Mahasiswa Unisri Memanfaatkan Bonggol Pisang Sebagai Keripik Dengan Pemasaran Berbasis Digital

Print Friendly and PDF

Muhammad Pambudi saat menunjukkan produk keripik bonggol pisang.


Mahasiswa Unisri Memanfaatkan Bonggol Pisang Sebagai Keripik Dengan Pemasaran Berbasis Digital

Solo- majalahlarise.com -PKKM MBKM Proyek Kewirausahaan Universitas Slamet Riyadi Surakarta dilaksanakan selama 4 bulan mulai bulan September sampai dengan bulan Desember 2022. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas, inovasi suatu ekonomi dengan mengembangkan produk/ bisnis yang berbasis digital. Muhammad Pambudi merupakan mahasiswa semester 5 Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi Universitas Slamet Riyadi Surakarta yang lolos pada program PKKM MBKM tersebut dengan dosen pembimbing lapangan Drs. Suprayitno, M.Si. dan Yoppi Syahrial, M.M.

Kegiatan PKKM MBKM Proyek Kewirausahaan dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2022 yang berlokasi di RT. 04, RW. 02, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Surakarta. Produk olahan bonggol pisang berupa keripik yang diberi nama Musa’s Chips. Keripik bongol pisang pada awalnya dibuat karena keprihatinan terhadap bonggol pisang yang tidak mempunyai nilai jual tinggi dan sering menjadi limbah pertanian, padahal jika bonggol pisang dapat diolah dengan benar bisa menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Keripik bonggol pisang Musa’s Chips terdapat beberapa varian rasa seperti original, balado, jagung bakar, dan barbeque.

Muhammad Pambudi saat melayani pembeli keripik bonggol pisang.

Baca juga: Dalang Cilik SD Muhammadiyah 1 Surakarta akan Tampil di NAFC 2022

"Keripik bonggol pisang dibuat dengan cara bonggol pisang diiris tipis kemudian direndam dengan kapur sirih selama 1-2 jam. Bonggol yang sudah direndam kemudian direbus selama 15 menit. Bonggol yang sudah direbus dimasukkan dalam tepung bumbu kemudian digoreng dan dibumbui. Musa’s chips dijual dalam kemasan standing pouch dengan berat 80 gram untuk kemasan besar dan 40 gram untuk kemasan kecil," terang Muhammad Pambudi kepada majalahlarise.com. Senin (1/11/2022).

Lebih lanjut dikatakan, strategi pemasaran yang digunakan yaitu dengan sosial media Instagram dan Whatsapp. Untuk memperluas jangkauan pasar digunakan platform merchant food seperti Shopee dan Gofood. Musa’s chips juga dijual secara offline dengan harga per kemasan untuk kemasan kecil Rp 5000 dan kemasan besar Rp 8000. (Sofyan)


Baca juga: BPR Ihuthan Ganda Gelar Pelatihan APU PPT


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top