Ustad Pujiono, Pimpinan PonpesMu Manafiul Ulum Sambi Boyolali sekaligus narasumber Tim Fasilitator Pembelajaran Mendalam dan Kecerdasan Artifisial.


    Kultum Subuh Pujiono di Sorong, Jadi Guru Sekali Harus Buat Prasasti

    Sorong — majalahlarise.com - Suasana Subuh yang teduh di Ballroom Hotel Aimas, Sorong, menjadi awal penuh makna bagi rangkaian Bimbingan Teknis Pembelajaran Mendalam Koding dan Kecerdasan Artifisial Region Papua Barat Daya, Ahad (7/12). Kegiatan resmi dibuka oleh Ketua FGM Pusat, Sutomo, M.Ag., didampingi Ketua Majelis Dikdasmen Papua, Sanmas.

    Dalam kesempatan tersebut, Ustad Pujiono, Pimpinan PonpesMu Manafiul Ulum Sambi Boyolali sekaligus narasumber Tim Fasilitator Pembelajaran Mendalam dan Kecerdasan Artifisial, menyampaikan kultum bertema “Jadi Guru Sekali Harus Buat Prasasti.” Tausiyahnya yang lembut namun tegas menyentuh lebih dari seratus peserta bimtek.

    Pujiono mengajak para guru memahami makna “prasasti” sebagai jejak kebaikan yang terus hidup meski sang guru tak lagi mengajar. Menurutnya, prasasti tidak melulu berbentuk monumen besar, tetapi sesuatu yang memberi manfaat berkelanjutan.

    “Prasasti itu bisa berupa prestasi, bisa juga berupa amal jariyah,” ujarnya. Ia menjelaskan bentuk prasasti yang bisa diwujudkan guru, seperti ilmu yang terus diamalkan murid, sistem baik yang diwariskan di sekolah, pohon yang ditanam dan memberi manfaat, generasi berakhlak dan cerdas yang dilahirkan, hingga karya pembelajaran yang terus digunakan oleh guru lain.

    “Guru itu sekali mengabdi, harus menorehkan sesuatu yang dikenang. Ketika kita sudah tidak lagi mengajar, manfaatnya tetap hidup,” lanjutnya.

    Menghadapi era kecerdasan artifisial, Pujiono menegaskan bahwa guru memegang peran penting sebagai penjaga peradaban. Kreativitas, visi masa depan, serta kemampuan literasi digital menjadi prasasti baru yang harus dibangun.

    “Bimtek ini bukan sekadar pelatihan, tetapi titik awal perubahan. Di sini para guru menyiapkan prasasti baru: literasi digital, pembelajaran mendalam, dan kompetensi masa depan,” tegasnya.

    Kultum Subuh tersebut menghadirkan suasana reflektif sekaligus membangkitkan spirit perubahan. Para peserta tampak antusias mencatat pesan-pesan kunci yang disampaikan.

    Usai kultum, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan materi inti bimtek. Para peserta diharapkan kembali ke sekolah masing-masing dengan tekad kuat untuk menorehkan prasasti terbaik prasasti yang memberi dampak bagi generasi Papua Barat Daya dan Indonesia di masa depan. (RL/ Sofyan)


    Baca juga: Kopdar 10 Tahun AABI, Agus se-Indonesia Rayakan Dasawarsa di Wonogiri

    Ahmad Luthfi saat acara Ngobrol Seru Bareng Gubernur Jawa Tengah di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.


    Ahmad Luthfi Siap Diskusi Rutin dengan Perantau di Jabodetabek

    Jakarta — majalahlarise.com - Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi terus membangun kolaborasi dengan berbagai pihak demi melakukan pembangunan di wilayahnya.

    Bahkan, Ia siap menggelar diskusi dengan para perantau atau diaspora yang ada di wilayah Jabodetabek secara rutin, untuk saling tukar pikiran terkait pembangunan dan pengembangan potensi wilayah Jawa Tengah. 

    "Kita siapkan ruang diskusi tiap bulan untuk adik-adik mahasiswa dan teman-teman diaspora. Satu bulan sekali kita ketemu siap? Tapi harus datang, tidak boleh bolos lho ya," kata Ahmad Luthfi saat acara Ngobrol Seru Bareng Gubernur Jawa Tengah di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta pada Sabtu, 6 Desember 2025.

    Acara tersebut dihadiri oleh ratusan perantau. Mulai dari mahasiswa berbagai universitas, pekerja formal dan pekerja informal. Juga diikuti oleh perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jateng, BUMD, perwakilan rektor, serta perwakilan kepala daerah asal Jawa Tengah. Acara ini sekaligus menjadi titik tolak diskusi rutin yang nanti akan difasilitasi oleh Badan Penghubung (Banhub) Provinsi Jawa Tengah di Jakarta.

    "Nanti Banhub kita yang akan menyiapkan ruang diskusi. Bupati dan wali kota atau wakilnya juga harus datang," ujarnya.

    Menurut Luthfi, dialog-dialog tersebut sangat penting untuk melakukan tukar pikiran terkait potensi wilayah Jawa Tengah. Pun terkait kolaborasi dalam pembangunan yang melibatkan seluruh potensi masyarakat asal Jawa Tengah di Jakarta atau perantauan. 

    "Dalam rangka membangun bersama-sama Jawa Tengah, perlu kita lakukan kolaborasi pertemuan-pertemuan yang rutin, agar memberikan suatu kontribusi kepada wilayahnya di 35 Kabupaten/kota," jelasnya.

    Selain itu, pertemuan rutin tersebut juga sebagai bentuk nyata Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk ngopeni dan melayani mahasiswa, pengusaha, dan masyarakat di perantauan.

    Dialog atau diskusi rutin tersebut juga menjadi jawaban dari harapan mahasiswa dan masyarakat asal Jawa Tengah yang merantau di Jakarta dan sekitarnya. Seperti yang disampaikan oleh dua mahasiswa asal Jepara, Ismina Ifa dan Avi Layinussyifa, saat ditemui di lokasi.

    Ismina Ifa mengaku bersyukur dengan adanya acara Ngobrol Seru Bareng Gubernur Jawa Tengah tersebut. Hadirnya Gubernur Ahmad Luthfi dalam acara tersebut dapat menyatukan warga asal Jawa Tengah. Harapannya lebih banyak kolaborasi dan event-event lain yang melibatkan mahasiswa dan warga Jawa Tengah di Jakarta. 

    "Sangat luar biasa karena (ada UMKM) dari beberapa kota. Tadi juga sudah berkunjung ke stan Kabupaten Jepara karena saya dari Jepara, terus cek kesehatan juga. Sangat membantu warga Jawa Tengah yang berada di sini dengan fasilitas yang ada," ujarnya.

    Avi Layinussyifa menambahkan, banyak komunitas mahasiswa dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Ia ingin kegiatan komunitas tersebut dapat didukung oleh Pemprov Jateng. Pertemuan rutin juga akan mengobati rindu dengan kampung halaman karena dapat berdialog tentang apapun termasuk perkembangan daerah masing-masing.

    "Kebetulan mahasiswa Jawa Tengah ada komunitasnya yang kadang kumpul bareng. Kita merasa pulang ketika ada komunitas yang sama, terus bisa ngobrol soal daerah kita masing-masing, juga kita kadang pulang bareng, mudik bareng. Semoga lebih bisa dirangkul lagi komunitasnya atau mampir ke universitas-universitas yang banyak orang Jawa Tengah," kata mahasiswi UIN Jakarta tersebut.

    Ketua Umum Paguyuban Jawa Tengah, Leles Sudarmanto Mangun Nagoro mengatakan, diaspora masyarakat Jawa Tengah di perantauan merupakan potensi luar biasa untuk membangun Jawa Tengah. Banyak program yang sebenarnya dapat dikolaborasikan antara Pemprov Jateng dengan masyarakat perantauan.

    "Nongkrong atau ngobrol bareng Gubernur Jawa Tengah ini momen yang luar biasa untuk kepentingan memberikan informasi. Kalau bisa diaspora itu diajak ngobrol dengan tokoh-tokoh di daerah dan pengambil kebijakan," katanya. (Hum/ Sofyan)



    Kopdar 10 Tahun AABI, Agus se-Indonesia Rayakan Dasawarsa di Wonogiri

    Wonogiri — majalahlarise.com - Komunitas Agus-Agus Bersaudara Indonesia (AABI) menggelar acara akbar bertajuk KOPDAR ANNIVERSARY 10 TAHUN AABI pada Sabtu–Minggu (6–7/12/2025) di Hotel Green Resort Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah. Kegiatan ini digelar untuk memperingati satu dekade berdirinya AABI sejak resmi tercatat pada 13 Desember 2015.

    Pertemuan besar ini menghadirkan pengurus dan anggota AABI dari berbagai provinsi, mulai dari Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Jawa Barat hingga DKI Jakarta. Sejak pukul 15.00 WIB, peserta mulai memadati area hotel untuk mengikuti rangkaian kegiatan yang berlangsung selama dua hari.

    Kegiatan dimulai dengan check-in peserta, menikmati kopi dan kudapan ringan, dilanjutkan sesi sambutan pada malam hari. Ketua Panitia, Edy Agus Susanto atau akrab disapa Agus Chen, membuka acara dengan ucapan selamat datang dan penegasan bahwa kopdar ini menjadi ajang penyambung rindu antar anggota dari seluruh Indonesia.

    “Rangkaian hari ini adalah silaturahmi pertama setelah cukup lama tidak berkumpul. Intinya, kami ingin menyatukan nama Agus dari seluruh Indonesia. Yang tidak hadir mungkin masih ada tugas, tapi kebersamaan kita terus berlanjut,” ujarnya. 

    Acara api unggun, pesta kembang api dan perenungan.


    Agus Chen, berharap komunitas AABI terus berkembang di seluruh wilayah Indonesia. Pihaknya berencana memperluas pembentukan DAD dan DAC di berbagai daerah seperti Jogja dan Gunungkidul, agar komunitas bernama Agus di seluruh Indonesia semakin solid dan produktif.

    “Kami ingin semua Agus dapat berkumpul dan bersinergi untuk membangun Indonesia,” tegasnya.

    Ketua 1 DAP AABI, Agus Nurdin, menjelaskan AABI didirikan untuk menyatukan dan melestarikan nama “Agus”, sembari memperkuat peran sosial masyarakat.

    “AABI dibentuk untuk menyatukan semua yang bernama Agus. Visi kami adalah bermanfaat bagi masyarakat, dan misi kami menjaga agar nama Agus tetap lestari. Saat ini anggota resmi berkartu KTA mencapai sekitar 8.000 orang,” ujarnya.

    Ketua 1 DAP AABI, Agus Nurdin.


    Ia menambahkan, komunitas AABI terus aktif dalam kegiatan sosial, termasuk relawan bencana yang dipimpin Agus Ridwan dari pengurus DAP AABI, serta program santunan bulanan untuk anggota yatim.

    Komunitas ini juga aktif di media sosial dan terus memperkuat jaringan antar anggota dari berbagai provinsi. Beragam agenda berskala besar telah dilaksanakan, termasuk upacara bergerak 17 Agustus di Bromo pada tahun sebelumnya.

    Selain merayakan ulang tahun ke-10, AABI bersiap menuju agenda strategis pada 2026, yakni Musyawarah Nasional (MUNAS) untuk memilih ketua umum baru dan membahas pemindahan sekretariat pusat dari Jakarta Utara ke kota lain.

