Tim PKM PMM Univet Bantara Gelar Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos dan Pakan Ternak dari Enceng Gondok di Desa Ngarorejo Boyolali

Print Friendly and PDF

Praktik pembuatan pupuk kompos.

  

Tim PKM PMM Univet Bantara Gelar Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos dan Pakan Ternak dari Enceng Gondok di Desa Ngarorejo Boyolali

Boyolali – majalahlarise.com -Enceng gondok yang selama ini dikenal sebagai gulma di perairan ternyata menyimpan potensi besar bila dikelola dengan baik. Hal itu dibuktikan oleh Tim PKM PMM Univet Bantara Sukoharjo melalui Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos “EGO PURL” (Enceng Gondok Pupuk Ramah Lingkungan) dan pelatihan pembuatan pakan ternak, yang digelar Senin (4/8/2025) di Rumah Ibu Lurah Desa Ngarorejo, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.

Kegiatan ini dihadiri oleh Dosen Pengusul, tim pemateri, perangkat desa, tamu undangan, serta melibatkan 17 anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) dan 21 mahasiswa. Sejak pagi, suasana rumah lurah desa sudah ramai oleh peserta yang penuh semangat untuk mengikuti rangkaian pelatihan.

Acara dibuka pukul 09.15 dengan sesi ice breaking berupa permainan tepuk tangan dan tepuk ganda. Suasana mencair ketika peserta yang salah menjawab harus bernyanyi di depan, sementara peserta lain ikut menari dan bersorak. Tawa dan keceriaan menjadi pembuka yang membuat suasana semakin hangat.

Penyampaian materi.


Setelah itu, dilakukan pretest singkat untuk mengukur pengetahuan awal peserta mengenai pengolahan enceng gondok.

Pukul 09.30 acara resmi dibuka oleh Fitri Novianti. Materi utama kemudian disampaikan oleh Fiqi Nurbaya, S.K.M., M.Kes., yang memperkenalkan konsep “EGO PURL”. Dalam paparannya, Fiqi menjelaskan manfaat besar pupuk kompos bagi pertanian, alasan pentingnya pemanfaatan enceng gondok, serta peluang mengubah gulma yang merugikan menjadi sumber pendapatan tambahan.

Langkah pembuatan pupuk kompos juga dijelaskan secara rinci, mulai dari persiapan alat sederhana seperti karung bekas, ember, tong, hingga galon, serta bahan campuran berupa kotoran hewan 300 gram, enceng gondok basah 1000 gram, enceng gondok kering 100 gram, dan EM4 sebanyak 100 gram.

Tak hanya itu, peserta juga diperkenalkan cara membuat EM4 sendiri dari campuran cairan gula merah atau nasi basi. “Dengan bahan yang murah dan mudah diperoleh, masyarakat bisa mandiri membuat pupuk organik berkualitas,” ujar Fiqi.

Sesi foto bersama antara peserta, pemateri, perangkat desa, dan mahasiswa. 


Usai pemaparan, sesi tanya jawab dipandu oleh Ibu Muyanti yang mengajukan pertanyaan terkait faktor-faktor yang memengaruhi kualitas kompos. Fiqi menegaskan bahwa pengolahan sampah yang tepat dan konsistensi dalam proses fermentasi adalah kunci menghasilkan kompos berkualitas.

Materi dilanjutkan oleh Nur Ani, S.K.M., M.K.K.K., yang menyampaikan pelatihan pembuatan pakan ternak berbahan dasar enceng gondok. Agar lebih mudah dipahami, peserta juga diperlihatkan video tutorial pembuatan pakan ternak yang benar. Dengan metode ini, peserta mendapat gambaran lebih jelas bagaimana memproses enceng gondok agar aman dan bergizi bagi hewan ternak.

Setelah materi selesai, peserta mengikuti posttest untuk mengukur peningkatan pemahaman. Mereka juga dikenalkan variasi EM4 sesuai warna dan fungsi: pink untuk perikanan, cokelat untuk peternakan, dan kuning untuk pupuk kompos.

Kegiatan berlanjut pada sesi praktik pembuatan pupuk kompos. Dengan bimbingan mahasiswa, para peserta langsung mencoba mencampur bahan sesuai takaran. Suasana penuh semangat terlihat ketika peserta saling bekerja sama dan berdiskusi di lapangan.

Menjelang siang, tepat pukul 11.35, dilakukan penyerahan kenang-kenangan kepada perangkat desa berupa bibit tanaman tomat, cabai, terong, serta dua unit komposter. Sementara itu, Fiqi Nurbaya menerima paket sembako sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan ilmunya.

Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama antara peserta, pemateri, perangkat desa, dan mahasiswa. Keceriaan tampak di wajah peserta karena mendapat ilmu baru yang bisa langsung dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ketua pelaksana, Anindia Emma Putri Fauziah berharap melalui pelatihan ini, masyarakat Desa Ngarorejo diharapkan mampu mengolah enceng gondok menjadi produk bernilai guna, sekaligus mendukung pertanian ramah lingkungan, menyediakan pakan ternak alternatif, serta meningkatkan kesejahteraan keluarga. 

"Terimakasih kepada LPPM Univet Bantara Sukoharjo dan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Republik Indonesia. Skema Program PkM PMM Tahun 2025 Sumber Dana Kegiatan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Republik Indonesia," tuturnya. (Sofyan)



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top