GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
CurDeFo Modelling School Tampilkan Batik Wonogiren, Tanamkan Cinta Budaya Sejak Dini
![]() |
| CurDeFo Modelling School saat foto bersama usai tampilkan Batik Wonogiren. |
.
CurDeFo Modelling School Tampilkan Batik Wonogiren, Tanamkan Cinta Budaya Sejak Dini
WONOGIRI – majalahlarise.com - Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, CurDeFo (Curahan Dewi Fortuna) berkolaborasi dengan Rumah BUMN Wonogiri dan Kadin KUKM Wonogiri sukses menyelenggarakan Fashion Show Batik Wonogiren by CurDeFo di Stadion Pringgodani, Sabtu (11/10/2025).
Kegiatan yang berlangsung pukul 18.00 hingga 19.00 WIB ini menampilkan puluhan model muda dari CurDeFo Modelling School dengan busana batik khas Wonogiri yang memadukan unsur tradisional dan modern.
Acara berlangsung meriah dengan kehadiran berbagai pihak, mulai dari pengrajin batik, pelaku UMKM, komunitas kreatif, hingga masyarakat umum yang antusias menyaksikan parade busana karya anak daerah.
Direktur CurDeFo, Dwi Purwaningsih, BA, S.Pd.AUD, M.Pd, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Kadin KUKM dan Rumah BUMN Wonogiri atas dukungan dan kesempatan yang diberikan kepada tim CurDeFo untuk menampilkan siswa-siswinya dalam ajang unjuk bakat dan kreativitas ini.
“Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Kadin KUKM, Ibu Dra. Wahyu, serta Rumah BUMN Wonogiri yang telah memberikan tempat dan dukungan kepada CurDeFo. Melalui kesempatan ini, siswa kami dapat menunjukkan bakat, kreativitas, dan keterampilan di bidang modeling,” ujar Dwi Purwaningsih saat ditemui usai acara.
Ia menjelaskan kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah untuk memperkenalkan karya busana, tetapi juga menanamkan kecintaan terhadap batik sejak dini.
“Yang paling utama, kami cinta batik. Melalui program pelatihan CurDeFo Modelling School, kami ingin menyalurkan ide-ide kreatif siswa sekaligus berkolaborasi dengan para pengrajin batik. Karena batik itu akan terlihat indah bila dikenakan, bukan hanya disimpan di lemari. Bila ditampilkan oleh seorang pragawati, batik akan jauh lebih menarik dan memunculkan rasa bangga saat mengenakannya,” ungkapnya.
Menurut wanita yang akrab disapa Bunda Dwi, fashion show batik merupakan salah satu cara efektif untuk memperkenalkan dan melestarikan warisan budaya Indonesia. Melalui kegiatan seperti ini, generasi muda tidak hanya belajar tampil percaya diri di atas panggung, tetapi juga memahami nilai estetika dan filosofi di balik setiap motif batik Wonogiri.
“Kita harus sering melakukan branding dan memperkenalkan batik lewat kegiatan fashion show. Ini adalah cara kreatif untuk melestarikan budaya sekaligus menanamkan rasa bangga terhadap karya daerah sendiri. Harapan kami, generasi muda bisa lebih mengenal dan menghargai hasil karya para pengrajin Wonogiri,” jelasnya.
Kegiatan ini, lanjut Dwi, menjadi momentum penting bagi masyarakat Wonogiri untuk semakin mencintai produk lokal. Ia berharap masyarakat tidak hanya mengagumi keindahan batik di panggung, tetapi juga menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
“Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat jadi lebih kenal dan tertarik memakai batik. Setelah diperagakan oleh para pragawati CurDeFo, batik terlihat lebih hidup dan menarik. Kami berharap dari ajang ini muncul ide-ide baru untuk membuat seragam arisan RT, seragam kerja, hingga busana acara resmi dengan menggunakan batik Wonogiri,” tuturnya.
Selain aspek budaya, Bunda Dwi juga menyoroti potensi ekonomi dari industri batik Wonogiri. Ia menilai kualitas batik lokal sangat bagus dan memiliki peluang besar untuk menembus pasar nasional, bahkan internasional. Namun, diperlukan dukungan pemasaran yang lebih terarah dan berkelanjutan.
“Potensinya sangat bagus, tapi memang perlu pemasaran yang lebih kuat. Menurut saya, perlu ada strategi marketing khusus agar produksi meningkat dan hasilnya sesuai harapan. Pengrajin harus didukung oleh promosi yang menarik dan konten visual yang bisa menjangkau pasar luas,” jelasnya.
