GIVE RADIO IKOM UNIVET













Redaksi / Pemasangan Iklan






Total Tayangan Halaman

Mahasiswa PPG UNIVET Bantara Hadirkan Sentuhan Budaya Lokal untuk Tingkatkan Literasi Anak Melalui Wayang Aksara Jadi Inovasi Pembelajaran Membaca di SDN Kenep 3 Sukoharjo
![]() |
Pertunjukan Wayang Aksara yang diperankan oleh tim mahasiswa PPG. |
Mahasiswa PPG UNIVET Bantara Hadirkan Sentuhan Budaya Lokal untuk Tingkatkan Literasi Anak Melalui Wayang Aksara Jadi Inovasi Pembelajaran Membaca di SDN Kenep 3 Sukoharjo
Sukoharjo- majalahlarise.com -Semangat kolaborasi dan inovasi terpancar dari aula SD Negeri Kenep 3 Sukoharjo pada Rabu, 30 April 2025. Sejumlah guru sekolah dasar tampak antusias mengikuti pelatihan bertajuk “Penggunaan Media Wayang Aksara untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Peserta Didik”. Pelatihan ini diinisiasi oleh mahasiswa Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Gelombang 2 Universitas Veteran Bangun Nusantara (UNIVET Bantara) Sukoharjo sebagai bentuk pengabdian nyata dalam dunia pendidikan.
Acara dimulai pukul 10.00 WIB dengan pembukaan oleh Rizky Dyah Rismawati, S.Pd. Nuansa khidmat terasa saat lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan oleh Widya Ardianti, S.Pd., dilanjutkan dengan doa oleh Dian Savitri, S.Pd. Kegiatan ini dihadiri oleh para guru dari lingkungan SDN Kenep 3 dan beberapa tamu undangan dari dunia pendidikan.
Dalam sambutannya, ketua pelaksana kegiatan M. Pramadhani Abdi D., S.Pd., menjelaskan pelatihan ini merupakan bagian dari proyek penguatan kompetensi calon guru. “Wayang Aksara bukan sekadar alat bantu visual, melainkan jembatan antara budaya dan literasi. Kami ingin membawa semangat lokalitas ke ruang-ruang kelas,” ujarnya.
Dosen pembimbing, Paramita Purbosari, M.Pd., memberikan penekanan kuat akan pentingnya inovasi berbasis budaya dalam dunia pendidikan. “Kemampuan membaca adalah fondasi utama pendidikan. Namun, untuk menumbuhkan minat baca, kita butuh pendekatan yang dekat dengan dunia anak dan budaya mereka. Wayang Aksara menjawab itu,” tuturnya.
Kepala SDN Kenep 3, Nuur Hayati, M.Pd., turut menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan ini. Ia menyatakan bahwa para guru di sekolahnya sangat terbantu dengan pelatihan semacam ini. “Kami melihat potensi besar dari Wayang Aksara untuk digunakan sebagai strategi pembelajaran aktif dan menyenangkan di kelas-kelas awal,” katanya memberi semangat.
Pelatihan terbagi menjadi dua sesi materi yang dikemas interaktif. Sesi pertama disampaikan oleh Widya Ardianti, S.Pd., yang memperkenalkan konsep wayang sebagai media pembelajaran inovatif. Ia membimbing peserta mengenal tokoh-tokoh Wayang Aksara yang mewakili huruf-huruf, menunjukkan cara penggunaannya dalam kegiatan membaca, serta memberi contoh praktik penggunaannya secara langsung.
Sesi kedua oleh Lasmitha Wardhani, S.Pd., lebih menyoroti aspek implementasi dan evaluasi di kelas. Ia juga mengangkat berbagai tantangan seperti keterbatasan media, waktu pembelajaran, hingga keberagaman karakter siswa. Para peserta aktif berdiskusi dan saling berbagi pengalaman dalam mengatasi hambatan literasi di sekolah mereka.
Sebagai penutup, peserta disuguhi pertunjukan Wayang Aksara yang diperankan oleh tim mahasiswa PPG. Dengan penuh semangat dan kreativitas, Luqmanul Hakim, S.Pd. (sebagai Bagong), Faadikag Estiningtyas, S.Pd. (sebagai Semar), dan Wiwid Damayanti, S.Pd. (sebagai Petruk), menampilkan cerita edukatif yang menggambarkan tokoh wayang membantu anak-anak belajar membaca. Gelak tawa dan tepuk tangan bergema saat lakon-lakon ini memperagakan dialog lucu namun penuh pesan moral dan edukatif.
Pelatihan ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan wujud nyata dari sinergi antara kampus, calon guru, dan sekolah dasar dalam membentuk generasi pembelajar yang cerdas dan berbudaya. Dengan semangat nguri-uri kabudayan (melestarikan budaya), Wayang Aksara hadir sebagai inovasi yang membumikan pembelajaran sambil menjunjung tinggi kearifan lokal.
“Semoga pelatihan ini menjadi titik awal gerakan literasi berbasis budaya yang terus berkembang dan diterapkan di berbagai sekolah,” pungkas salah satu peserta guru dengan penuh harap. (Sofyan)
Baca juga: Kaderisasi Stagnan Tinggal Menunggu Waktu
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
TRADISI KROBONGAN Oleh: Aris Prihatin SMPN 1 Manyaran, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Aris Prihatin Masyarakat J...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
Trisno Diyanto saat menganyam bambu Kerajinan Anyaman Bambu Karang Lor Manyaran Wonogiri Penuhi Pesanan Sampai Luar Nege...
-
PENGERTIAN SENI TARI DAN UNSURNYA Oleh : Arum Hidayatul Rizky, S.Pd Guru SMK Nusa Mandiri, Ampelgading, Pemalang, Jawa Tengah Arum Hidayatul...
Tidak ada komentar: