FGD Pengembangan Model Strategi Bertahan Hidup Pedagang Kaki Lima Perantau Etnis Minang & Penduduk Asli di Pasar Nusukan Solo

Print Friendly and PDF

Dekan Fakultas Ekonomi Univet Bantara Sukoharjo, Dr. Sri Wahyu Agustiningsih, SE, MM saat menyampaikan materi diskusi

Peserta FGD

Foto bersamaTim peneliti, Narasumber dan Tamu undangan
FGD Pengembangan Model  Strategi Bertahan Hidup Pedagang Kaki Lima Perantau Etnis Minang & Penduduk Asli di Pasar Nusukan Solo

Sukoharjo – majalahlarise.com-Untuk kedua kalinya, peneliti dari Dosen FISIP Univet Bantara  Sukoharjo yakni Dra. Betty Gama, M.Si, Dr. Yoto Widodo, M.Si, Haryanto, S.Sos, M.Kom menggelar Focus Group Discussion (FGD) FGD Pengembangan Model  Strategi Bertahan Hidup Pedagang Kaki Lima Perantau Etnis Minang & Penduduk Asli di Pasar Nusukan Solo. Kamis (26/10) di lantai 2 Gedung FISIP Univet Bantara Sukoharjo.
     FGD ini menghadirkan pembicara Dekan Fakultas Ekonomi Univet Bantara Sukoharjo, Dr. Sri Wahyu Agustiningsih, SE, MM, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Nusukan Solo (PAPPAN) Ganto Suwaro, SE,  dihadiri tamu undangan dan peserta dari mahasiswa FISIP Univet Bantara Sukoharjo.
     Ketua tim peneliti, Dra. Betty Gama, M.Si dalam laporan mengatakan tujuan penelitian memberikan deskripsi strategis mempertahankan hidup pedagang kaki lima ditengah-tengah persaingan perdagangan yang semakin ketat. Menjelaskan deskripsi daya dukung lingkungan ruang, jejaring dan kerjasama pedagang kaki lima, paguyuban pedagang kaki lima dengan stakeholder kota terutama pemerintah kota Surakarta.   Merumuskan strategi komunikasi penjualan yang efektif bagi pedagang kaki lima di pasar Nusukan.
     Dalam diskusi, Dekan Fakultas Ekonomi Univet Bantara Sukoharjo, Dr. Sri Wahyu Agustiningsih, SE, MM menyampaikan strategi bertahan hidup pedagang kaki lima (PKL) diantaranya mengerucut menjadi kelompok dengan kearifan-kearifan solidaritas mekanik. Mempertahankan setiap jengkal ruang kota yang bernilai ekonomis. Membentuk entitas kecil dalam komunitas yang biasanya seragam. Ikut dengan orang yang punya modal. Mensiasati kebijakan aparat pemerintah.
     “Kalau bertahan hidup pedagang perantau etnis Minang, mereka mempunyai prinsip hidup orang Minang yang bikin mereka sukses menaklukan tanah rantau diantaranya Alam takambang jadi guru artinya alam dan pengalaman adalah guru terbaik. Meski tak menimba ilmu hingga perguruan tinggi, mereka tetap bias mereguk manisnya kesuksesan. Adat Basandi Syarak, syarak basandi kitabullah artinya pepatah yang mengajarkan untuk sukses jujur dan mengedepankan kualitas,” paparnya.
     Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Nusukan Solo (PAPPAN) Ganto Suwaro, SE menjelaskan pasar tradisional perlu diberdayakan karena memberi manfaat pada pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah. Menjaga tingkat kestabilan harga sembako. Peningkatan pendapatan asli daerah. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan potensi ekonomi. Peningkatan penyerapan tenaga kerja.
     “Pasar tradisional yang diharapkan yakni pasar yang bersih, aman dan nyaman. Fasilitas umum yang memadai seperti tempat parkir, tempat ibadah, kamar mandi/wc bersih. Manajemen yang professional. Pedagang dan pengelola pasar harus disiplin. Barang yang dijual sesuai ukur, takaran dan timbangan serta kualitas baik. Meningkatkan kesejahteraan pedagang. Menjaga kepuasan konsumen. Tidak ada pungutan liar dan meminta-minta,” tuturnya. (Sofyan)
 



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top