MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI BAHASA JAWA ADAT MANTU KELAS XI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BRAINWRITING DI SMA NEGERI 3 DEMAK

Print Friendly and PDF

MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI BAHASA JAWA ADAT MANTU KELAS XI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BRAINWRITING DI SMA NEGERI 3 DEMAK

Oleh: Erlita Fajriani, S.Pd

Guru SMA Negeri 3 Demak Jawa Tengah

Erlita Fajriani, S.Pd


       Keberhasilan  suatu  pembelajaran  dapat  dipengaruhi  oleh  model pembelajaran  yang  digunakan  guru.  Jika  model  pembelajarannya  menarik dan terpusat pada peserta didik (student-centered learning) maka motivasi dan minat peserta didik akan meningkat. Dengan demikian akan terjadi peningkatan hasil pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran Akan tetapi masih banyak guru yang hanya menggunakan model pembelajaran konvensional, termasuk penulis sehingga motivasi dan minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menjadi berkurang. Terutama dalam pembelajaran bahasa Jawa, peserta didik selalu mengeluh kesulitan dalam menulis teks berbahasa Jawa. 

       Kondisi tersebut yang menjadi latar belakang penulis menggunakan model pembelajaran brainwriting dalam pembelajaran bahasa Jawa, untuk meningkatkan hasil belajar peseta didik dan tercapainya tujuan pembelajaran. Masalah yang sering muncul pada kompetensi dasar ketrampilan menulis teks eksposisi adat mantu. Biasanya, peserta didik kesulitan dalam menulis teks eksposisi dikarenakan peserta didik belum bisa membedakan jenis teks. Apalagi ditambah dengan minimnya perbendaharaan kosakata bahasa Jawa pada peserta didik. Terutama pada generasi Z seperti saat ini, peserta didik jarang berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa dalam kesehariannya sehingga kosakata  menjadi terbatas.

       Kondisi tersebut diperburuk dari pihak guru yaitu, bahan ajar yang belum menuntun peserta didik dalam mengembangkan teks eksposisi, model pembelajaran yang masih konvensional, media pembelajaran yang belum memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan teks eksposisi. Serta belum dilakukannya feedback dan revisi pada tulisan peserta didik. Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa guru belum menuntun peserta didik dalam mengembangkan teks eksposisi.

       Setelah penulis melakukan refleksi diri, wawancara dengan teman sejawat, kepala sekolah, dan juga dengan pakar mengenai kesulitan peserta didik dalam kompetensi dasar ketrampilan menulis teks eksposisi adat mantu. Dapat disimpulkan bahwa peserta didik kesulitan dalam pembelajaran disebabkan oleh kurangnya perbendaharaan suku kata bahasa Jawa, topik yang kurang dimengerti peserta didik, serta guru belum membimbing peserta didik dalam menyusun dan mengembangkan teks eksposisi.

       Dari beberapa kajian literatur kemudian penulis menemukan model pembelajaran brainwriting dalam PTK Sumartini (2019) yang berjudul Model Brainwriting dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Wawangsalan. Model pembelajaran brainwriting merupakan satu model pembelajaran yang dalam penyampaiannya melalui bentuk tulisan. Secara leksikografi, brain artinya otak, write artinya menulis. Jadi, brainwriting yaitu menulis segala hal yang ada dalam otak. Brainwriting merupakan cara yang bisa mengatasi setiap orang untuk menuangkan ide atau gagasan melalui tulisan. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa model pembelajaran brainwriting efektif dalam pembelajaran menulis, yaitu menulis wawangsalan.

       Kemudian penulis mengaplikaikan model pembelajaran brainwriting kedalam ketrampilan menulis teks eksposisi adat mantu. Model pembelajaran brainwriting pada ketrampilan menulis teks eksposisi adat mantu membuat peserta didik lebih aktif dan tertantang dalam mengikuti pembelajaran, peserta didik melakukan kegiatan meliputi:

Peserta didik dan guru mendiskusikan tema teks eksposisi tradisi adat mantu yang akan dibuat. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 anak. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan proses penulisan teks eksposisi adat mantu sesuai dengan tema yang sudah ditentukan secara individu di dalam kelompok. Setelah selesai menulis teks eksposisi tradisi adat mantu, hasil tulisan peserta didik ditukarkan dengan peserta didik lain di dalam kelompok. Peserta didik diminta memberikan saran, komentar, gagasan, dan semacamnya pada teks eksposisi adat mantu teman yang dibacanya, meliputi struktur teks, isi, dan diksi yang tepat dalam penulisan. Setelah teks eksposisi tradisi adat mantu tersebut mendapatkan (feedback dan revisi) dari teman, peserta didik  memperbaiki tulisannya kembali. Kemudian teks eksposisi tradisi adat mantu dikumpulkan untuk mendapatkan penilaian oleh guru.

       Dengan menggunakan model pembelajaran brainwriting peserta didik menjadi lebih antusias dalam menulis teks eksposisi adat mantu. Didukung dengan bahan ajar dan lembar kerja peserta didik yang membantu peserta didik dalam mengembangkan teks eksposisi mulai dari meyusun cengkorongan (kerangka teks) terlebih dahulu, kemudian mengembangkan cengkorongan tersebut menjadi teks eksposisi. Penulis juga menggunakan media video tradisi adat mantu untuk mempermudah peserta didik menuangkan idenya dalam bentuk tulisan sesuai dengan tema Sehingga memudahkan peserta didik dalam menulis teks eksposisi adat mantu.

       Terbukti bahwa dengan menggunakan model pembelajaran brainwritig kemampuan peserta didik dalam menulis teks eksposisi menjadi semakin meningkat, Perbendaharaan kosakata peserta didik bertambah karena adanya feedback dan revisi dari peserta didik lain. peserta didik mengikuti pembelajaran bahasa Jawa dengan antusias. Sehingga hasil pembelajaran meningkat dan tujuan pembelajaran tercapai.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top