Tim Dosen Prodi Ikom FISIP Univet Bantara Lakukan Penelitian Kompetitif Bidang Ilmu (PKBI) “Strategi Survival Pedagang Pasar Legi Solo Pasca Kebakaran”

Print Friendly and PDF

Pedagang Pasar Legi Solo saat melakukan transaksi jual beli.

Tim Dosen Prodi Ikom FISIP Univet Bantara Lakukan Penelitian Kompetitif Bidang Ilmu (PKBI) “Strategi Survival Pedagang Pasar Legi Solo Pasca Kebakaran” 

Sukoharjo- majalahlarise.com -Tim Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo terdiri Dra. Betty Gama, M.Si., Dr. Yoto Widodo, M.Si, Drs. Joko Suryono, M.Si. dan Henny SK, S.Sos, M.I.Kom melaksanakan Penelitian Kompetitif Bidang Ilmu (PKBI) berjudul Strategi Survival Pedagang Pasar Legi Solo Pasca Kebakaran. 

Ketua Tim Penelitian, Dra. Betty Gama, M.Si saat ditemui di ruang kerjanya menyampaikan bahwa Pasar Legi Solo merupakan pasar tradisional yang memiliki potensi sebagai ikon daerah. Ketika terbakar di bulan Oktober 2018 yang menghabiskan dua pertiga bangunan hangus, hal ini mengakibatkan pedagang kehilangan tempat untuk berjualan. Meskipun pemeritah kota sudah menyediakan lahan sebagai pasar darurat tetapi keberadaan tersebut belum memadai karena pengunjung atau pembeli berkurang yang berakibat pada berkurangnya pendapatan setiap hari. Keadaaan ini semakin tidak menentu ketika pandemi Covid-19 muncul setahun yang lalu dan hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas. Pedagang melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan eksistensi pasar tradisional yang menjadi tempat mencari nafkah. 

“Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan strategi bertahan hidup di Pasar Legi perlu dipertahankan dan untuk mendeskripsikan proses strategi bertahan hidup di Pasar Legi. Menggunakan metode survey dengan pendekatan analisis kualitatif. Analisis data dengan menggunakan analisis interaktif dari Miles dan Hubermas,” ungkapnya. 

Disampaikan pula, hasil penelitian ini melandasi upaya yang dilakukan pedagang pasar dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pertama, Berjualan di Pasa Legi merupakan mata pencaharian hidup yang sudah lama dilaksanakan bertahun-tahun. Kedua, interaksi antara pedagang dengan pedagang dan pedagang dengan pembeli, dan ketiga, tetap bertahap d situasi sulit.

Sedangkan aspek yang diteliti meliputi strategi bertahan hidup pedagang Pasar Legi pasca kebakaran berkaitan dengan perubahan omzet, dan jumlah pembeli. Dalam penelitian ini terdapat 6 responden, terdiri dari Marwiah (pedagang sayur), Katinem (pedagang cabe), Hendro (pedagang tempe), Siti (pedagang daging ayam), Sukarni (pedagang rambak, karak, kurupuk) dan Tri (pedagang kangkung). Interview dilakukan pada hari Jumat, 18 Juni 2021 antara pukul 07.15-08.30 dan bertempat di sekitar lingkungan Pasar Legi. Peneliti juga melakukan interview dengan Kepala Kantor Pasar Legi yaitu Nur Rahmadi pada tanggal 30 Juni 2021 di ruang kerja sementara di Pasar Alfabet. 

Dari penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan strategi bertahan hidup tetap dilakukan meskipun situasi sulit dengan terjadinya musibah kebakaran Pasar Legi dan pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung satu setengah tahun ini. Pedagang tetap bertahan dengan berjualan sebagai mata pencaharian hidup yang sudah dilaksanakan selama bertahun-tahun. Tidak ada perubahan mata pencaharian dari sebelum kebakaran dan sesudah kebakaran. Tetapi yang dapat dijelaskan adalah pasca kebakaran mengakibatkan turunnya jumlah pelanggan yang sekaligus juga menyebabkan turunnya penghasilan yang diperoleh. Perubahan omset dan jumlah pelanggan berjalan seiring di situasi yang serba sulit ini. Tidak ada yang dapat dilakukan selain tetap berjualan untuk mempertahankan hidup.

Strategi bertahan hidup adalah sebagai rangkaian tindakan yang dipilih secara standar oleh pedagang yang miskin secara ekonomi. Melalui strategi pedagang dapat menambah penghasilan lewat pemanfaatan sumber-sumber lain ataupun pengurangan lewat pengurangan kuantitas barang. 

“Strategi yang digunakan adalah kerjasama dengan sesama pedagang Pasar Legi dengan menyerahkan sebagian produksi kepada pedagang lain untuk dijual kembali. Dampak dari aktifitas ini adalah produksi barang cepat menyebar di pasaran,” paparnya. 

Lebih lanjut dijelaskan, dari hasil kesimpulan penelitian, peneliti menyampaikan saran kepada Pemerintah Kota agar pedagang pasar yang berjualan disekitar lokasi Pasar Legi belum tertata dengan baik, perlu dibenahi agar tampak rapi dan indah. Pedagang masih berjualan dipinggir-pinggir jalan gang sempit sehingga mengganggu lalu lintas kendaraan. Revitalisasi proyek Pasar Legi perlu segera diselesaikan secepat- cepatnya agar pedagang yang berjumlah ribuan itu segera mendapatkan tempat yang aman dan nyaman serta terlindung dari panas terik matahari dan cuaca buruk.

“Sedangkan saran bagi Pedagang Pasar yaitu secara langsung maupun tidak langsung pedagang pasar merupakan orang yang menyediakan kebutuhan pokok manusia setiap hari. Dalam situasi yang serba sulit seperti saat ini maka pedagang pasar hendaknya selalu menjaga kualitas harga barang agar terjangkau harganya oleh masyarakat. Selaku pembeli, masyarakat juga sering mengeluh apabila biaya hidup dan sembako selalu naik tiap waktu,” ungkapnya. (Sofyan)





1 komentar:


Top