Dosen Desain Interior ISI Surakarta Rancang Perpustakaan Khusus untuk Siswa Tunarungu

Print Friendly and PDF

Ketua tim peneliti, Eko Sri Haryanto, S.Sn., M.Sn., menyerahkan “Redesain Interior Perpustakaan Anak Berkebutuhan Khusus melalui Pendekatan Ergokultural" untuk siswa tunarungu di SLB-B YRTRW Surakarta.


Dosen Desain Interior ISI Surakarta Rancang Perpustakaan Khusus untuk Siswa Tunarungu

Surakarta – majalahlarise.com – Sebagai kampus seni yang terus mendorong inovasi di bidang desain dan pengabdian masyarakat, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta kembali menunjukkan kiprahnya melalui kegiatan penelitian terapan yang berdampak langsung bagi masyarakat. Kali ini, Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta, merancang ulang interior perpustakaan khusus untuk siswa tunarungu di SLB-B YRTRW Surakarta.

Kegiatan yang berlangsung selama enam bulan, dari Mei hingga Oktober 2025 ini, mengusung judul “Redesain Interior Perpustakaan Anak Berkebutuhan Khusus melalui Pendekatan Ergokultural.” Penelitian ini melibatkan dua dosen dan empat mahasiswa Desain Interior ISI Surakarta yang bersinergi menghadirkan desain perpustakaan inklusif dan fungsional.

Ketua tim peneliti, Eko Sri Haryanto, S.Sn., M.Sn., menjelaskan redesain ini berfokus pada penciptaan ruang belajar yang ramah dan komunikatif bagi siswa tunarungu.

“Kami ingin menghadirkan suasana perpustakaan yang tidak hanya nyaman secara fisik, tetapi juga komunikatif dan mendukung cara belajar siswa tunarungu,” ungkapnya.


Penelitian ini menggunakan pendekatan ergokultural, yaitu perpaduan antara prinsip ergonomi dan nilai budaya lokal. Menurut anggota tim, Dr. Agung Purnomo, M.Sn., konsep tersebut dirancang agar ruang dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan pengguna tanpa meninggalkan sentuhan budaya.

“Desain ergokultural membantu menciptakan ruang yang selaras dengan tubuh dan kebiasaan pengguna, sekaligus memberi sentuhan budaya yang akrab,” jelasnya.

Dari hasil penelitian, tim menghasilkan dua alternatif konsep desain. Konsep pertama mengusung tema hijau dengan tata ruang lesehan yang menciptakan suasana hangat dan santai. Sementara konsep kedua menggunakan nuansa krem cerah dengan area duduk berkursi, menampilkan kesan modern dan ringan.


Guru SLB-B YRTRW, Hudzaifah, mengapresiasi rancangan tersebut karena memberi inspirasi bagi pengembangan ruang baca sekolah.

“Desain baru ini bisa jadi rekomendasi ketika sekolah ingin melakukan renovasi agar perpustakaan lebih menarik bagi siswa,” ujarnya.

Sementara pengelola perpustakaan, Sri Kristiawati, menyampaikan desain yang ditawarkan mampu menghidupkan suasana ruang baca.

“Kami berharap perpustakaan lebih ramai dan buku-buku lebih sering dibaca oleh siswa dan guru,” katanya.

Kegiatan penelitian ini menjadi wujud nyata penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Selain itu, program ini turut mendukung Asta Cita-4 (pembangunan SDM inklusif) dan SDGs-10 (mengurangi ketimpangan). (Sofyan)


Baca juga: Gubernur Ahmad Luthfi Dorong UMKM Batik Sragen Jadi Motor Ekonomi Berbasis Budaya



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top