EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED SINKRONUS DAN ASINKRONUS DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP ILMIAH PESERTA DIDIK KELAS XII MIPA

Print Friendly and PDF

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED SINKRONUS DAN ASINKRONUS DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP ILMIAH PESERTA DIDIK KELAS XII MIPA


Oleh: Istuti, S.Pd

Guru Biologi SMA Negeri 1 Pracimantoro, Wonogiri

Istuti, S.Pd



       Sudah jamak dipahami, bahwa pandemi yang melanda dunia kita sekarang ini berdampak pada semua sektor kehidupan. Tak terkecuali dengan pendidikan. Guru sebagai subjek maupun peserta didik sebagai objek, mendapatkan masalah yang sama, yaitu sulitnya melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar. Kebijakan pemerintah yang menetapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), menyisakan banyak pekerjaan rumah yang hingga saat ini belum terselesaikan. Kurikulum yang coba disederhanakan, disesuaikan dengan kondisi peserta didik di masing-masing satuan pendidikan, tetap saja menjadi polemik yang tak berkesudahan.

       Biologi, sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, memiliki salah satu karakteristik yaitu menggunakan metode ilmiah. Setiap teori dari belajar biologi harus melalui eksperimen dan penarikan kesimpulan sesuai fakta yang didapatkan. Sikap ilmiah mutlak diperlukan dalam mencapai pembelajaran bermakna (meaningfull learning)

       Hal itulah yang saat ini sulit untuk diwujudkan, karena guru dan peserta didik tidak bisa bertatap muka di sekolah maupun di laboratorium. Kondisi ini diperberat dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang juga ikut menurun. Sulitnya memahami e-modul yang diberikan oleh guru, tanpa ada komunikasi langsung dua arah. Berdasarkan permasalahan yang terjadi di atas, penulis menerapkan model pembelajaran yang dapat mengembangkan sikap ilmiah peserta didik kelas XII MIPA yaitu Model Sinkronus dan Asinkronus. 

       Model sinkronus dan asinkronus adalah model pembelajaran dalam jaringan (daring). Guru dan peserta didik bertemu di dalam kelas maya (virtual) dengan dua metode. Metode sinkronus adalah metode dimana guru dan peserta didik tidak harus dalam kelas tertentu, akan tetapi dalam waktu yang sama. Guru menyediakan ruang kelas maya, yang ditayangkan secara langsung seolah bertatap muka menggunakan kamera video conference. Komunikasi terjadi dua arah, dan dialog bisa berlangsung secara realtime (waktu sebenarnya). Sedangkan asinkronus adalah metode dimana guru dan peserta didik tidak harus dalam waktu yang bersamaan. Guru hanya membagikan modul atau materi berupa file di kelas. Peserta didik bisa kapan saja mengunduh dan membacanya. Tidak ada dialog dan komunikasi secara langsung dan realtime

       Adapun langkah model dalam pembelajaran Biologi adalah dengan cara flipped classroom (membalik langkah) yaitu (1) Asinkronus pre class, guru memberikan modul materi beserta lembar kegiatan pada peserta didik di classroom (kelas maya). Peserta didik mengunduh dan mempelajarinya. Peserta didik wajib membuat jurnal belajar dan menanyakan materi yang belum dipahami, serta menyiapkan alat dan bahan praktikum yang akan dilaksanakan. (2) Sinkronus during class, guru membuat jadwal meeting kelas dengan video conference. Peserta didik wajib membuka tombol video agar guru bisa memantau kehadiran mereka. Guru memberikan feedback atas jurnal belajar peserta didik dan pertanyaan yang muncul. Pada langkah sinkronus, guru membimbing praktikum yang bisa diikuti seluruh peserta didik dari rumah. (3) Asinkronus post class, guru memberikan refleksi, kesimpulan dan evaluasi/ tes melalui kelas maya kembali. Peserta didik mengerjakan tugas dan evaluasi yang segera dikumpulkan pada guru. Guru dapat langsung mengetahui dan mengumumkan hasil evaluasi/ tes tersebut.

       Penulis memanfaatkan aplikasi flipped classroom ini dengan menggunakan Microsoft Teams Office 365. Apikasi ini memungkinkan metode sinkronus dan asinkronus dijalankan sekaligus tanpa harus berpindah aplikasi. Hasil yang diperoleh selama model ini dijalankan, hampir semua peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal-hal yang tidak peserta didik mengerti, bisa langsung mendapatkan jawaban dari guru. Sikap ilmiah peserta didik tampak berkembang saat praktikum dilaksanakan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran sinkronus dan asinkronus cukup efektif dalam mengembangkan sikap ilmiah peserta didik kelas XII MIPA SMA Negeri 1 Pracimantoro. (*)



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top