Workshop Deep Learning FKKG Wonogiri, Guru Siap Hadapi Era Pendidikan Baru

Print Friendly and PDF

 

Drs. Sriyanto, M.M., Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri didampingi ketua panitia serta narasumber workshop deep learning.


Workshop Deep Learning FKKG Wonogiri, Guru Siap Hadapi Era Pendidikan Baru

Wonogiri Jawa Tengah - majalahlarise.com -Dalam rangka mendukung percepatan implementasi kurikulum berbasis deep learning, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri melalui Komunitas Belajar Forum Kelompok Kerja Guru (KOMBEL FKKG) menggelar Workshop Pembuatan Perencanaan Pembelajaran Deep Learning. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, Senin hingga Rabu, 4–6 Agustus 2025, bertempat di Gedung Pertemuan Saraswati, Wonogiri.

Workshop yang diikuti oleh para guru dari berbagai wilayah di Kabupaten Wonogiri ini menghadirkan dua narasumber kompeten, yakni Ngadino, S.Pd., M.Pd. dari SD Negeri Tepisari 01 Kabupaten Sukoharjo, dan Dra. Eny Haryaningsih, M.Pd. dari SMP Negeri 3 Grogol Kabupaten Sukoharjo. Keduanya memfasilitasi proses pelatihan yang berfokus pada penyusunan rencana pembelajaran berbasis pendekatan mendalam, asesmen, hingga refleksi dan kolaborasi antar guru.

Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Drs. Sriyanto, M.M., Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri. Dalam sambutan pembukaannya, Sriyanto menyampaikan perubahan kurikulum menuju pendekatan deep learning bukanlah sekadar pergantian nama, tetapi sebuah transformasi sistemik dalam dunia pendidikan.


“Ini bukan kurikulum baru dalam pengertian mengganti total Kurikulum Merdeka, melainkan penyesuaian Kurikulum Merdeka. Bedanya sangat signifikan, karena deep learning mendorong peserta didik berpikir tingkat tinggi, berkompetisi secara sehat, dan membentuk karakter yang berintegritas,” ungkapnya.

Ia juga menyinggung peran penting para guru sebagai pelaksana kebijakan di lapangan. Berdasarkan Permendikbudristek Nomor 13 Tahun 2025, tidak ada lagi masa transisi yang panjang seperti Kurikulum 2013. Semua satuan pendidikan didorong untuk langsung melaksanakan pendekatan ini mulai tahun ajaran 2025/2026.

Namun demikian, Sriyanto mengakui implementasi belum sepenuhnya mulus. Salah satu tantangan utama adalah kesiapan infrastruktur digital seperti Learning Management System (LMS) yang belum optimal. Di sisi lain, ia menekankan pentingnya guru memahami standar nasional yang telah ditetapkan agar tidak menjalankan pembelajaran secara “asal jalan”.

Sriyanto juga mengingatkan pentingnya integritas guru dalam semua aspek, termasuk penilaian dan pengelolaan tugas siswa.

“Survei integritas dari KPK menunjukkan bahwa 44% siswa mengerjakan PR bukan atas usahanya sendiri, tapi dibantu orang lain. Ini menjadi tantangan kita bersama. Sebaliknya, pengelolaan dana BOS kita justru mendapat nilai sempurna, 0% penyimpangan. Ini prestasi luar biasa,” paparnya.

Selain itu, Sriyanto menyampaikan hasil survei Ombudsman RI yang menunjukkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri menempati peringkat 1 nasional dalam hal pelayanan publik dengan nilai 99,64. “Capaian ini bukan kerja saya sendiri, tapi hasil kerja keras panjenengan semua,” ujarnya disambut tepuk tangan para peserta.

Sebelum meninggalkan lokasi untuk menghadiri sidang komisi WPPA 2026, Sriyanto menjelaskan seluruh peserta workshop memiliki kewajiban untuk mengimbaskan ilmu yang didapat kepada rekan guru lainnya. “Panjenengan adalah guru-guru terbaik pilihan. Tugas Anda bukan hanya menyerap ilmu, tapi menjadi agen perubahan di KKG masing-masing,” tegasnya.

Ketua Panitia kegiatan, Nanang Sarul Sani, dalam laporannya menyampaikan workshop ini dirancang untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang deep learning, serta membekali guru dengan keterampilan praktis untuk menyusun dan mengimplementasikan rencana pembelajaran.

Adapun tujuan kegiatan ini meliputi mengidentifikasi pengalaman pembelajaran yang bermakna dan mendalam. Menyusun rancangan asesmen pembelajaran yang mendukung pemahaman konsep. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berbasis deep learning. Melaksanakan rencana pembelajaran secara langsung. Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Mendorong kolaborasi guru melalui forum seperti PKG, KKG, dan MGMP.

Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan guru dari tiap Korwil se-Kabupaten Wonogiri. Setiap Korwil mengirimkan 18 guru, yang terdiri dari 6 guru kelas bawah (hari pertama, 4 Agustus), 6 guru kelas atas (hari kedua, 5 Agustus), 3 guru PJOK dan 3 guru PAI (hari ketiga, 6 Agustus).

Total peserta adalah guru-guru pilihan yang mewakili masing-masing gugus di setiap kecamatan. Workshop diselenggarakan dengan metode tatap muka (luring) melalui pendekatan partisipatif dan praktik langsung penyusunan perangkat ajar.

Melalui kegiatan ini peserta diharapkan memiliki pemahaman menyeluruh mengenai konsep deep learning, mampu menyusun dan memodifikasi perencanaan pembelajaran yang sesuai, siap mengimplementasikan secara bertahap di kelas masing-masing, melaksanakan kewajiban mengimbaskan materi kepada rekan guru di tingkat gugus atau KKG.

Dengan semangat kolaborasi dan integritas, Dinas Pendidikan Wonogiri terus mendorong kemajuan mutu pendidikan melalui pelatihan guru yang menyentuh esensi pembelajaran abad ke-21. Workshop ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam membentuk generasi pembelajar yang kritis, kompetitif, dan berkarakter. (Sofyan)


Baca juga: Ikuti Pameran Poster Rilke's 150th Annyiversary, Karya Dua Dosen DKV ISI Surakarta Bersanding dengan Desainer Internasional


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top