UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS, PEMAHAMAN, KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IX PADA MATERI PASAR BEBAS MELALUI METODE PJBL DAN PEMANFAATAN VIDEO EDUKASI

Print Friendly and PDF

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS, PEMAHAMAN, KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IX PADA MATERI PASAR BEBAS MELALUI METODE PJBL DAN PEMANFAATAN VIDEO EDUKASI

Oleh : Retno Dewi Istiningsih, S.Pd.

Guru IPS SMP Pancasila 3 Baturetno Wonogiri Jawa Tengah


Retno Dewi Istiningsih, S.Pd.


       Pendidikan memegang peranan utama dalam menyiapkan dan menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Sumber daya manusia yang berkualitas, tercipta dari pendidikan yang bermutu dan terstruktur dengan baik. Kegiatan pembelajaran merupakan aktivitas paling penting dalam keseluruhan upaya penting dalam  pendidikan. Hal ini dikarenakan dengan melalui kegiatan pembelajaran tujuan pendidikan akan tercapai.

       Pembelajaran adalah proses dalam menyediakan peserta didik agar belajar sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Pembelajaran merupakan kegiatan inti dalam proses pendidikan, karena proses inilah yang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran.          Ketercapaian dalam proses belajar mengajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku dalam diri anak, baik yang menyangkut perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun menyangkut nilai sikap (afektif). 

       Belajar yang dibangun oleh seorang guru akan meningkatkan setiap potensi dan berbagai macam kemampuan peserta didik, seperti kemampuan dalam berfikir, memiliki kreatifitas, merekonstruksi pengetahuan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Peran guru dalam proses pembelajaran di tuntut memiliki strategi agar peserta didik dapat belajar secara aktif, efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran yang di harapkan dapat tercapai. Salah satu langkah untuk memiliki strategi adalah harus menguasai teknik-teknik pengajaran atau menguasai metode mengajar. Metode mengajar adalah cara yang dilakukan untuk saling berinteraksi sehingga proses berjalan dengan baik  sehingga tujuan pembelajaran  dapat tercapai (Suprijono, Agus, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2009 hal 4). Pemilihan strategi yang tepat serta pemanfaatan teknologi informasi akan memudahkan proses penyampaian dan menerima transfer ilmu dengan mudah, maka dari itu seorang guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar efektif dan efisien sehingga mengena pada tujuan yang diharapkan khususnya pada mata pelajaran IPS.    

       IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi dan tata negara dengan menampilkan permasalahan sehari-hari masyarakat. Tujuan utama pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Dengan melihat komplek dan pentingnya mata pelajaran tersebut maka sebagai guru IPS harus mampu melaksanakan tugas mengajarnya dengan maksimal.

       Penulis sebagai guru mata pelajaran IPS kelas IX semester genap tahun pelajaran 2022/2023 di SMP Pancasila 3 Baturetno Wonogiri, setiap menyampaikan materi ajar selalu menerapkan strategi pembelajaran dengan tepat dan terukur serta inovatif dalam memanfaatkan media yang berbasis informasi teknologi dengan tujuan pembelajaran menjadi aktif, kreatif, menyenangkan dan mudah di pelajari. Ketika menyampaikan materi “Pasar Bebas” menjumpai masalah yaitu beberapa peserta didik cenderung jenuh dan kurang motivasi dalam mengikuti pelajaran sehingga dampak dari kondisi ini menurunkan aktifitas belajar, daya serap ilmu pengetahuan maupun nilai akademiknya. Penurunan akademik dapat dilihat saat guru mencoba memberikan soal pertanyaan kepada seluruh peserta didik kelas IX  dengan jumlah 8 anak  hanya sekitar 70% yang mampu menjawab karena memang mereka menguasai materi dan selalu aktif dalam belajar sehingga mendapatkan nilai rata-rata 83 melampaui batas kkm.Dan sisanya 30% mereka kurang aktif dan tidak menguasai materi sehingga nilainya masih di bawah kkm. Seiring tugas dan tangung jawab sebagai guru penulis berusaha membuat aktivitas belajar yang dapat dikerjakan tanpa merasa terbebani, dengan cara mengaktifkan life skills sambil belajar melalui metode PJBL dan memanfaatkan video edukasi pada pertemuan selanjutnya. 

       Menurut Grant (2020), PJBL atau pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. PJBL menurut menurut Isriani dan Puspitasari (2015, hlm. 5) pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan pada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Pendapat ini secara implisit menyatakan bahwa project based learning  merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered) yang menetapkan guru sebagai fasilitator. (Isriani & Puspitasari, D. (2015). Strategi Pembelajaran Terpadu: Teori, Konsep & Implementasi. Yogyakarta: Relasi Inti Media Group. Melalui PJBL peserta didik diajak untuk melakukan suatu aktivitas belajar yang meliputi memahami, menelaah dan menarik kesimpulan kemudian membuat proyek pembuatan gambar atau  peta tentang sejarah peradaban islam maupun rangkuman sesuai materi. Dengan peserta didik sebagai pusat belajar diharapkan dengan menggunakan metode PJBL ini tentunya meningkatkan motivasi, aktifitas, pemahaman maupun hasil belajarnya. Sedangkan Video Edukasi merupakan video pembelajaran yang digunakan penulis merupakan video pembelajaran yang dibuat dan diambil dari berbagai sumber dengan menyesuaikan materi kemudian dengan tujuan agar mudah dipelajari, dipahami oleh peserta didik kapan saja dan dimana saja. 

       Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam menerapkan metode tersebut yaitu: 1] Guru membuka pelajaran, menyampaikan tujuan dan proses pembelajaran. 2] Untuk menarik perhatian guru menayangkan video edukasi pembelajaran dilanjutkan pemaparan point materi kemudian membagi kelompok‐kelompok kecil untuk melaksanakan proyek nyata (connecting the problem). 3] Masing‐masing kelompok diberikan penjelasan tentang tugas dan tanggung jawab (setting the structure) yang harus dilakukan secara berkelompok. 4] Peserta didik di masing‐masing kelompok berusaha mengidentifikasikan masalah (visiting the problem) dan mencari cara untuk menyelesaikan masalah/ tugas. 5] Peserta didik di masing‐masing kelompok di ajak ke ruang perpustakaan dan laboratorium komputer untuk mencari informasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan pemahaman tentang masalah (re‐visiting the problem). 6] [monitoring the students and progress of project], guru selalu memantau dan mengarahkan peserta didik untuk saling bekerjasama,berdiskusi dalam mengerjakan proyek (produce the product) membuat ringkasan, data-data, gambar maupun grafik. 7] Masing‐masing kelompok mempresentasikan untuk mendapatkan masukan (evaluation) dari kelompok lainnya. 8] Peserta didik melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dikerjakan. 9] Di akhir kegiatan guru mengevaluasi produk dan memberikan motivasi dan tugas di rumah.

       Upaya penulis dalam menerapkan metode di atas ternyata membawa dampak yang positif. Melalui langkah pembelajarannya semua peserta didik di libatkan aktif dalam setiap tahap pembelajaran sehingga meningkatkan daya serap, pemahaman, kreatifitas. Motivasi dan keaktifan peserta didik tersebut telah meningkatkan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar bisa dilihat saat guru mengadakan tes ulangan harian kelas IX sebanyak 8 anak, 100 % semuanya telah mampu mendapatkan nilai di atas kkm. Peningkatan yang lain terlihat pada karakter peserta didik dalam motivasi belajar, kedisiplinan, literasi dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi dalam belajar.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top