Mas Kurik Bonsai Giritontro, Sabar dan Telaten Kunci Sukses Bisnis Bonsai

Print Friendly and PDF

Mas Kurik saat menata tanaman bonsai.

Mas Kurik Bonsai Giritontro, Sabar dan Telaten Kunci Sukses Bisnis Bonsai

Wonogiri- majalahlarise.com -Tanaman yang sedang diburu para pecinta maupun kolektor akhir-akhir ini salah satunya adalah bonsai. Seni maupun tampilan merupakan salah satu daya tarik tersendiri. Semakin lama usia pohon semakin tinggi pula harga tawarannya.

Salah satu  pembuat bonsai adalah Mas Kurik. Itulah nama yang sudah tidak asing bagi warga Sukoroyom Kulon Pucanganom Giritontro Wonogiri dan sekitarnya.

Mas Kurik bisa dikatakan petani, perancang, ataupun pembuat tanaman liar yang sebelumnya tidak ada nilainya dirubah menjadi bonsai yang mempunyai nilai jual berkat keuletan dan kesabarannya.

Baca juga: Meriahkan HUT Ke-75 Kemerdekaan RI, Korwil Kecamatan Bidang Pendidikan Giritontro Gelar Lomba Kreativitas Pendidikan

Saat ditemui disela sela kesibukannya belum lama ini, bercerita dalam sehari bisa mendapatkan tunggak (bakal bonsai) dua sampai tiga pohon. Pencarian dilakukan lereng gunung dengan menempuh jalan kaki puluhan kilo meter.

"Kalau pas mujur bisa menemukan atau mendapatkan tunggak yang bagus. Tapi kadang juga mendapatkan yang  biasa saja atau malah tidak dapat. Pohon yang dicari diantaranya Serut, beringin, asem, wau, atau tunggak apa saja yang bisa dibuat menjadi bonsai," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, pencarian ini sudah dilakukan kurang lebih 6 bulan yang lalu. Dalam pencarian sering bertemu dengan para pencari tunggak bonsai dari berbagai daerah, luar kecamatan bahkan ada yang dari sekitar Solo Raya.

Baca juga: Spesial Sego Tiwul Ada di Rumah Makan  Pondok Degan Giritontro

Dengan berbekal sabit, gergaji, linggis
Pencarian biasanya dilakukan Mas Kurik dimulai pukul 13.00 WIB sampai 06.00 WIB. Setelah terkumpul di rumah tunggak tersebut mulai diproses dengan pembuatan  media tanam di pot, lalu dibungkus plastik dan menunggu hasil semi. Terlihat ratusan  tunggak calon bonsai yang baru  proses tersusun rapi di pelataran samping rumah.

Dalam menunggu hasil semi  ini butuh waktu 2 sampai 3 bulan. Selama masa inilah  merupakan masa kecemasan dan harapan antara  bisa bersemi  hidup  ataupun mati. Setelah melewati masa itu maka hidup atau mati tumbuhan tersebut bisa diketahui.

"Untuk yang hidup maka tentu akan dirawat dan dibuat bonsai sesuai karakter pohonnya. Pohon yang paling diminati para kolektor adalah pohon Serut," katanya.

Baca juga: Merayakan HUT RI ke-75, SMPN 4 Pracimantoro Adakan Gowes Keliling Kawasan Kars

Menurutnya prinsip dalam merawat bonsai haruslah sabar. Bonsai tidak boleh diperlakukan secara instant. Harus diperlakukan seperti mahluk hidup yang lain. Sabar merupakan kuncinya, Karena tanpa kesabaran hasilnya tidak akan bisa dinikmati.

Bonsai-bonsai hasil karyanya tersebut akan dilepas ke pembeli apabila benar benar sudah melewati  perawatan minimal 2 sampai 3 tahun. Karena masa itulah masa yang benar benar baru bisa melihat hasil bonsainya.

"Semakin lama usia bonsai tersebut semakin muncul seni eksotik yang bisa dilihat maupun dinikmati para pecintanya. Saat ini walau bonsai masih tahap perawatan pembungkusan sudah banyak orang yang menawar bonsainya. Pembeli belum tentu bisa merawat dan bisa hidup maka lebih baik tidak dijual dulu. Harus menunggu 2 sampai  3 tahun. Itulah sebabnya para peminat dan pembeli juga harus sabar. Semakin lama semakin tua maka bonsai akan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Saat ditanya apakah tidak tertarik dengan bisnis bunga yang lain dia pun menjawab tidak. "Bagaimanapun bonsai tetep mempunyai daya tarik  dan seni tersendiri. Semakin sabar menanti  maka bonsai akan  semakin dinikmati," tuturnya. (Syarif/ Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top