GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA LEGENDA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING KELAS VIII SMP ISLAM RUMPUN MUSLIM JATISRONO
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA LEGENDA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING KELAS VIII SMP ISLAM RUMPUN MUSLIM JATISRONO
Oleh: Fatimah Tunjung Kasih, S.Pd
Guru Mapel Bahasa Jawa SMP Islam Rumpun Muslim Jatisrono, Wonogiri Jawa Tengah
Fatimah Tunjung Kasih, S.Pd |
Dalam dunia pendidikan tidak terlepas dari proses kegiatan belajar dan pembelajaran. Keterlibatan aktif dari siswa dalam proses belajar sangat menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran. Untuk itulah peran penting guru dalam mendorong dan memotivasi siswa secara totalitas selama proses belajar. Maka guru dituntut menguasai materi maupun strategi pembelajaran.
Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan proses yang berlangsung dengan melibatkan siswa secara penuh agar terjadi perubahan perilaku. Dalam kegiatan belajar dan pembelajaran guru diharapkan dapat menerapkan metode yang sesuai dengan merencanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dapat diikuti siswa. Dalam kegiatan ini guru dituntut dapat berperan sebagai pembimbing, pengajar, pelatih, dan memotivasi serta memfasilitasi siswa agar terjalin interaksi yang baik (Saifudin Mahmud, 2007: 15-16).
Pembelajaran bahasa Jawa jenjang SMP/MTs dalam kurikulum 2013 bertujuan agar siswa memiliki keterampilan komunikasi bahasa Jawa dan menumbuhkembangkan apresiasi karya sastra dan budaya Jawa. Adapun materi bahasa Jawa yang diajarkan penulis kepada siswa kelas VIII SMP Islam Rumpun Muslim Jatisrono yaitu bercerita legenda.
Bercerita menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan dan menarik yang telah dilakukan sejak dahulu. Kegiatan bercerita selalu disenangi karena mempunyai pesan moral yang bagus. Selain itu melatih kemampuan dan ketrampilan berbicara yang baik, bercerita mampu memberikan ruang ekspresi bagi siswa untuk menyalurkan bakat dan potensinya dibidang publik speaking.
Bercerita merupakan bagian dari ketrampilan berbicara. Tujuan dari bercerita yaitu menyampaikan informasi yang anak dengar. Melalui cerita, anak-anak mampu mengungkapkan perasaan yang dirasakan dari kejadian yang dialami dan pengalaman yang didapat (Sri Katoningsih, 2021, 104).
Menurut Sri Katoningsih (2021, 114) legenda merupakan cerita rakyat yang benar-benar terjadi. Legenda juga disebut dengan sejarah tentang sesuatu yang ada di masyarakat. Bisa juga dikatakan legenda berupa cerita prosa rakyat dianggap oleh empunya cerita sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi atau legenda merupakan cerita yang mempunyai ciri mirip dengan mitos dianggap benar-benar terjadi. Terdapat empat kelompok legenda yaitu legenda keagamaan (religious legend), legenda alam gaib (supernatural legend), legenda perorangan (personal legend) dan legenda setempat (local legend).
Dalam pelaksanaan pembelajaran materi bercerita legenda setelah penulis melakukan pengamatan ada kendala yang dihadapi siswa antara lain siswa masih menganggap mata pelajaran bahasa Jawa kurang menarik untuk dipelajari, siswa merasa bosan karena penyampaian materi monoton sehingga siswa tidak memahami materi pelajaran yang disampaikan selama pembelajaran. Kendala ini menyebabkan proses pembelajaran dan ketercapaian tujuan pembelajaran tidak berjalan maksimal.
Setelah dilakukan pengamatan selama pembelajaran dan menemukan kendala maka penulis berusaha mencari metode pembelajaran yang cocok sesuai materi pelajaran bercerita legenda. Adapun metode pembelajaran yang digunakan penulis yaitu metode pembelajaran role playing.
Model pembelajaran role playing adalah metode pembelajaran yang di dalamnya menampakkan adanya perilaku pura-pura dari siswa yang terlihat atau meniru situasi dan tokoh-tokoh sejarah atau perilaku masyarakat. Model pembelajaran role playing titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengalaman indera kedalam situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Menurut Djamarah (2005: 238) pengalaman belajar yang diperoleh menggunakan metode role playing yaitu kemampuan siswa dalam bekerjasama, komunikatif, dan menginterpretasikan suatu kejadian. Melalui bermain peran siswa mencoba mengekplorasi hubungan-hubungan antar manusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai dan berbagai strategi pemecahan masalah.
Sesuai yang dikemukakan oleh Hanafiyah dan Suhana (2009: 47-48) langkah-langkah yang dilakukan penulis menerapkan metode pembelajaran role playing sebagai berikut: 1) Guru menyusun dan menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. 2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. 3) Guru membentuk kelompok siswa yang beranggotakan beberapa siswa. 4) Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai. 5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sedang diperagakan. 6) Masing-masing siswa yang berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan. 7) Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas atau menilai atas penampilan masing-masing kelompok. 8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya. 9) Guru menyampaikan hasil kesimpulannya secara umum. 10) Guru melalukan evaluasi dengan menilai efektivitas dan keberhasilan bermain peran. 11) Guru menutup kegiatan belajar mengajar menggunakan metode pembelajaran role playing.
Selama pelaksanan metode pembelajaran role playing siswa nampak antusias dan senang mengikutinya. Mereka merasa dilibatkan memainkan peran sesuai skenario yang telah disusun. Hal ini berdampak pada peningkatan pemahaman siswa bercerita legenda. Bahkan ada beberapa siswa yang menginginkan metode pembelajaran role playing digunakan pada materi-materi pelajaran bahasa Jawa lainnya. Dari pengalaman pembelajaran yang dilakukan penulis tersebut dapat disimpulkan bahwa Metode pembelajaran role playing mampu meningkatkan pemahaman materi legenda pada siswa kelas VIII SMP Islam Rumpun Muslim Jatisrono.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
Tidak ada komentar: