GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
Makna Halalbihalal Momentum Saling Memaafkan, Mensyukuri Nikmat, dan Meraih Keberkahan
![]() |
| Dai Champions Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat 2025, Ustaz Dwi Jatmiko, dalam acara Halalbihalal Warga Dusun Kepuh RW 3, Kelurahan Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. |
Makna Halalbihalal Momentum Saling Memaafkan, Mensyukuri Nikmat, dan Meraih Keberkahan
Karanganyar- majalahlarise.com -Tradisi Halalbihalal bukan sekadar rutinitas tahunan selepas Hari Raya Idulfitri. Lebih dari itu, Halalbihalal adalah jembatan hati untuk saling memaafkan, memperkuat tali silaturahmi, serta bentuk nyata rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. Hal ini menjadi inti pesan dalam tausiyah yang disampaikan Dai Champions Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat 2025, Ustaz Dwi Jatmiko, dalam acara Halalbihalal Warga Dusun Kepuh RW 3, Kelurahan Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Sabtu malam (12/4/2025).
Acara yang berlangsung di Gedung Pertemuan RW 3 itu dihadiri lebih dari 500 warga dari berbagai lapisan usia. Nampak hadir tokoh masyarakat setempat seperti Bayan Pekik Ariyoga, Ketua RW Puryanudi, para Ketua RT 1 hingga RT 4, Ustaz Ahmad Sugino selaku Takmir Masjid Al-Barokah, serta para pemuda Karang Taruna. Semangat kebersamaan dan nuansa kekeluargaan terasa kuat, terlebih saat rintik hujan turun membasahi bumi, seolah mengiringi berkah malam Halalbihalal tersebut.
Mengawali tausiyah, Ustaz Dwi Jatmiko mengutip Surat Al-A’raf ayat 96 yang menyiratkan bahwa keberkahan hidup akan diberikan Allah kepada orang-orang yang bertakwa. “Ketika masyarakat bertakwa, maka akan ditambahkan keberkahan dalam hidup mereka. Kedamaian dan kerukunan warga RW 3 ini adalah bentuk nyata dari berkah itu,” ujarnya penuh makna.
Ia menambahkan Halalbihalal adalah praktik kebajikan yang sarat nilai spiritual dan sosial. Intinya bukan hanya bersalaman secara simbolis, tetapi harus disertai niat tulus untuk saling memaafkan dan memperbaiki hubungan.
Dalam tausiyahnya, Ustaz Dwi juga menyampaikan pentingnya memohon maaf dan memuliakan empat sosok yang ia sebut sebagai “orang tua,” yaitu Orang tua kandung, Mertua, Guru, dan Pimpinan.
“Guru bukan hanya yang mengajarkan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tetapi juga yang menanamkan nilai-nilai kemuliaan (transfer of value), serta mengembangkan keterampilan dan kemandirian (transfer of skill),” jelasnya sambil tersenyum, mengingatkan bahwa penghormatan terhadap guru adalah bagian dari adab yang agung dalam Islam.
Dalam momen yang penuh hikmah itu, hujan yang mengguyur kawasan RW 3 turut menambah khidmat suasana. “Dalam Islam, hujan dipercaya sebagai pembawa berkah dan ketenangan jiwa, seperti dijelaskan dalam Surat Al-Anfal ayat 11. Malam ini kita diguyur hujan, semoga membawa keberkahan dan kebersihan hati kita semua,” tutur Ustaz Dwi.
Ia juga memberikan apresiasi atas kehadiran warga yang sangat antusias mengikuti acara ini. Dengan penguatan tata suara dari Aeromax Sound System, seluruh hadirin dapat menyimak pesan tausiyah dengan khusyuk dan tertib.
Pesan penting yang ditegaskan dalam tausiyah tersebut adalah perbedaan antara dosa kepada Allah dan dosa kepada sesama manusia. Dosa kepada Allah dapat dihapus melalui istighfar dan taubat, sementara dosa kepada sesama hanya dapat diampuni jika orang yang disakiti telah memberi maaf.
“Makna Halalbihalal adalah menyucikan hati dan memperbaiki hubungan antar sesama. Saling memaafkan adalah jalan menuju ridha Allah. Syukurilah segala prestasi, pantaskan diri kita, dan raihlah ridha Ilahi,” pungkas Ustaz Dwi Jatmiko menutup tausiyahnya.
Acara Halalbihalal malam itu menjadi bukti tradisi yang diwariskan para ulama dan leluhur ini masih relevan untuk membangun peradaban yang damai, penuh empati, dan keberkahan. Bukan hanya menjadi ajang berkumpul, tetapi juga ruang spiritual untuk memperkuat iman, mempererat silaturahmi, dan mengokohkan syukur dalam setiap langkah kehidupan. (Sofyan)
Baca juga: Paguyuban Haji 2024 Al-Kautsar Sambi Gelar Pengajian dan Halal Bi Halal
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
TRADISI KROBONGAN Oleh: Aris Prihatin SMPN 1 Manyaran, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Aris Prihatin Masyarakat J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
Pengunjung saat mengambil sendiri bakso sepuasnya. "Bakso Manja Prasmanan" Sensasi Baru Makan Sepuasnya di Wonogiri Wonogiri- maja...
-
GENERASI KEDUA (LULUSAN) MASA CORONA Oleh: M. Nur Salim, SH. M.Pd Guru PPKn dan Kepala Sekolah SMK Kesehatan Cipta Bhakti Husada Yogyakarta ...
-
Trisno Diyanto saat menganyam bambu Kerajinan Anyaman Bambu Karang Lor Manyaran Wonogiri Penuhi Pesanan Sampai Luar Nege...


Tidak ada komentar: