Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Dorong Pemkab Klaten Gencarkan Sosialisasi Pencegahan Penyakit Leptospirosis

Print Friendly and PDF

Kegiatan reses anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Kadarwati di Desa Japanan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.


Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Dorong Pemkab Klaten Gencarkan Sosialisasi Pencegahan Penyakit Leptospirosis

Klaten - majalahlarise.com - Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Kadarwati mendorong Pemerintah Kabupaten Klaten untuk gencar melakukan sosialisasi pencegahan penyakit leptospirosis. Leptospirosis merupakan penyakit yang ditularkan melalui air yang terkontaminasi urin tikus.

Hal itu disampaikan Kadarwati dalam kegiatan reses anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah di Desa Japanan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (25/8/2025). Hadir dalam kegiatan itu pemerintah desa, pemerintah kecamatan, petugas kesehatan, dan masyarakat.

"Kegiatan hari ini kita menindaklanjuti gerakan bersama dimulai dari Trucuk dan ini yang ketiga di Cawas. Kegiatan terus berlanjut untuk mengurangi mencegah leptospirosis, yaitu penyakit yang ditimbulkan oleh kotoran tikus," kata Kadarwati.

Menurut Kadarwati, leptospirosis merupakan penyakit berbahaya yang mengancam kesehatan manusia. Apalagi jika penyakit ini sudah menjalar ke seluruh tubuh.

"Ini sangat berbahaya kalau penyakitnya itu sudah mencapai ke ginjal, matanya kuning, dan sebagainya itu harus cuci darah. Lah ini yang pada tidak tahu bahwa ini perlu segera ditindaklanjuti harus ada cek darah sehingga bisa dicegah agar tidak menjadi kematian," jelasnya.

Kadarwati mengatakan hasil pembahasan selanjutnya akan menjadi laporan reses bahwa ditemukan dibeberapa tempat di Kabupaten Klaten mengenai indikasi musim kawin tikus sehingga menjadikan tikus berkembang biak dengan cepat.

"Ini harus segera diantisipasi dinas terkait salah satunya dengan gencar melakukan sosialisasi pencegahan penyakit leptospirosis," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Camat Cawas Joko Purwanto mengatakan upaya mencegah penyakit leptospirosis terus dilakukan dengan menggandeng Puskesmas.

"Kami menggandeng pihak Puskesmas untuk terus melakukan edukasi ke masyarakat melalui rapat-rapat di RT, RW, pemerintah desa, untuk mewaspadai penyakit leptospirosis yang saat ini agak meningkat. Hal itu agar masyarakat lebih aman," ujarnya.

Sementara itu, perwakilan dari Puskesmas Cawas 2, dr. Endang Sasmitawati menjelaskan di Kecamatan Cawas terbagi menjadi dua wilayah pantauan, yakni wilayah Cawas 1 dan wilayah Cawas 2. 

Sejauh ini, temuan kasus leptospirosis terjadi di wilayah Cawas 1 yakni ada 5 kasus dengan kematian 1 kasus. Sedangkan di wilayah Cawas 2 masih nihil.

Endang menjelaskan penyebaran penyakit leptospirosis ditimbulkan melalui air yang terkontaminasi urin tikus. Ia mencontohkan jika seseorang memiliki luka dan luka tersebut terkena air yang terkontaminasi urin tikus maka bakterinya bisa masuk.

"Gejala leptospirosis bervariasi yakni demam, mata kuning, hingga nyeri pada tulang kaki. Antisipasinya, jika terdapat luka lebih baik hindari air yang terkontaminasi urin tikus. Kalau sudah terlanjur terkena maka cuci dengan sabun," ujarnya. (Arkhan Al Ghazali)


Baca juga: Murid Kelas II SD Muhammadiyah PK Solo Belajar Bersama Native Speaker



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top