Posted by CB Magazine on Sabtu, 15 Desember 2018 |
Pendidikan
 |
Prof. Volker Nienhaus memaparkan materi tentang sistem keuangan syariah beserta tantangannya hadapi revolusi industri 4.0. |
Kesiapan Sistem Keuangan
Syariah Hadapi Revolusi Industri 4.0
Surabaya-majalahlarise.com-Program
Studi (Prodi) Sarjana Ekonomi Syariah STIE Perbanas Surabaya bekerjasama dengan
BI Institute dari Bank Indonesia menyelenggarakan International Public Seminar.
Jumat (14/12/ 2018. Bertempat di Auditorium kampus 1 STIE Perbanas Surabaya, Jl. Nginden
Semolo 34-36 Surabaya.
Kegiatan yang merupakan
bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia
Sharia Economic Festival (ISEF) ke-5 pada tahun 2018 ini mengusung tema “The Readiness of Islamic Finance Facing the
Industrial Revolution 4.0”. Lebih dari 300 peserta pun hadir, mulai dari
praktisi, akademisi, peneliti, hingga mahasiswa.
Ketua Prodi Sarjana Ekonomi
Syariah, Dr. Wiwik Lestari, M.Si., menuturkan program ini selaras dengan misi
yang dibangun oleh prodi yang dinaunginya. Sekarang, lulusan Ekonomi Syariah
harus disiapkan untuk menghadapi perubahan yang berkiblat pada Revolusi Indutri
4.0. Dengan kata lain, kegiatan ini bertujuan untuk membekali kompetensi
masyarakat umum, khususnya di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk lulusan
Sarjana Ekonomi Syariah. Bahkan, mereka didorong untuk menghadapi segala macam
tantangan dengan sistem ekonomi dan keuangan syariah yang berbasis digital.
Untuk itu, pembicara yang
dihadirkan pun seorang Anggota Dewan Pengawas dari FWU AG di Munich, Jerman,
(Member of the Supervisory Board of FWU AG in Munich, Germany), Prof. Volker
Nienhaus. Selama kurang lebih 2 jam, pihaknya memaparkan sistem keuangan
syariah berserta tantangannya di skala internasional.
Ditemui usai acara, Prof.
Volker menyatakan potensi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia cukup
besar. Hal itu perlu diselaraskan dengan perkembangan digital. Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan perlu hadir dalam kondisi tersebut. Bahkan, bisa
diadakan pelatihan yang bersifat pertukaran informasi lintas negara. ”It's good opportunity but maybe this could
be strangers of exchange and practice,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua STIE
Perbanas Surabaya, Dr. Yudi Sutarso, S.E., M.Si., mengatakan tantangan bidang
ekonomi syariah, kaitannya dengan kontrak dapat Ekonomi Syariah dapat dikatakan
complicated sehingga diperlukan smart contract. Oleh karena itu,
pendidikan STIE Perbanas Surabaya saat ini mengarah pada Education 4.0.
”Kuncinya satu adalah digitalisasi dan kedua adalah internet,” pungkasnya. (Eko/Sofyan)
Tidak ada komentar: