Mapala Arcapada Unisri Meraih Merangin Dalam Perut Bumi

Print Friendly and PDF

Pecinta Alam (Mapala) Arcapada Unisri melaksanakan Ekspedisi Suwarnadwipa.

Mapala Arcapada Unisri Meraih Merangin Dalam Perut Bumi

Solo- majalahlarise.com -Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta melepas 14 anggota Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Arcapada untuk melaksanakan Ekspedisi Suwarnadwipa. 

Ketua pelaksana Ekspedisi Suwarnadwipa, Agil Haryo Saputro kepada majalahlarise.com menyampaikan tujuan kegiatan ini sebagai pemantapan materi bagi anggota muda Arcapada dan sebagai bentuk Tridarma Perguruan Tinggi sehingga bisa dilantik menjadi anggota penuh.

Kegiatan ekspedisi tersebut diikuti sebanyak 6 anggota muda dan 8 pembimbing. Kegiatan selanjutnya dibagi menjadi tiga divisi antara lain divisi rock climbing yang diikuti oleh 1 anggota muda dan 3 pendamping, divisi caving yang diikuti oleh 2 anggota muda dan 3 pendamping, dan gunung hutan yang diikuti oleh 3 anggota muda dan 2 pendamping. Kegiatan ini dilaksanakan pada 15-28 Juni 2022.

Sementara itu untuk divisi caving sendiri dilaksanakan di Kawasa Goa Sengayau, Desa Sungai Pinang, Kec. Sungai Mananu, Kab. Merangin, Prov. Jambi, Kepulauan Sumatra yang dilakukan pada 15 Juni 2022 – 28 Juni 2022 yang diikuti oleh 2 anggota muda yaitu Wafaa Salimatul Muslimah dan Shellya Agustina dan 3 pendamping yaitu Elisa Tri Wahyudi, Panji Kurniawan, dan Widya Pratiwi. Di lokasi itu, mereka telah menyusuri  dan melakukan pemetaan gua horisontal pada 19 Juni 2022 - 22 Juni 2022.

Baca juga: Pengabdian Masyarakat, Mahasiswa Hubungan Internasional Unisri Bangun Ruang Baca dan Sanggar Belajar Di Desa Cepoko, Sragen

Kegiatan pertama yang di lakukan adalah pemetaan  goa atau biasa disebut mapping. Sebelum melakukan mapping, mereka melakukan ekso goa terlebih dahulu agar mengetahui dimana letak goa tersebut. goa yang mereka ambil untuk pemetaan yaitu Goa Masjid. Kenapa disebut Goa Masjid? karena di dalam Goa tersebut cukup besar dan luas serta atap gua yang menyerupai kubah masjid, banyak sekali Lorong atau jalurnya yang menyerupai jendela atau pintu masjid, maka dari itu disebutlah goa masjid. Di bottom goa masjid sendiri terdapat air terjun, dan yang sangat disayangkan sekali yaitu sudah terdapat banyak sekali coret-coretan pada dinding goa masjid tersebut. Selama kegiatan di sana mereka ditemani oleh karangtaruna desa sungai pinang. 

Kegiatan kedua yang dilakukan adalah ekso budaya, mereka mengambil tempat di Rumah Tuo Rantau Panjang untuk melakukan ekso budaya yang berlokasi di Jl. Raya Tabir, Kp. Baruh, Kec. Tabir, Kabupaten Merangin, Jambi. 

"Hasil yang dapat dari ekso budaya tersebut adalah sejarah dari rumah tuo rantau Panjang, kuliner khas di rantau Panjang, dan pakaian perempuan yang biasa digunakan di sana. Dan anak kecil di sana rata-rata lebih memilih untuk main bersama memainkan permainan tradisional dibandingkan mereka bermain handphone," terang Agil Haryo Saputro. (Sofyan) 


Baca juga: Puskesmas Purwosari Pantau Penerapan Prokes di SD Muh PK Kottabarat Surakarta



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top