    “Biasanya MUNAS dihadiri 200–300 peserta. Lokasi masih dibahas, bisa di Semarang, Kalung, atau Bandung tergantung kesiapan daerah,” terang Agus Nurdin.

    Salah satu peserta dari Malang, Agus Heri Purwanto, mengaku sudah merasakan kekuatan persaudaraan AABI sejak lama.

    "Saya bergabung di AABI sejak tahun 2019. Persaudaraannya sangat harmonis dan kekuatannya ada pada kebersamaan yang sudah lawas,” ungkapnya.

    Ia menyebutkan bahwa AABI memberikan manfaat yang nyata bagi anggotanya, termasuk rasa aman saat bepergian ke daerah lain.

    “Kalau kita berkunjung ke beberapa daerah, minimal ada rumah singgah. Persaudaraannya kuat sekali,” tambahnya.

    Agus Heri mengatakan bahwa dirinya pernah aktif di berbagai organisasi besar, seperti NU, Muhammadiyah, hingga berbagai majelis pengajian, namun AABI memiliki karakter yang berbeda.

    “Agus ini paling beda. Tidak ada unsur apa pun. Kami independen, tidak berpolitik. Politik bisa merusak persaudaraan, dan AABI mampu menghindari itu,” tegasnya.

    Menurutnya, kekuatan AABI terletak pada kesadaran pribadi anggotanya.

    “Acara-acara begini pun berlangsung tanpa paksaan, tanpa pungutan. Semua dilakukan dengan kesadaran dan ketulusan,” ujarnya.


    Pada prosesi ulang tahun dengan renungan, api unggun, dan gebyar kembang api. Acara semakin hangat dengan ramah tamah, hiburan musik orjen tunggal oleh Agus Cengur, serta dipandu oleh Agus Sunarno sebagai MC.

    Memasuki Minggu pagi, peserta mengikuti jalan sehat, senam, sarapan pagi, hingga menikmati sunrise di Bukit Dewa-Dewi, Suci, Pracimantoro. Siangnya, rombongan melanjutkan wisata susur pantai di wilayah Gunungkidul secara mandiri sebelum acara ditutup dengan sesi sayonara pukul 14.00 WIB.

    Kopdar satu dekade ini bukan sekadar reuni, tetapi momentum memperkuat persaudaraan anggota AABI lintas daerah dan generasi. Semangat kebersamaan, kreativitas, dan kepedulian sosial menjadi identitas yang terus dipertahankan oleh komunitas ini. (Sofyan)


    Baca juga: Gubernur Ahmad Luthfi Tolak Penambangan Gunung Slamet 



    Gubernur Ahmad Luthfi Tolak Penambangan Gunung Slamet 

    Jakarta - majalahlarise.com - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan kembali bahwa kawasan Gunung Slamet telah berproses untuk menjadi taman nasional, sehingga tidak boleh ada aktivitas penambangan di kawasan tersebut.

    "Gunung Slamet itu sudah (diproses) menjadi kawasan taman nasional. Jadi kalau kawasan maka tidak boleh ada penambangan. Ini menjadi prioritas," kata Ahmad Luthfi saat menanggapi pertanyaan seorang mahasiswa dalam acara Ngobrol Seru Bareng Gubernur Jawa Tengah di Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Sabtu, 6 Desember 2025.

    Lebih lanjut, Ahmad Luthfi mengatakan, yang disampaikan mahasiswa bernama Dikri Mulia tersebut merupakan masukan yang sangat berharga untuk melakukan tindakan pencegahan bencana. 

    Kepala daerah yang memiliki wilayah di kawasan Gunung Slamet juga sudah diinstruksikan untuk melakukan mitigasi, agar praktik perusakan lingkungan di kawasan tersebut tidak terjadi.

    "Sudah kita lakukan konservasi. Bupati-bupati yang melingkupi wilayah Gunung Slamet, kita minta melakukan mapping wilayah. Mana yang nanti menjadi spot untuk kegiatan revitalisasi, agar nanti tidak terjadi adanya suatu bencana yang berulang," jelasnya usai acara.

    Jauh sebelum itu, Ahmad Luthfi juga sudah memberikan peringatan kepada seluruh daerah di Jawa Tengah untuk waspada terkait wilayah rawan longsor dan banjir. 

    Ia juga meminta seluruh masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan, baik di wilayah pegunungan, dataran tinggi, maupun wilayah pesisir.

    Sebelumnya, dalam dialog tersebut seorang mahasiswa Universitas Indonesia asal Pemalang, Dikri Mulia, melontarkan pertanyaan. Pertanyaan itu terkait santernya informasi yang ia lihat dan baca di media terkait penambangan pasir di kawasan Gunung Slamet.

    Dikri menyampaikan keprihatinan dan was-was dengan kondisi tersebut, apalagi akhir-akhir beberapa daerah seperti di Sumatra sedang berduka lantaran banjir bandang yang merenggut ratusan orang meninggal dan hilang.

    "Dengan adanya tambang di lereng Gunung Slamet, bukan tidak mungkin (kejadian serupa) itu terjadi di Jawa Tengah kawan-kawan, terutama di Brebes. Sejauh mana Gubernur mengetahui soal kasus ini, langkah apa yang sudah dilakukan oleh Gubernur, lalu langkah apa yang akan dilakukan agar bencana-bencana jangan sampai terjadi," ujar Dikri saat berdialog dengan Gubernur Ahmad Luthfi. (Hum/ Sofyan)


    Ketemu Warga Jateng di Jakarta, Ahmad Luthfi: Belum Jadi Raja Rimba Kalau Belum Pulang Membangun Kampung

    Jakarta - majalahlarise.com - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengajak diaspora masyarakat Jawa Tengah yang tinggal di Jakarta agar membangun membangun kampung masing-masing.

    Hal itu disampaikan saat acara “Gubernur Menyapa, Ngobrol Seru Bareng Gubernur Jawa Tengah” di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Sabtu, 6 Desember 2025. 

    Acara tersebut dihadiri ratusan warga asal Jawa Tengah yang merantau di Jabodetabek, mulai dari mahasiswa, pekerja formal, sampai pekerja informal.

    "Jadi Bapak-bapak dan Adik-adik sekalian, Anda tidak menjadi raja rimba kalau belum menaklukkan Jawa Tengah dengan pulang kampung membangun kampung. Itu penting. Sehebat-hebatnya kita di negeri orang, Anda lebih hebat untuk diri Anda dan keluarga Anda, serta masyarakat di mana Anda dilahirkan," kata Ahmad Luthfi saat mengawali dialog.

    Gubernur menjelaskan, apa pun yang didapatkan di perantauan merupakan bagian dari investasi bagi wilayah masing-masing. Maka keterlibatan masyarakat perantauan dalam membangun wilayah agar tidak mengubah adat istiadat. Salah satu ciri khas masyarakat Jawa Tengah adalah tindak-tanduk dan tata krama yang selalu dijunjung tinggi.

    "Jangan hilangkan tradisi di wilayah karena membangun Jawa Tengah dasarnya adalah kekerabatan, gotong royong, dan tepa salira. Itu yang menjadi nyawanya Provinsi Jawa Tengah," ujarnya.

    Dikatakan, kebersamaan itu juga yang dijadikan landasan dalam pembangunan di Jawa Tengah. Semua elemen masyarakat dilibatkan tanpa ada yang ditinggal, tanpa ada ego sektoral. Kolaborasi menjadi hal penting karena ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan sendiri oleh daerah.

    "Pada saat kita di pemerintahan, pada saat kita di wilayah, dan lain sebagainya, di situ akan kita jumpai kasus-kasus yang sangat heterogen dan banyak sekali. Itu tidak bisa diselesaikan sendiri, harus berjenjang, berlanjut, dan berkelanjutan," jelasnya.

    Ahmad Luthfi juga menyampaikan rasa bangga dengan warga Jawa Tengah di perantauan. Di antaranya karena memiliki semangat kebersamaan yang tinggi.

    "Para perantau kita adalah duta-duta investasi bagi Jawa Tengah. Jadi apapun di perantauan adalah kembali ke wilayah masing-masing," katanya.

    Gubernur juga menyerahkan bantuan kepada masyarakat. Di antaranya bantuan pendidikan dari Baznas Jateng kepada 100 mahasiswa asal Jawa Tengah, dan beberapa bantuan simbolis KUR kepada pelaku UMKM asal Jawa Tengah.

    Ketua Umum Paguyuban Jawa Tengah, Leles Sudarmanto Mangun Nagoro, mengatakan, diaspora masyarakat Jawa Tengah di perantauan merupakan potensi luar biasa untuk membangun Jawa Tengah. 

    Banyak program yang sebenarnya dapat dikolaborasikan antara Pemprov Jateng dengan masyarakat perantauan, hanya saja koneksitas dengan pengambil kebijakan belum begitu kuat sehingga butuh peningkatan.

    Menurutnya, Ngobrol Bareng Gubernur Jawa Tengah ini momen yang luar biasa, untuk memberikan informasi bagaimana pembangunan Jawa Tengah setelah satu tahun ini

    “Sekarang ini momentum untuk memberikan informasi yang lebih detail, agar fasilitas yang ada bisa dimanfaatkan bersama oleh diaspora dari Jawa Tengah di manapun berada. Bisa kami koordinir lebih dahsyat. Membawa investasi juga bisa, membawa kepintaran dan koneksitas di Indonesia juga bisa," katanya. (Hum/ Sofyan)

    Ustaz Dwi Jatmiko memimpin doa dalam acara wisuda.


    STT Warga Surakarta Lulus Kuliah Langsung Dapat Pekerjaan

    Solo – majalahlarise.com - Dai Champions Standardisasi Majelis Ulama Indonesia Pusat, Ustaz Dwi Jatmiko memimpin doa dalam acara wisuda program Diploma III dan Sarjana Teknik, Sekolah Tinggi Teknologi (STT) ‘Warga’ Surakarta periode VI di Hotel Harris Solo, Sabtu (6/12/2025). 

    Jatmiko melanjutkan, STT Warga Surakarta memiliki kontribusi besar dalam pemenuhan sumber daya manusia (SDM) berkompeten yang beralamat di Jalan Rata Solo-Baki Nomor KM 2, Kwarasan, Grogol, Sukoharjo.

    “Jadikanlah anak-anak kami, wisudawan-wisudawati, anak yang berhasil dan berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Semoga mereka lulus kuliah cepat mendapatkan pekerjaan dan pendamping hidup, yang setia serta anak yang berbakti,” pintanya.

    STT Warga Surakarta dengan visinya menjadi sekolah tinggi yang unggul di biang teknologi dan memiliki daya saing ditingkat internasional pada tahun 2040. 

    “Wisuda Program DIII dan S1, Keteknikan Sekolah Tinggi Teknologi Warga Surakarta, yang ke 6 tahun 2025, bukan sekadar seremoni akademik, melainkan penanda lahirnya generasi baru, manusia cendekia, yang siap mengabdikan diri, bagi bangsa dan negara,” urainya. 

    Dengan penuh rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, bersama-sama merayakan puncak dari sebuah perjalanan Panjang, yang penuh perjuangan. Di balik senyum Bahagia, yang terpancar, terdapat jutaan detik perjuangan, kerja keras, dan pengorbanan yang tidak selalu tampak. 

    Orang tua adalah mereka yang telah bersusah payah, melahirkan, mempertaruhkan nyawa antara hidup dan mati, mereka telah merawat dan mendidik semenjak kecil, hingga sekarang.

