BERBICARA DARI HATI KE HATI, SIAPA TAKUT?

Print Friendly and PDF

BERBICARA DARI HATI KE HATI, SIAPA TAKUT?

Oleh : Mumbasitoh, S.Pd.

Pengajar Mata Pelajaran Bahasa Jawa SMKS Cokroaminoto 1 Banjarnegara, Jawa Tengah

Mumbasitoh, S.Pd.


       Di zaman sekarang mengajar anak remaja khususnya jenjang SMA/SMK membutuhkan cara yang sesuai dengan jenjangnya. Siswa SMA/SMK merupakan peralihan dari fase anak-anak kefase remaja. Maka dari itu banyak sekali tantangannya ketika mengajarnya. Apalagi sekarang terkenal dengan generasi z yang apa-apanya sangat berbeda dengan generasi terdahulu. Teknologi menjadi patner sehari-harinya, hal ini menyebabkan generasi z jarang berkumpul dengan yang lain. Mereka sibuk dengan gadged masing-masing untuk berkomunikasi. Sistem yang seperti ini menyebabkan terkikisnya rasa menghormati kesesama maupun ke orang yang lebih tua.  Banyak siswa yang tidak mengaplikasikan tata krama yang menjadi ciri bangsa Indonesia ketika di sekolah ataupun dilingkungan. Sebagai contoh ada siswa ketika dinasehati oleh gurunya tetapi selalu menjawabnya (njawal). Hal ini menjadi sesuatu yang sangat miris.

       Permasalahan demikian menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi para pendidik. Berbagai cara dilakukan untuk memperbaiki sikap-sikap yang sudah terlanjur kelewat batas. Mulai dari membuat peraturan, memberikan motivasi ketika mengajar. Akan tetapi hal ini masih memberikan nilai nihil alias belum ada perubahan. Siswa menganggap  hal ini suatu ancaman terhadap mereka, Mereka merasa dikekang dengan aturan tersebut dan berakhir dengan membenci peraturan tersebut. 

       Melihat permasalahan tersebut akhirnya mengambil langkah  untuk berbicara dari hati kehati. Dengan hal ini diharapkan para siswa mendapatkan kesadaran yang tinggi. Berbicara dari hati kehati dapat menggali informasi alasan siswa tersebut berperilaku yang berbeda dengan yang lainnya. Hal ini dilakukan karena pada fitrahnya anak itu dilahirkan dengan keadaan suci, tergantung bagaimana dunia mewarnainya. Terkadang siswa berperilaku menyimpang karena ada sesuatu yang mengganjal dalam hidupnya, hal ini biasanya masalah keluarga ataupun masalah dengan orang terdekatnya. Dengan berbicara dari hati kehati kita sebagai pendidik dapat memberikan jalan keluar dari permasalahan siswa tersebut. Ketika mereka merasa diperhatikan sedikit-demi sedikit dapat menyadarkan perilakunya. Sikap saling menghormati dan menyayangi sesama teman ataupun orang lain dapat terbangun. Memang tidaklah mudah membuat siswa untuk langsung terbuka tentang permasalahannya, karena butuh waktu dan butuh cara untuk mengulik kehidupannya. 

       Mudah-mudahan dengan berbicara dari hati kehati membuat siswa lebih nyaman ketika mengikuti belajar disekolah. Berbicara dari hati ke hati bukan berati memanjakannya ataupun memarahinnya akan tetapi meluruskan dan memberikan solusi kepada siswa agar siswa tersebut merasa nyaman sehingga tumbuh rasa saling menghargai. Semoga bermanfaat. 



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top