HASIL BELAJAR IPS MATERI KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSAKU MENINGKAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

Print Friendly and PDF

HASIL BELAJAR IPS MATERI KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSAKU MENINGKAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD


Oleh: Suaibatul Islamiyah, S.Pd.SD

Guru SD Muhammadiyah 2 Kota Sorong, Papua Barat


Suaibatul Islamiyah, S.Pd.SD


       Indikator keberhasilan IPS ditandai dengan bertambahnya pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku peserta didik. Sehingga kelak kemudian hari peserta didik mampu mengatasi masalahnya sendiri dan dapat menjalin hubungan sinergis antara manusia dengan lingkungan alam dan sosial. Dalam skala mikro kegagalan pendidikan IPS ditandai dengan rendahnya prestasi belajar peserta didik dan kurangnya minat peserta didik untuk mempelajari IPS. Hal ini dapat dibuktikan dengan keadaan riil ketika pelajaran IPS berlangsung. Penggunaan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan masih mendominasi setiap pembelajaran IPS. 

       Pengelolaan kelas masih teacher centered. Guru sebagai sumber utama pengetahuan. Padahal dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan perkembangan arus globalisasi anggapan bahwa guru sebagai satu-satunya sumber informasi tidak mungkin lagi dipertahankan. Bahkan sekolah sendiri tidak mungkin lagi menjadi satu-satunya informasi bagi peserta didik. Tindakan seperti ini menyebabkan peserta didik menjadi pasif. Image yang terbentuk bahwa pelajaran IPS merupakan pelajaran hafalan. Akibat dari semua itu, saat peserta didik mengikuti proses pembelajaran IPS menjadi semakin jenuh dan tidak bergairah. 

       Pembelajaran mata pelajaran IPS materi keberagaman budaya bangsaku merupakan materi yang simpel dan tidak begitu susah. Akan tetapi dapat juga menjadi materi yang susah dipahami oleh peserta didik apabila model pembelajaran yang diterapkan tidak sesuai atau masih konvensional. Apapun materinya apabila model pembelajarannya tidak sesuai maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai karena sudah dipastikan peserta didik akan sulit dalam memahami materi tersebut dan secara langsung hasil belajarnya menjadi rendah.  

       Banyaknya jenis model pembelajaran, tapi juga harus disesuaikan penggunaanya dalam proses pembelajaran. Apabila pembelajaran mudah dipahami dan menggunakan model pembelajaran yang tidak membosankan, maka peserta didik akan aktif dalam proses pembelajaran karena pembelajaran merupakan proses penyampaian materi yang melibatkan semua komponen belajar, yaitu peserta didik dan pendidik mempunyai tingkat keaktifan yang sama. Kebiasaan beberapa peserta didik masih ribut di dalam proses pembelajaran. Ketika dijelaskan kurang memperhatikan.

       Dengan demikian salah satu solusi pemecahan masalah di atas adalah dengan menggunakan konsep dan teori Cooperative Learning maka penulis mengembangkan model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran. Seperti yang penulis lakukan di sekolah tempat penulis mengajar yaitu di SD Muhammadiyah 2 Kota Sorong. Model pembelajaran STAD sendiri dapat membantu peserta didik berkolaborasi terhadap peserta didik yang lain dan dapat menuangkan ide mereka dalam tugas yang diberikan. Belajar secara berkelompok dalam model pembelajaran kooperatif terdiri dari lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. secara tidak langsung akan menumbuhkan karakter dari peserta didik itu sendiri.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top