    “Mereka orangtua telah membiayai segala kebutuhan kami dengan peras keringat dan banting tulang, hingga diwisuda saat ini. Orangtua permata bagi kami dan cahaya di tengah kegelapan, penyejuk di saat gundah, penghibur dikala duka,” tuturnya.

    Keberhasilan ini, merupakan buah dari doa tulus, dukungan penuh orang tua, dosen pembimbing dan keluarga yang senantiasa menjadi sumber kekuatan dan inspirasi.

    “Ya Tuhan kami, Wahai yang maha menatap, wahai yang maha agung dan maha perkasa, berkahilah pertemuan kami hari ini, dan masa yang akan datang. Satukanlah hati kami. Sukses bersama, maju bersama, bersinar Bersama. Anugerahkanlah kepada kami, khususnya para wisudawan/wisudawati kekuatan dalam menghadapi tantangan dan hambatan,” serunya. (Sofyan)



    Gubernur Ahmad Luthfi Ngobrol Bareng Warga Jateng di Jakarta

    Semarang - majalahlarise.com - Warga Jawa Tengah yang saat ini tinggal di Jakarta bisa mengikuti layanan cek kesehatan gratis. Tak hanya itu, warga Jateng juga bisa ngobrol bareng Gubernur hingga makan siang bersama-sama.

    Kepala Badan Penghubung Provinsi Jawa Tengah, Sarido, menjelaskan, Pemprov Jateng menggelar acara "Ngobrol Seru Gubernur Jjawa Tengah dengan warga Jateng di Jakarta". Acara bakal digelar di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Sabtu, 6 Desember 2025, mulai pukul 10.00.

    Meski terbuka untuk semua warga Jateng di Jakarta, namun acara ini dibatasi mengingat keterbatasan pendopo yang digunakan untuk lokasi kegiatan. 

    “Total bakal ada 200-an yang akan ikut serta. Peserta paling banyak adalah anak-anak muda yang sebelumnya telah mendaftar lebih dahulu," kata Sarido, Jumat, 5 Desember 2025.

    Usai registrasi, peserta bisa memanfaatkan layanan kesehatan Speling dari Dokter Spesialis Keliling dan Cek Kesehatan Gratis (CKG). Hal ini sekaligus sebagai program unggulan Gubernur Ahmad Luthfi untuk menjaga kesehatan masyarakat Jawa Tengah. Setelahnya, mereka bisa menikmati hiburan tari-tarian dan pembacaan puisi. Selanjutnya ngobrol bersama Gubernur Ahmad Luthfi.

    Sarido juga menjelaskan masyarakat umum bisa mampir meramaikan produk-produk unggulan dari UMKM Jawa Tengah. "Ada produk UMKM dari 18 kabupaten dan Kota dari Jawa Tengah," ujarnya.

    Di antaranya adalah Kopi dari Banjarnegara dan Temanggung, fashion dari Batang, produk parfum dan pewangi ruangan dari Kabupaten Boyolali, makanan dan oleh-oleh khas dari Brebes, tenun Troso dari Jepara, kain lurik dari Klaten, produk makanan abon dari Purbalingga. Selanjutnya ada kerajinan tas dari Solo, batik tulis dari Wonogiri, jajanan khas pisang dari Karanganyar, serta ragam aksesoris asal Tegal.

    Sarido berharap masyarakat bisa ikut meramaikan acara yang bermanfaat tersebut, meski ia juga meminta maaf karena keterbatasan tempat sehingga tidak semua nantinya bisa dapat tempat duduk dan masuk ke pendopo.

    Di sisi lain, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mendorong peningkatan kualitas UMKM. Baik dari sisi produk dan penjualan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah menggelar pameran UMKM di berbagai kesempatan agar produk khas Jawa Tengah semakin dikenal dan mendongkrak kesejahteraan pelaku UMKM. (Hum/ Sofyan)


Top