PENDIDIKAN DI ERA SOCIETY

Print Friendly and PDF

PENDIDIKAN DI ERA SOCIETY

Oleh: Wisnu Subiyanto, S.Pd.SD

SD Negeri 1 Gunan, Slogohimo, Wonogiri Jawa Tengah


Wisnu Subiyanto, S.Pd.SD



       Era society 5.0. datang dengan membawa berbagai konsep perubahan mulai dari cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi dengan yang lain. Society 5.0 merupakan perkembangan dari penyelesaian masalah dan kekurangan-kekurangan yang ada di revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 yang menekankan pada penciptaan dan pemanfaatan teknologi beradidaya dengan pesat, termasuk didalamnya aplikasi robotika yang dikhawatirkan akan mengurangi esensi peran manusia, maka melalui society 5.0 diharapkan peran manusia akan meningkat atau dapat memaksimalkan Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga tren global yang ada di society 4.0 serba-serbi teknologi yang tidak terkontrol dapat diminimalisasi dengan baik oleh SDM yang ada. Dalam mewujudkan hal tersebut tentunya dari berbagai bidang kehidupan dapat turut serta bekerja sama, termasuk bidang pendidikan.

       Masa pendidikan saat ini bukan hanya sekadar bagaimana proses belajar mengajar dilakukan, tetapi harus menyelaraskan berbagai revolusi atau perubahan zaman yang dilalui agar pendidikan itu dapat mencapai keefektifan. Pada society 5.0 ini peran teknologi harus turut berdampingan dalam pendidikan guna menuju pendidikan yang berkualitas. Namun, untuk menghadapi revolusi industri 5.0 ini dunia pendidikan harus dapat menjawab tantangan yang semakin kompleks dengan menuntut segala persiapan yang sangat serius.

      Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa, dan negara (UU No.20, 2003). Selain itu, menurut Kunandar (2007), pendidikan merupakan jalan menuju kemakmuran dan kemajuan serta eksistensi suatu negara. Berdasarkan dua pendapat tersebut, dapat disimpulkan pendidikan memiliki peranan yang penting untuk melahirkan penurut bangsa yang berkualitas dan handal untuk menghadapi tantangan zaman dan harapannya dapat melakukan berbagai inovasi menunjang kehidupan yang lebih baik. Kaitannya dengan society 5.0. dunia pendidikan harus mengerahkan seluruh stakeholder demi terwujudnya pendidikan yang berkualitas dengan menyelaraskan dengan tujuan revolusi industri 5.0. Di mana hal tersebut tidak terlepas dari hadirnya proses transfer of knowledge yang menyenangkan bagi peserta didik.

       Berbagai inovasi dan strategi media pembelajaran dituntut harus dicetuskan para pendidik guna mengefektifkan pembelajaran yang berdampingan dengan era revolusi industri 5.0. Di lain sisi, pendidik merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan di Indonesia. Sehingga pendidik harus dibekali berbagai strategi yang dapat memanfaatkan teknologi dengan baik. Agar proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan menyenangkan maka pendidik dituntut untuk dapat membuat inovasi media pembelajaran yang efektif selaras dengan pemanfaatan teknologi di era society 5.0. Namun, dalam proses belajar mengajar guru tidak kehilangan eksistensinya sebagai pendidik yang memberikan ilmu pengetahuan dan tetap memanfaatkan teknologi sebagai media perantara. Mempersiapkan era society 5.0 diharapkan perbaikan mutu dan kualitas pendidik mampu mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi era selanjutnya dan tidak menggeser peran pendidik sebagaimana mestinya (Astutia, dkk. 2019).

       Strategi pembelajaran akan berpengaruh terhadap pola pikir dan apa yang akan dihasilkan oleh peserta didik nanti. Pembelajaran haruslah mempunyai nilai efektif dan efisien serta melibatkan perkembangan teknologi sebagai upaya menghadapi era society 5.0. adapun lima strategi yang bisa pendidik gunakan dalam pembelajaran (Guru Produktif, 2019) yaitu : membantu siswa dalam belajar dengan menggunakan metode teacher center. Guru mempunyai posisi sebagai sumber informasi satu-satunya di dalam kelas. Guru menjelaskan pembelajaran, siswa diberikan waktu untuk menyalin catatan, siswa mengerjakan latihan soal, pembahasan, dan dilanjutkan dengan penilaian atau evaluasi. Untuk peserta didik yang berhasil mendapatkan nilai baik maka akan mendapatkan juga apresiasi dari guru. Namun, apabila ada peserta didik yang kurang memenuhi penilaian maka akan dilakukan perbaikan.

      Pembelajaran teacher center belum bisa memberikan kontribusi yang besar dalam keefektifan proses belajar-mengajar. Manusia memiliki kecerdasan yang berbeda begitu pula dengan para peserta didik. Howard Garner (Tobeli, 2009) mengungkapkan ada sembilan kecerdasan majemuk, meliputi kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan eksistensial. Guru dapat turut serta mengembangkan kecerdasan siswa dengan memberikan pengarahan dan stimulus agar kecerdasan tersebut meningkat sehingga siswa diberikan kesempatan untuk berkembang dan berprestasi sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya.

       Pendidikan karakter turut serta menjadi urgensi pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter haruslah dimulai atau didik sedari dini. Penanaman karakter tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang lama. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan progres kelanjutan dan revitalisasi dari pendidikan karakter dari tahun 2010. PPK penting dikembangkan dalam dunia pendidikan dikarenakan bahwa PPK menjadi tonggak ancaman keutuhan dan masa depan bangsa, menghadapi tantangan global, dan membentuk etika pada siswa (Kemendikbud, 2017). Kunci penerapan adanya PPK terletak pada pembiasaan (habit) di sekolah. Guru mempunyai peranan penting terhadap berkembangnya kecerdasan para peserta didik.

       Melek teknologi sangat dibutuhkan untuk menghadapi era society ini. Teknologi dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pendidik. Pendidik dapat lebih mudah mengembangkan berbagai metode dan media pembelajaran sehingga menghasilkan pembelajaran yang mengasyikkan dan kreatif. Peserta didik juga dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk meng-eksplore ilmu pengetahuan sehingga apa yang didapatkannya tidak hanya berpusat pada apa yang guru jelaskan. Sebanding dengan guru dapat memanfaatkan teknologi untuk mencari tambahan pengetahuan yang nantinya akan di-transfer kepada peserta didik. Selain itu, dengan berbagai fasilitas dari teknologi belajar jadi lebih fleksibel, peserta didik dapat mengulang materi-materi dari guru dimana dan kapan saja.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top