Melalui CurDeFo Modelling School, Dwi berharap muncul generasi muda yang tidak hanya berani tampil, tetapi juga mampu menjadi duta promosi batik daerah. Para siswa dilatih untuk memahami nilai budaya sekaligus cara membangun citra diri dan pemasaran kreatif berbasis penampilan.
“Kami di CurDeFo tidak hanya melatih modeling dari sisi gaya berjalan atau pose, tapi juga membangun kesadaran akan makna budaya dan tanggung jawab untuk memperkenalkan batik Wonogiri ke publik yang lebih luas,” tambahnya.
Menariknya, Fashion Show Batik Wonogiren kali ini menampilkan model dari berbagai usia, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Konsep inklusif ini menjadi ciri khas CurDeFo yang ingin menjadikan cinta batik sebagai budaya lintas generasi.
“Fashion show ini melibatkan berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Harapan kami, batik bisa benar-benar masuk ke hati mereka. Karena ketika sering dipakai, akan muncul rasa cinta yang tulus terhadap batik daerah sendiri, khususnya Batik Wonogiren,” ucap Dwi dengan penuh semangat.
Acara ini juga menjadi wadah pembelajaran bagi siswa CurDeFo untuk tampil profesional di atas panggung, melatih kepercayaan diri, kerja tim, serta kemampuan komunikasi. Selain itu, kegiatan ini membuka peluang kerja sama antara pengrajin, desainer lokal, dan pelaku UMKM di sektor kreatif.
CurDeFo sendiri dikenal sebagai lembaga pelatihan dan pengembangan kreativitas yang aktif berkontribusi dalam dunia pendidikan, seni, dan kewirausahaan kreatif. Melalui berbagai program seperti Modelling School, Public Speaking, Character Development, dan Creative Entrepreneurship, CurDeFo berkomitmen mencetak generasi muda yang mandiri, percaya diri, serta mencintai produk lokal.
“Kami ingin anak-anak dan remaja Wonogiri tidak hanya menjadi penikmat budaya, tapi juga pelaku aktif dalam melestarikan dan mengembangkan potensi daerah. Batik Wonogiren adalah kebanggaan bersama, dan melalui fashion, kami ingin menjadikannya tren positif yang terus berkembang,” tutur Dwi Purwaningsih menutup wawancara.
Acara Fashion Show Batik Wonogiren by CurDeFo menjadi bukti nyata bahwa batik bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga sumber inspirasi masa depan. Melalui tangan-tangan kreatif dan langkah elegan para model muda, batik Wonogiri tampil berkelas, modern, dan penuh makna.
Dengan semangat kolaborasi dan cinta budaya, CurDeFo berhasil menghadirkan panggung yang tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga menyentuh hati penonton untuk semakin bangga mengenakan batik daerah sendiri.
Batik Wonogiren dikenal dengan motifnya yang elegan, mengusung kekayaan alam dan filosofi kehidupan masyarakat Wonogiri. Warna-warna khas seperti coklat sogan, merah marun, dan hitam berpadu harmonis, melambangkan keteguhan dan ketulusan masyarakat pegunungan yang sederhana namun berkarakter kuat.
Melalui kegiatan seperti Fashion Show Batik Wonogiren by CurDeFo, motif-motif tersebut kini tampil lebih modern, relevan dengan gaya hidup masa kini, dan siap bersaing di pasar fesyen nasional. (Sofyan)
Baca juga: Semarak Peringatan Hari Museum Nasional di Boyolali, Disdikbud Gelar Panggung Seni Pelajar
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
TRADISI KROBONGAN Oleh: Aris Prihatin SMPN 1 Manyaran, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Aris Prihatin Masyarakat J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
Pengunjung saat mengambil sendiri bakso sepuasnya. "Bakso Manja Prasmanan" Sensasi Baru Makan Sepuasnya di Wonogiri Wonogiri- maja...
-
GENERASI KEDUA (LULUSAN) MASA CORONA Oleh: M. Nur Salim, SH. M.Pd Guru PPKn dan Kepala Sekolah SMK Kesehatan Cipta Bhakti Husada Yogyakarta ...
-
Trisno Diyanto saat menganyam bambu Kerajinan Anyaman Bambu Karang Lor Manyaran Wonogiri Penuhi Pesanan Sampai Luar Nege...

Tidak ada komentar: