Posted by CB Magazine on Sabtu, 21 Juni 2025 |
Pendidikan
Mahasiswa ISI Surakarta Ikuti Diskusi Strategi Promosi Lembaga Sensor Film Bersama Tenaga Sensor dan Anggota Subkomisi LSF RI
Jakarta- majalahlarise.com -Mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta berkesempatan mengikuti program Satu SKS Bersama LSF RI pada Senin, 19 Mei 2025. Program ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan magang yang diselenggarakan oleh Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF RI), dengan tema diskusi “Promosi dan Strategi LSF RI.” Dalam kesempatan ini, mahasiswa berdiskusi langsung dengan tenaga sensor dan internal LSF, yaitu Gustav Aulia, S.T., M.I.Kom. selaku Ketua Subkomisi Apresiasi dan Promosi, serta dua tenaga sensor LSF, Arinda Purbasari Adlina Putri dan Nurrahman Effendi.
Dua mahasiswa ISI Surakarta yang terlibat aktif dalam program ini adalah Moh. Rafi Akbar dan Putri Setyarini, yang saat ini tengah menjalani program magang di LSF RI. Keduanya mengikuti diskusi dengan antusias dan turut mencermati berbagai strategi komunikasi yang dijalankan lembaga sensor dalam menghadirkan edukasi publik melalui media.
Diskusi dibuka dengan pengantar mengenai dasar hukum yang melandasi keberadaan dan kinerja Subkomisi Apresiasi dan Promosi. Beberapa peraturan seperti Undang-Undang No. 33 Tahun 2009 tentang Perfilman, Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2014 tentang LSF, serta Permendikbud No. 14 Tahun 2019 tentang pedoman penyensoran dan klasifikasi usia menjadi fondasi kerja lembaga dalam menjalankan fungsi edukasi dan promosi budaya sensor mandiri kepada masyarakat.
Dalam sesi utama, Gustav Aulia menjelaskan pentingnya peran subkomisi yang ia pimpin sebagai jembatan antara lembaga sensor dan masyarakat melalui pendekatan komunikasi yang inklusif dan adaptif.
“LSF tidak hanya bekerja di balik layar menyensor film, tapi juga hadir di ruang publik untuk membangun pemahaman bersama tentang pentingnya klasifikasi usia dan konten yang layak tayang,” ujarnya.
Para narasumber juga memaparkan berbagai program strategis yang telah dijalankan LSF dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Di antaranya adalah podcast Classinema yang menjadi ruang diskusi interaktif dan media promosi audio mengenai Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri. Selain itu, LSF aktif berkolaborasi dengan media melalui program literasi, serta terlibat dalam berbagai kegiatan di daerah seperti SMF Market 2024 di Yogyakarta dan diskusi bersama para pemimpin redaksi media nasional.
Arinda Purbasari menambahkan kolaborasi lintas sektor dan komunikasi dengan generasi muda saat ini juga menjadi strategi utama dalam memperluas jangkauan pesan LSF.
“Kami percaya pendekatan kreatif adalah kunci. Maka dari itu, LSF juga bekerja sama dengan kreator konten hingga komunitas film untuk menyampaikan pesan edukasi yang lebih mudah diterima,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa ISI Surakarta tidak hanya mendapatkan pengalaman akademik, tetapi juga merasakan secara langsung dinamika dunia kerja, khususnya dalam sektor komunikasi publik dan pengelolaan pesan strategis di institusi pemerintahan. Mereka diharapkan dapat membawa semangat literasi media dan budaya sensor mandiri ke lingkungan kampus dan masyarakat sekitarnya. (Sofyan)
Tidak ada komentar: