sesuai dengan target dan tujuan semula yang hendak diwujudkan diyakini akan menghasilkan generasi pendidik dan generasi Indonesia abad XXI yang berkarakter, tangguh, unggul, kreatif, kritis, inovatif, adaptif, produktif, kolaboratif, komunikatif, dan inspiratif.
Generasi Pendidik dan Generasi Indoensia Abad XXI yang Dirindukan
Berdasarkan data pada kementrian saat ini Indonesia memiliki jumlah guru pada tahun ajaran 2024/2025 sekitar 4,21 juta guru dan jumlah dosen 303.067. Pertanyaannya, apakah semua guru dan dosen di Indonesia sudah menjadi guru dan dosen abad XXI yang dirindukan oleh peserta didik dan mahasiswa yang diajar? Kemudian apakah guru dan dosen abad xxi yang dimiliki Indonesia saat ini sudah memiliki 11 keterampilan unggulan yang menjadi dasar kerinduan dan inspirasi bagi peserta didik dan mahasiswanya. Sebelas keterampilan yang diharapkan oleh peserta didik dan mahasiswa inilah yang harus dimiliki oleh generasi pendidik Indonesia abad xxi saat ini. Sebelas keterampilan tersebut antara lain: (1) berkarakter, (2) tangguh, (3) unggul, (4) kreatif, (5) kritis, (6) inovatif, (7) adaptif, (8) produktif, (9) kolaboratif, (10) komunikatif, dan (11) inspiratif. Secara konseptual 11 keterampilan ini mudah diucapkan dan disampaikan tetapi untuk dapat merealisasikannya diperlukan waktu dan modal yang harus disiapkan dengan sungguh-sungguh oleh pemerintah pusat dan daerah.
Berdasarkan data BPS tahun ajaran 2024/2025 Indonesia memiliki peserta didik 52.913.427 siswa dan mahasiswa di Indonesia pada tahun 2024/2025 berjumlah 8.467.714 mahasiswa. Dengan jumlah peserta didik dan mahasiswa di atas ada harapan cerah dan kerinduan yang sangat dinantikan bagi orang tua, masyarakat, dan pemimpin Indonesia untuk dapat menyiapkan generasi Indonesia abad XXI yang memiliki 11 keterampilan. Hal ini tentu harus dilaksanakan secara simultan, efektif, bertahap, dan berkelanjutan. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan kecepatan waktu dan konteks perubahan teknologi yang terus berkembang menjadi satu kondisi yang harus menjadi pertimbangan bagaimana untuk dapat menyiapkan generasi Indoensia abad XXI yang juga memiliki 11 keterampilan berikut: (1) berkarakter, (2) tangguh, (3) unggul, (4) kreatif, (5) kritis, (6) inovatif, (7) adaptif, (8) produktif, (9) kolaboratif, (10) komunikatif, dan (11) inspiratif.
Kolaborasi dan tindak lanjut untuk dapat merealisasikan kehadiran generasi pendidik Indonesia dan generasi Indonesia abad xxi yang dirindukan oleh seluruh masyarakat NKRI saat ini menjadi pekerjaan rumah bersama antara pemerintah pusat, daerah, dan seluruh masyarakat NKRI. Langkah nyata kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah harus dilakukan dengan melaksanakan 5B: (1) bersilaturahmi secara resiprokal antarguru, antarpeserta didik, antarmahasiswa, dan antarmasayarakat secara berkelanjutan; (2) berkomunikasi secara nyata, terarah, dan efektif untuk menemukan solusi yang terbaik antarpemerintah pusat dan daerah dengan pendidik dan peserta didik, dan masyarakat secara terus-menerus; (3) berkolaborasi secara nyata antara pemerintah, pendidik, generasi Indonesia abad XXI dengan masyarakat dan dunia usaha serta industri yang ada di wilayah terdekat dan juga terhubung kerja sama dengan dunia usaha dan industri di seluruh wilayah NKRI; (4) beraksi secara nyata bukan sekadar selebrasi atau pencitraan yang selesai sesuai dengan masa pemerintahan atau janji kampanye politik tetapi harus nyata dan berkelanjutan dengan renstrategis yang terukur dan tercapai; dan (5) berliterasi dengan ratulisa (rajin menulis dan membaca) dan melibatkan aneka komunitas seperti Komunitas DIKLISA (Dialog Pendidikan, Literasi, Bahasa, dan Sastra), komunitas literasi, pendidikan, sosial, seni, budaya, hukum, politik, agama, budaya, dan lain sebagainya.
Bekal nyata 11 keterampilan: (1) berkarakter, (2) tangguh, (3) unggul, (4) kreatif, (5) kritis, (6) inovatif, (7) adaptif, (8) produktif, (9) kolaboratif, (10) komunikatif, dan (11) inspiratif yang harus dikuasai oleh generasi pendidik dan generasi Indonesia abad XXI tersebut harus dapat direalisasikan bertahap dan berkelanjutan. Keterampilan (1) berkarakter, (2) tangguh, (3) unggul harus dilatih dan dijadikan kekuatan dan pondasi dasar bagi generasi pendidik dan generasi Indonesia abad XXI karena sebagai wujud integritas dan komitmen. Keterampilan (4) kreatif, (5) kritis, (6) inovatif, (7) adaptif, (8) produktif menjadi pilar proses dan penyangga softskill sebagai pembeda yang harus dimiliki oleh generasi pendidik dan generasi Indonesia abad XXI. Sementara itu, keterampilan (9) kolaboratif, (10) komunikatif, dan (11) inspiratif menjadi ketrampilan untuk dapat menghasilkan personal branding bagi diri dan lembaga tempatnya bernaung sekarang, nanti, dan ke depannya. Dengan demikian, menyiapkan generasi pendidik dan generasi abad XXI yang memiliki 11 ketrampilan tersebut harus menjadi visi bersama yang visioner bagi pemerintah, orang tua, masyarakat, pendidik, dan generasi Indonesia abad XXI yang kolaboratif untuk mewujudkannya secara bertahap dan berkelanjutan.
Akhirnya diperlukan komitmen dan supertim yang kolaboratif untuk dapat menyiapkan dan membangun sumber daya manusia sebagai generasi pendidik dan generasi Indonesia abad XXI yang memiliki 11 ketrampilan dasar, menengah, lanjut, dan paripurna pada abad digital saat ini. Perkembangan zaman dan teknologi abad XXI tidak mungkin dihentikan oleh siapa pun. Oleh karena itu, pesan bijak untuk generasi pendidik dan generasi abad XXI, jangan pernah teknologi dijadikan sebagai lawan yang harus dihancurkan tetapi jadikanlah sahabat dan teman sejati yang saling asih, asah, dan asuh untuk dapat dijadikan media dan percepatan untuk mewujudkan visi dan tujuan diri sesuai dengan mimpi dan imajinasi yang dirindukan oleh umat sepanjang hayat.
Marilah guru, dosen, dan seluruh masyarakat NKRI yang hidup berdampingan dan membersamai generasi pendidik dan generasi Indonesia abad XXI untuk tidak lelah mencintai NKRI sebagai ruang dan rumah untuk kita menyiapkan dan merajut mimpi-mimpi besar untuk anak cucu Indonesia di masa yang akan datang. Teruslah berliterasi dengan ratulisa dan berdialog bersama komunitas DIKLISA agar kita semua selalu dapat menjadi generasi pendidik dan generasi Indonesia abad XXI yang memiliki 11 keterampilan abad XXI, yakni: (1) berkarakter, (2) tangguh, (3) unggul, (4) kreatif, (5) kritis, (6) inovatif, (7) adaptif, (8) produktif, (9) kolaboratif, (10) komunikatif, dan (11) inspiratif sepanjang masa. Yakinlah dengan bersilaturahmi, berliterasi dengan Ratulisa, dan berbagi akan menjadi kebahagiaan dan kemaslahatan untuk umat sepanjang hayat sebagai ilmu yang bermanfaat dan amal jariyah sepanjang masa.
“Bergerak dan menggerakkan sayap-sayap kesemestaan dini hari menjadi kekuatan semesta untuk dapat memotivasi dan menginspirasi multigenerasi NKRI yang terus silih berganti dengan segala tantangan teknologi kekinian”
Istana Arfuzh Ratulisa dan Diklisa Yogyakarta, 10 Oktober 2025
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
TRADISI KROBONGAN Oleh: Aris Prihatin SMPN 1 Manyaran, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Aris Prihatin Masyarakat J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
GENERASI KEDUA (LULUSAN) MASA CORONA Oleh: M. Nur Salim, SH. M.Pd Guru PPKn dan Kepala Sekolah SMK Kesehatan Cipta Bhakti Husada Yogyakarta ...
-
Menikmati makan gendar pecel di Gazebo. Watu Plenuk Mutiara Wisata Perbatasan Weru–Ngawen yang Menyuguhkan Alam, Kuliner, dan Kedamaian Gunu...

Tidak ada komentar: