 |
Reni narasumber dari Viva, membimbing peserta mengenali jenis kulit, mengajarkan langkah-langkah perawatan wajah yang benar, dan memberi tips memilih kosmetik sesuai kebutuhan serta kondisi iklim tropis. |
Beauty Class dan Seminar Kepribadian Yayasan CURDEFO di Purwantoro, Cahaya Emansipasi Karakter yang Menginspirasi
Wonogiri- majalahlarise.com -Di sebuah aula sederhana di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Purwantoro, Sabtu siang (19/4/2025), menjadi saksi momen yang tak sekadar memperingati Hari Kartini, tapi juga menghadirkan makna sejati dari perjuangan dan pemberdayaan perempuan.
Acara bertajuk “Glow & Grow: Beauty Class dan Seminar Kepribadian Cantik, Cerdas, Berkarakter” bukanlah kegiatan seremonial belaka. Kegiatan menjadi wadah bagi perempuan baik remaja putri, ibu rumah tangga mendapat ruang untuk tumbuh, bersinar, dan diberdayakan melalui ilmu yang langsung menyentuh kehidupannya.
Dwi Purwaningsih, BA, S.Pd.AUD, M.Pd., Pimpinan Yayasan Pendidikan Curdefo, berdiri membawakan materi yang membangkitkan kesadaran akan nilai perempuan masa kini. Dalam sesi bertajuk “Cantik, Cerdas, dan Berkarakter: Semangat Kartini untuk Perempuan Masa Kini".
 |
Dwi Purwaningsih, BA, S.Pd.AUD, M.Pd., Pimpinan Yayasan Pendidikan Curdefo, berdiri membawakan materi bertajuk “Cantik, Cerdas, dan Berkarakter: Semangat Kartini untuk Perempuan Masa Kini". |
Dwi menyampaikan perempuan di era digital harus memiliki tiga pilar kuat yaitu Cantik bukan sekadar fisik, tapi lahir dari rasa percaya diri dan self-love. Cerdas tidak hanya soal prestasi akademik, tapi juga kecerdasan emosional dan spiritual. Karakter, yakni integritas, empati, dan keberanian menjadi agen perubahan.
“Kita hidup di era yang cepat berubah. Perempuan harus punya daya tahan dan daya saing, tanpa kehilangan jati diri,” tegas Dwi, disambut anggukan dan tepuk tangan dari para peserta.
Usai seminar kepribadian, suasana bergeser menjadi lebih santai namun tak kalah bermakna. Sesi beauty class oleh Viva Cosmetics dimulai. Reni narasumber dari Viva, membimbing peserta mengenali jenis kulit mereka, mengajarkan langkah-langkah perawatan wajah yang benar, dan memberi tips memilih kosmetik sesuai kebutuhan serta kondisi iklim tropis.
Reni menyampaikan kecantikan bukanlah hasil instan. “Perawatan itu investasi jangka panjang. Bukan soal produk mahal, tapi tentang kebiasaan yang konsisten dan pemahaman akan diri sendiri,” katanya sambil mempraktikkan pembersihan wajah menggunakan micellar water dan face tonic.
Banyak peserta yang baru pertama kali mendapatkan edukasi seperti ini. Beberapa bahkan belum pernah menggunakan make up secara profesional. Namun siang itu, mereka belajar bukan hanya tentang bedak dan lipstik, tapi juga tentang rasa percaya diri yang terpancar dari pemahaman terhadap tubuh dan potensi diri sendiri.
Imron Rosidi selaku Ketua Panitia menyampaikan dalam waktu hanya satu minggu, ia bersama tim berhasil menggandeng LPK CURDEFO lembaga pelatihan kerja yang telah eksis lebih dari dua dekade di Wonogiri untuk hadir langsung di Purwantoro.
“Biasanya pelatihan seperti ini hanya ada di kota. Tapi kami ingin anak-anak muda di Purwantoro juga punya akses. Supaya mereka tidak perlu jauh-jauh ke pusat pelatihan,” kata Imron. Ia bahkan menyampaikan CURDEFO akan membuka kantor cabang di depan SMA Purwantoro agar pelatihan berkelanjutan bisa dilakukan secara rutin.
Dukungan juga datang dari Camat Purwantoro, Drs Khamid Wijaya M.M menyampaikan harapannya agar pelatihan ini menjadi bagian dari program berkelanjutan dalam rangka menyiapkan generasi muda yang siap kerja. “Kami sangat mendukung kegiatan ini. Ini sejalan dengan visi Bupati Wonogiri, yaitu menciptakan kesejahteraan melalui peningkatan keterampilan kerja masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, perwakilan dari Komisi II DPRD Kabupaten Wonogiri Astarno ST yang hadir memberikan refleksi mendalam tentang esensi perjuangan Kartini. Ia menyampaikan perubahan besar selalu berawal dari hal kecil seperti mendukung UMKM lokal, membeli produk tetangga, hingga sekadar menyemangati mereka yang sedang berjuang.
“Pemberdayaan tanpa etika ibarat bangunan tanpa fondasi. Maka mari kita jaga kejujuran, tanggung jawab, dan saling menghargai agar usaha-usaha kecil ini bertumbuh sehat dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Saat matahari mulai condong ke barat, para peserta pulang dengan wajah berseri dan semangat baru. Beberapa membawa goodie bag, tapi yang lebih penting mereka membawa keyakinan bahwa mereka mampu. Mampu untuk merawat diri, mampu menjadi pribadi yang lebih baik, dan mampu memberi dampak bagi lingkungan sekitar. (Sofyan)
Baca juga: Halal Bihalal Pemuda Muhammadiyah dan NA Kottabarat, Rajut Kebersamaan, Kuatkan Ghirah
Tidak ada komentar: