SMP Negeri 8 Surakarta Berpartisipasi Dalam Kirab Parade Kebaya

Print Friendly and PDF

Guru dan siswa SMPN 8 Surakarta saat foto bersama usai kirab parade kebaya.


SMP Negeri 8 Surakarta Berpartisipasi Dalam Kirab Parade Kebaya

Solo- majalahlarise.com -Kebaya adalah busana yang dari dulu hingga saat ini masih sering digunakan oleh para perempuan Indonesia. Penggunaan kebaya saat ini tidak terbatas suku dan budaya tertentu saja. Asal kata kebaya berasal dari bahasa Arab, abaya yang berarti pakaian. 

Dipercaya bahwa kebaya dulunya berasal dari daerah Tiongkok yang sudah berusia ratusan tahun yang lalu. Kemudian penggunaan busana kebaya mulai menyebar dari Malaka, Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi.

Awalnya sebelum tahun 1600, kebaya merupakan busana yang dipakai wanita Jawa, khususnya di daerah Yogyakarta dan Surakarta, Jawa Tengah. Seperti busana yang sering digunakan R.A Kartini adalah kebaya tradisi dari daerah Jawa Tengah. Kebaya ini dikenakan oleh semua kalangan, baik wanita bangsawan maupun rakyat biasa, dipakai sebagai busana sehari-hari maupun ketika ada acara tertentu.

Pakaian pelengkap dari kebaya ini adalah kain dengan tekstur kaku atau sering disebut kemben untuk menutupi bagian dada, kain panjang dengan stagen yang dililitkan pada bagian perut. Pada saat acara tertentu, baju kebaya menggunakan rangkaian peniti yang dipadukan dengan kain panjang bercorak batik. Lalu bagian rambut digelung atau disanggul serta dipercantik dengan perhiasan anting, cincing, kalung, gelang, dan juga kipas.

Ibu Negara RI saat kirab parade kebaya.


Baca juga: Mengenal Dalang Cilik SD Muhammadiyah 1 Surakarta

Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd. pada hari Minggu tanggal 2 Oktober 2022 menyampaikan dalam info dinas beberapa hari yang lalu, agar sekolah ikut berpartisipasi dalam Kirab Parade Kebaya dalam penyambutan Ibu Negara RI yang bertempat di Loji Gandrung. Sedangkan kebaya yang digunakan adalah kebaya bebas (modern/tradisional).

Peserta yang ikut partisipasi sebagai pager ayu/ among tamu dari SMP Negeri 8 Surakarta berjumlah 25 anak, perwakilan dari kelas 8 (delapan) dan 2 Guru Pendamping yaitu Latifah Nugrahani, S.Pd. dan Sri Suprapti.

Perlu diketahui bahwa kebaya itu bukan hanya sekedar pakaian biasa, namun menyimpan makna khusus dan memiliki nilai-nilai kehidupan. Model yang sederhana merupakan bukti bahwa wujud kesederhanaan masyarakat Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Selain itu, kebaya mengandung nilai kepatuhan, kehalusan, dan sikap wanita yang harus serba lembut. Penggunaan kain yang melilit tubuh juga otomatis membuat pergerakan wanita yang mengenakannya menjadi terbatas dan sulit untuk bergerak cepat. Ini menandakan bahwa wanita Jawa selalu identik dengan pribadi yang lemah gemulai.

Peserta dari SMP Negeri 8 Surakarta, yang ikut dalam partisipasi, juga terlihat kalem dan halus, tidak seperti hari biasa yang menggunakan seragam sekolah. Mereka berubah menjadi wanita anggun dan memiliki kepribadian. 

Kebaya yang dipakai mengikuti bentuk tubuh, sehingga membuat anak-anak tersebut secara otomatis menyesuaikan dan menjaga diri untuk bersikap lebih kalem. Untuk pendamping sudah bukan busana baru lagi, karena setiap hari Kamis seragam yang digunakan untuk Ibu Guru menggunakan kebaya dan Jarik, sedangkan Bapak memakai Beskap lengkap.

Rute kirab berkebaya bersama Ibu Negara mulai dari Loji Gandrung menuju Rumah Danar Hadi. Penutupan jalan Slamet Riyadi, mulai Simpang Gendengan sampai dengan Simpang Ngapeman dari pukul 14.00 sampai dengan 17.00 WIB. Kegiatan itu untuk memeriahkan Hari Batik Nasional dan mendukung Kebaya Goes to UNESCO.

Kelihatan indah sekali dalam acara Kirab Parade Kebaya pada hari ini, karena semua yang hadir mengenal dan melestarikan tradisi berbusana khususnya kebaya. Semoga hari Kebaya Nasional memberikan literasi mengenai filosofi tentang kebaya dan perilaku sosial perempuan Indonesia. 

Baca juga: SD Muhammadiyah PK Banyudono Adakan Pengajian Parenting

Perlu diketahui bahwa Solo berkesempatan menjadi tuan rumah acara ini karena label Solo yaitu Kota Budaya serta mayoritas perempuan Solo kerap menggunakan kebaya dalam kehidupan sehari-harinya.  

Sedangkan tujuan diadakannya acara ini untuk melakukan sosialisasi tentang penggunaan kebaya yang menjadi warisan budaya Indonesia. Harapannya adalah agar supaya masyarakat lebih mencintai dan terus melestarikan keberadaan kebaya sebagai Kebaya Nasional. (Sofyan)


Baca juga: Pelatihan Penerapan Program APU PPT BPR BKK Kudus



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top