Pelatihan Ringkas Pambiwara Warnai Dies Natalis ke-57 Univet Bantara Sukoharjo

Print Friendly and PDF

Praktisi pambiwara Kraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Pangeran (K.P.) Budayaningrat saat menyampaikan materi pelatihan.


Pelatihan Ringkas Pambiwara Warnai Dies Natalis ke-57 Univet Bantara Sukoharjo

Sukoharjo- majalahlarise.com -Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-57, Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa menggelar kegiatan Pelatihan Ringkas Pambiwara bertajuk “Laras, Leres lan Profesional”, Kamis (24/4/2025). Bertempat di Gedung H lantai 2, pelatihan ini menghadirkan tokoh budaya sekaligus praktisi pambiwara Kraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Pangeran (K.P.) Budayaningrat, yang juga merupakan alumni kebanggaan Univet Bantara.

Acara yang diikuti peserta dari berbagai latar belakang ini tidak hanya bertujuan membekali peserta dengan keterampilan pambiwara atau pewara (pembawa acara berbahasa Jawa), namun juga sebagai wujud nyata pelestarian nilai-nilai budaya lokal yang semakin hari kian memudar di tengah arus modernisasi.

Rektor Univet Bantara Sukoharjo, Prof. Dr. Farida Nugrahani, M.Hum.,menyampaikan pelatihan ini merupakan bentuk tanggung jawab institusi akademik dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya Jawa, khususnya melalui pendidikan bahasa. “Kami memiliki Program Studi Bahasa Jawa, dan melalui kegiatan seperti ini, kami ingin menegaskan komitmen sebagai perguruan tinggi yang turut mengemban amanah budaya. Pambiwara bukan hanya seni bertutur, tetapi juga mencerminkan etika, karakter, dan kearifan lokal masyarakat Jawa,” ujarnya.


Prof. Farida menjelaskan pentingnya regenerasi profesi pambiwara yang kini mulai sulit ditemukan. “Ini profesi yang langka. Tapi lewat tangan narasumber kita hari ini, kami berharap akan lahir para pambiwara muda yang berkarakter dan profesional,” tambahnya.

K.P. Budayaningrat, narasumber utama dalam pelatihan ini, menyampaikan materi secara interaktif dan penuh nuansa budaya. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya prinsip “laras” (selaras), “leres” (benar), dan sikap profesional dalam menjalankan peran sebagai pambiwara. “Pambiwara bukan hanya bicara di depan umum. Ia harus peka terhadap suasana, menguasai ragam bahasa Jawa sesuai tingkatan, serta mampu menjaga wibawa acara dengan tutur kata yang tepat,” tuturnya.

Dengan gaya bertutur khas dan sesekali diselingi humor ala dalang, narasumber K.P. Budayaningrat menghidupkan suasana pelatihan dan membuat materi yang tampak berat menjadi mudah dicerna. Ia juga membagikan pengalaman panjangnya menjadi pambiwara dalam berbagai upacara adat, kenegaraan, hingga acara budaya di lingkungan keraton.

Selain guru dan pelajar, pelatihan ini juga diikuti oleh dosen, mahasiswa, pensiunan, serta pegawai dari instansi pemerintah dan swasta. Keberagaman latar belakang peserta menunjukkan minat terhadap pelestarian budaya Jawa melalui pambiwara masih cukup tinggi jika difasilitasi secara tepat. (Sofyan)


Baca juga: Mantap! Tim Suporter Panthera SMP Muhammadiyah PK Juara 3 Liga Solo 2025


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top