MORAL PANCASILA SEBAGAI SOLUSI DEGRADASI MORAL BANGSA

Print Friendly and PDF

MORAL PANCASILA SEBAGAI SOLUSI DEGRADASI MORAL BANGSA

Oleh : Euis friska Prabaningrum, S.Pd

Guru SMK Sultan Fattah Demak, Jawa Tengah

Euis friska Prabaningrum, S.Pd


       Kondisi moral pemuda Indonesia kian hari bisa dikatakan kian mengalami penurunan. Banyak dari mereka yang mulai larut dalam pergaulan bebas dan melupakan norma-norma yang ada. Tak hanya mereka yang tinggal di perkotaan saja, bahkan di desa-desa pelosok pun kondisinya hampir serupa. Salah satu penyebab rusaknya moral anak bangsa adalah adanya globalisasi dan kemajuan teknologi yaitu internet. Banyak yang menyalah gunakan internet ini sebagai ajang untuk mencari konten-konten asusila, konten yang tidak bermanfaat bagi masa depannya bahkan ada yang memanfaatkannya untuk menipu orang lain.

       Fakta yang cukup miris adalah ketika 26 Januari 2020 lalu, dilansir dari tribunnews.com Polsek Wonosalam Demak mengamankan tujuh remaja yang masih berusia sekolah sedang pesta miras di Desa Jogoloyo Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak dan salah satunya adalah anak perempuan yang mabuk berat hingga pingsan.

       Jika membaca berita tersebut tentunya hati orang tua manapun akan menjadi miris. Mereka, anak - anak yang selalu dibangga – banggakan dan akan menjadi tumpuan di masa depan ternyata menghabiskan masa mudanya dengan cara yang salah. Tak hanya di Demak saja ternyata hal serupa terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Seperti yang tertulis di kanal wartakota.tribunnews.com menunjukkan satu fakta yang juga memprihatinkan terjadi pada tahun 2015 di Yogyakarta. Dinas Kesehatan Yogyakarta merilis data sekitar 1.078 anak sekolah berusia remaja yang sudah melakukan persalinan dan 976 anak dari data tersebut hamil di luar nikah.

       Menelisik kasus – kasus tersebut, mengajarkan nilai – nilai Pancasila bisa jadi solusi untuk menekan maraknya berbagai macam kasus kemerosotan moral di Indonesia. Di sini, guru PPKN lah yang harus tampil sebagai agen untuk merubah pola piker dan merubah perilaku anak dengan membiasakan mereka agar senantiasa berpedoman pada Pancasila dalam menjalani kehidupan sehari - hari.

       Dari sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa” anak didik kita akan belajar bahwa sebagai makhluk ciptaan Tuhan tentu harus selalu melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan Tuhan. Dengan memegang nilai religious dari sila pertama ini maka segala perilaku mereka akan senantiasa terjaga dari hal - hal yang tidak baik, karena mereka sadar bahwa segala tindak – tanduknya selalu diawasi oleh Tuhan.

       Dari sila kedua “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” anak didik kita akan belajar tentang cara berperilaku adil dan juga menjaga adab alias sopan santun dalam bergaul baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

       Dari sila ketiga “Persatuan Indonesia” anak didik kita akan belajar pentingnya persatuan dan kesatuan bagi bangsa dan negara. Dengan menerapkan nilai persatuan ini diharapkan tak ada lagi anak - anak yang sengaja tawuran di jalanan. Mereka tidak akan mudah terpecah belah dan akan  kokoh bersatu demi masa depan bangsa.

       Dari sila keempat, “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan” anak didik kita akan belajar tentang nilai – nilai kebijaksanaan terutama ketika mereka akan melakukan suatu tindakan maka mereka harus memikirkan terlebih dahulu dampak negative dan dampak positif dari perbuatan itu. Jika logika mereka benar maka mereka tidak akan melakukan suatu tindakan yang tidak bermanfaat bahkan bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain.

       Dari sila kelima, “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” anak didik kita akan belajar tentang nilai – nilai keadilan dan bagaimana melatih kepekaan mereka terhadap sesama. Mereka tidak akan bersikap egois atau mementingkan diri sendiri ketika melakukan suatu perbuatan tertentu.

       Dengan bermoral Pancasila maka pemuda Indonesia akan mampu mewujudkan Indonesia yang lebih beradab, lebih maju dan mampu bersaing dengan negara lainnya.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top