Plastik Bekas Jadi Batik Karnival, Tari Caping Kolosal Memukau di Upacara Hardiknas 2025

Print Friendly and PDF

 

Puluhan siswa SMP Negeri 2 Giritontro menyuguhkan pertunjukan seni kolosal yang memukau. Tarian Caping yang enerjik berpadu dengan busana batik karnival dari bahan plastik bekas.


Plastik Bekas Jadi Batik Karnival, Tari Caping Kolosal Memukau di Upacara Hardiknas 2025

Wonogiri- majalahlarise.com -Suasana upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di Kecamatan Giritontro, Wonogiri, Jumat (2/5), mendadak semarak ketika puluhan siswa SMP Negeri 2 Giritontro menyuguhkan pertunjukan seni kolosal yang memukau. Tarian Caping yang enerjik berpadu dengan busana batik karnival dari bahan plastik bekas menjadi penampilan yang tak hanya unik, tapi juga sarat makna pendidikan karakter dan kreativitas.

Tampilan spektakuler ini merupakan hasil proyek P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang mengusung tema pelestarian budaya dan kepedulian lingkungan. Para siswa tampil percaya diri di depan peserta upacara dan tamu undangan, mengenakan busana berwarna-warni hasil daur ulang yang dikreasikan menjadi kostum batik bergaya karnaval.

Koreografi apik yang digarap oleh Jaka Santosa, S.Pd. berhasil menyatukan gerakan tari Caping yang khas dengan semangat muda para pelajar. Denting musik tradisional dan irama gerakan yang kompak menyulap lapangan sepak bola tempat upacara menjadi panggung seni yang megah.

Kepala SMP Negeri 2 Giritontro, Retno Wulandari, S.Pd., M.Pd., menyampaikan rasa bangga atas keberhasilan anak didiknya. "Penampilan ini kami persembahkan untuk masyarakat Giritontro dan sekitarnya. Terima kasih kepada seluruh siswa dan guru yang dengan waktu latihan yang sangat terbatas tetap mampu menyuguhkan karya terbaik," ujarnya.

Retno menambahkan seluruh kostum dan properti merupakan hasil kerja keras siswa melalui bimbingan guru dalam kegiatan P5. "Batik karnival ini terbuat dari plastik bekas dan kain tak terpakai, begitu juga dengan caping yang dikenakan dalam tarian – semuanya karya anak-anak kami. Ini adalah bukti nyata bahwa pembelajaran bisa menghasilkan sesuatu yang berdampak, indah, dan membanggakan," imbuhnya.

Penampilan seni ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga pesan kuat tentang kreativitas tanpa batas, pentingnya pendidikan karakter, serta kepedulian terhadap lingkungan. Sorak tepuk tangan penonton menjadi penanda bahwa karya anak bangsa, meski dari bahan sederhana, bisa mencuri perhatian dan menyentuh hati. (Sofyan)


Baca juga: Superhero Literasi dari Disporapar Ajak Anak-anak Kembali Membaca dan Mendongeng di Hari Pendidikan


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top