GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2025 Korwil Bidik Manyaran Angkat Tema Pelestarian Bahasa Daerah
![]() |
| Peserta saat mengikuti lomba mendongeng berbahasa Jawa. |
Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2025 Korwil Bidik Manyaran Angkat Tema Pelestarian Bahasa Daerah
Wonogiri – majalahlarise.com - Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tahun 2025 tingkat Korwil Bidik Manyaran resmi digelar pada Senin (8/9/2025) di SD Negeri 1 Manyaran. Dengan mengangkat tema “Bahasa Daerah Mendukung Pendidikan Bermutu untuk Semua”, kegiatan ini menjadi ajang pelestarian bahasa Jawa sekaligus sarana meningkatkan kecintaan generasi muda terhadap bahasa ibu.
Sebanyak 174 siswa SD se-Kecamatan Manyaran berpartisipasi dalam tujuh mata lomba FTBI. Rinciannya antara lain lomba Menulis dan Membaca Aksara Jawa (25 peserta), Mendongeng (23), Berpidato (27), Menulis Cerkak (23), Membaca Geguritan (41), Nembang Macapat (16), dan Komedi Tunggal (19 peserta).
Korwil Wilayah Bidang Pendidikan Kecamatan Manyaran, Sutrisno, S.Pd, M.Pd, menyampaikan pentingnya melestarikan bahasa Jawa agar tidak punah.
“Kami berharap perkembangan bahasa Jawa di Kecamatan Manyaran ini tetap terpatri di hati anak-anak. Mereka diharapkan selalu menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa ibu atau dalam istilahnya nguri-uri basa Jowo dadi basa pokok kanggo sesrawungan saben dinane,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia FTBI 2025, Arif Dwi Prastyanto, menjelaskan tujuan kegiatan ini adalah memotivasi anak-anak agar tetap mencintai budaya dan bahasa daerah.
“Akhir-akhir ini anak-anak jarang menggunakan basa krama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui festival ini, kami ingin menumbuhkan kembali kecintaan terhadap bahasa dan budaya Jawa,” terangnya.
Dari 174 peserta tingkat kecamatan, nantinya akan dipilih 14 perwakilan terbaik untuk maju ke tingkat Kabupaten Wonogiri. Mereka berasal dari tujuh cabang lomba dengan masing-masing kategori putra dan putri.
Penyelenggaraan FTBI 2025 di Manyaran ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga momentum strategis untuk memperkuat identitas budaya lokal di tengah arus globalisasi. (Sofyan)
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
TRADISI KROBONGAN Oleh: Aris Prihatin SMPN 1 Manyaran, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Aris Prihatin Masyarakat J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
GENERASI KEDUA (LULUSAN) MASA CORONA Oleh: M. Nur Salim, SH. M.Pd Guru PPKn dan Kepala Sekolah SMK Kesehatan Cipta Bhakti Husada Yogyakarta ...
-
Menikmati makan gendar pecel di Gazebo. Watu Plenuk Mutiara Wisata Perbatasan Weru–Ngawen yang Menyuguhkan Alam, Kuliner, dan Kedamaian Gunu...


Tidak ada komentar: