PENUGASAN MENULIS SESANTI TINGKATKAN MINAT BELAJAR MENULIS AKSARA JAWA BAGI SISWA KELAS 7A

Print Friendly and PDF

PENUGASAN MENULIS SESANTI TINGKATKAN MINAT BELAJAR MENULIS AKSARA JAWA BAGI SISWA KELAS 7A


Oleh: Dwi Marfuah 

Guru Bahasa Jawa SMP Negeri 2 Nguntoronadi, Wonogiri Jawa Tengah 

Dwi Marfuah


       Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3). Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan guru profesional yang peka terhadap perubahan dan selalu berupaya melakukan peningkatan kompetensi diri sesuai bidangnya.

       Pada masa pandemi Covid-19 ini, pendidikan di Indonesia menerapkan sistem pembelajaran daring. Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet (Sri Hamani;2020).

       SMP Negeri 2 Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri terletak di daerah pegunungan sehingga akses jaringan internet yang stabil sangat sulit didapatkan di daerah tersebut. Apalagi mayoritas siswa berasal dari keluarga menengah ke bawah sehingga tidak semua siswa memiliki HP (Handphone). Hal ini menyebabkan pelaksanaan pembelajaran daring tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.

       Pelajaran bahasa Jawa yang terlihat menjadi ‘momok’ bagi generasi muda adalah aksara Jawa. Aksara Jawa merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak ternilai harganya. Bentuk aksara dan seni pembuatannya pun menjadi suatu peninggalan yang patut dilestarikan (Dapoedu.com, 2018). Sejalan dengan hal itu, Bernadi S Dangin, Ketua Pokdarwis Setopuro sekaligus ketua Festival Aksara Jawa Lontar 2019 menuturkan, selain bahasa, aksara nusantara juga mengalami hal yang sama, bahkan lebih mengkhawatirkan lagi. Penggunaan aksara Jawa dalam kehidupan sehari-hari semakin ditinggalkan (https://www.genpi.com) 

      Salah satu cara agar siswa lebih semangat dalam mempelajari Aksara Jawa adalah dengan menulis sesanti (semboyan) beraksara Jawa. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

       Pertama, menyiapkan alat dan bahan. Setiap siswa menyiapkan pensil, spidol/pensil warna, buku tulis, dan kertas manila atau kertas asturo. Kegiatan dilaksanakan secara individu dan tidak berkelompok karena dalam masa pandemi. Koordinasi antara guru dan siswa dilaksanakan melalui WA grup.

       Kedua, meminta siswa untuk memilih satu diantara beberapa sesanti yang telah disiapkan. Adapun sesanti yang bisa dipilih antara lain (1) sapa tekun bakal tekan, (2) sapa salah bakal seleh, (3) rawe-rawe rantas malang-malang putung, (4)  ing ngarsa sung tuladha, (5) ing madya mangun karsa, (6) tutwuri handayani, (7) sepi ing pamrih rame ing gawe, (8) ajining dhiri saka lathi, (9) ajining raga saka busana, (10) ajining awak saka tumindak atau siswa diperkenankan mencari sesanti lain yang akan ditulis.

       Ketiga, siswa menulis sesanti yang dipilih menggunakan Aksara Jawa pada buku tulis, kemudian memeriksa apakah penulisan Aksara Jawa sudah benar atau belum dengan bertanya jawab dengan guru atau teman sejawat melalui whatsapp. Jika penulisan sudah benar, siswa menyalin sesanti beraksara Jawa tersebut pada kertas manila/asturo dengan tulisan yang indah dan menarik.

       Keempat, menghias dan memberi warna sesanti yang telah ditulis pada kertas asturo/kertas manila. Pada kegiatan ini, siswa diberi kebebasan untuk menambah hiasan dan memberi warna pada tulisan mereka. Hal ini dapat menumbuhkan semangat dan kreativitas siswa dalam menulis Aksara Jawa.

       Kelima, pengumpulan hasil karya. Siswa diberi waktu 1 minggu untuk menyelesaikan tugasnya. Setelah tugas selesai, siswa mengumpulkan tugasnya dengan datang langsung ke sekolah atau melalui perwakilan kelas. Siswa yang mengumpulkan tugas ke sekolah wajib mematuhi protokol keseheatan. Hasil karya terbaik siswa dipajang di ruang-ruang kelas dan ruang lain di Sekolah.

       Setelah penulis menerapkan teknik penugasan menulis sesanti menggunakan aksara Jawa, ada perubahan yang signifikan terkait minat belajar siswa. Hal ini terlihat dari antusias siswa yang tinggi dalam bertanya jawab tentang penulisan sesanti yang benar, pengumpulan tugas tepat waktu dan lebih dari 50% hasil karya siswa layak dipajang di ruang-ruang kelas. 

       Adapun manfaat dari kegiatan menulis sesanti beraksara Jawa bagi siswa antara lain; 1) Siswa memahami penulisan aksara Jawa dengan benar, 2) Meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis aksara Jawa, 3) Siswa memahami bahwa menulis aksara Jawa tidak hanya sekedar teori namun bisa dipraktekkan untuk menulis sesanti, nama jalan, nama ruang, dan sebagainya yang dapat menambah nilai estetika suatu tempat. Kesimpulannya teknik ini dapat digunakan sebagai cara untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar menulis Aksara Jawa.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top