Posted by CB Magazine on Kamis, 15 Mei 2025 |
Pendidikan
 |
Mahasiswa Sastra Indonesia UNS mengunjungi Museum Keris Brojobuwono, Rabu (14/5/2025). (Foto: Agustinus Arya Wicaksana) |
Jejak Budaya Nusantara, Mahasiswa Sastra Indonesia UNS Kunjungi Museum Keris Brojobuwono
Karanganyar- majalahlarise.com -Sebanyak sebelas mahasiswa dari Program Studi Sastra Indonesia melakukan kunjungan edukatif ke Museum Keris Brojobuwono pada Rabu, 14 Mei 2025. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap warisan budaya nusantara, khususnya keris sebagai salah satu ikon budaya Jawa yang telah diakui oleh UNESCO.
Selama kunjungan, para mahasiswa mendapatkan penjelasan langsung mengenai sejarah, filosofi, dan proses pembuatan keris. Bambang Gunawan, selalu pendiri Museum Keris Brojobuwono mengatakan setiap keris yang dibuat di Museum Brojobuwono bersifat sakral, sehingga proses pembuatannya harus melalui serangkaian ritual khusus yang sarat makna spiritual dan budaya.
“Semua keris yang dibuat bertujuan sakral sehingga dilakukan beberapa ritual permohonan sebelum membuat keris. Untuk pembuatan satu keris membutuhkan waktu 2 bulan menggunakan teknologi sekarang yang berupa blower," terangnya.
Namun, pihak museum juga menyampaikan tidak semua koleksi keris saat ini tersedia untuk dilihat. Banyak keris sedang dalam proses perpindahan dari satu pameran ke pameran lain, termasuk keris tertua yang saat ini masih dipinjamkan untuk pameran di Borobudur.
 |
Pembuatan keris oleh Empu menggunakan blower di Museum Keris Brojobuwono, Rabu (14/5/2025). (Foto: Muhammad Anas Wifaqul Azmi) |
Selain koleksi keris, mahasiswa juga diperkenalkan pada koleksi naskah kuno yang dimiliki museum. Namun, koleksi naskah belum bisa diakses publik karena masih dalam tahap renovasi. Rencananya, lantai 1 dan 2 museum akan disulap menjadi perpustakaan naskah, sementara lantai 3 akan difungsikan sebagai studio musik. Saat ini, ratusan naskah tersebut belum sempat didigitalkan dan belum siap untuk dikunjungi dalam waktu dekat.
“Dalam waktu dekat naskah belum siap untuk dipamerkan. Rencana renovasi lantai 1 dan 2 mau dibuat perpustakaan sedangkan lantai 3 berapa studio musik. Ada ratusan naskah yang belum sempat didigitalkan,” ungkapnya.
Kunjungan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk mempererat hubungan antara institusi pendidikan dan lembaga pelestari budaya, sekaligus membuka peluang penelitian dan kolaborasi lebih lanjut dalam pelestarian warisan budaya Indonesia. (Febriyanti Tri Wahyuningtyas/ Sofyan)
Baca juga: Rektor Unisri Tingkatkan Kerja Sama Internasional, Kunjungi Universiti Malaysia Sabah dan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu
Tidak ada komentar: