Majukan Pendidikan Vokasi, UNS Tanda Tangani MoU dengan Yayasan Pendidikan Pancasila

Print Friendly and PDF

Naskah MoU ditandatangani oleh Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Kerja Sama UNS, Prof. Sajidan dengan Ketua Yayasan Pendidikan Pancasila Pusat Surakarta Cabang Wonogiri, Drs. Sakiran.

Majukan Pendidikan Vokasi, UNS Tanda Tangani MoU dengan Yayasan Pendidikan Pancasila

Wonogiri- majalahlarise.com -Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menandatangani _Memorandum of Understanding_ (MoU) dengan Yayasan Pendidikan Pancasila Pusat Surakarta Cabang Wonogiri, bertempat di SMK Pancasila 1 Wonogiri, Minggu (6/12/2020).

Kerja sama antara UNS dengan Yayasan Pendidikan Pancasila Pusat Surakarta Cabang Wonogiri merupakan bentuk kemitraan antara dunia industri dengan dunia pendidikan untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan pendidikan dan pelatihan dibidang vokasi.

Naskah MoU ditandatangani langsung oleh Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Kerja Sama UNS, Prof. Sajidan dengan Ketua Yayasan Pendidikan Pancasila Pusat Surakarta Cabang Wonogiri, Drs. Sakiran.


Baca juga: Mahasiswa Fakultas Hukum Unisri Dibekali Personal Branding

Penandatanganan naskah MoU juga disaksikan langsung oleh Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho, Ditjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI, Wikan Sakarinto, Ph.D, dan Direktur Sekolah Vokasi UNS, Drs. Santoso Tri Hananto, M.Acc., Ak.

Ruang lingkup yang disepakati dalam MoU ini meliputi pelatihan, pendidikan, penelitian, pengembangan teknologi, pengabdian kepada masyarakat, dan pengembangan sumber daya manusia.

Usai sesi penandatanganan, Prof. Jamal dalam sambutannya mengatakan Program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yang dicanangkan Mendikbud RI, Nadiem Makarim telah menciptakan atmosfer baru dalam dunia pendidikan.


Baca juga: Siswa SMP Muhammadiyah PK Ikuti Doa Bersama Online dan Galang Dana Peduli Merapi

“Atmosfer ini telah mendidik dan mendekatkan dunia sekolah/ kampus dengan industri dan dunia riset. Kalau dulu sekolah vokasi itu dipandang sebelah mata, sekarang sekolah vokasi harus bisa menjawab segala tantangan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI),” ujar Prof. Jamal.

Prof. Jamal menilai usaha Kemdikbud RI dalam memajukan pendidikan vokasi akan membuahkan hasil yang manis di masa depan. Walau saat ini pendidikan vokasi masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat, Prof. Jamal optimis di bawah kepemimpinan Wikan Sakarinto, Ph.D, pendidikan vokasi dapat maju secara pesat.

“Saya yakin ditangan Pak Dirjen Vokasi, sekolah vokasi akan menjadi primadona dan pilihan yang tepat bagi mereka yang ingin kuliah,” tuturnya.

Baginya, dorongan dari Wikan Sakarinto, Ph.D untuk menciptakan ekosistem _link and match_ antara dunia pendidikan dengan DUDI merupakan hal tepat. Alasannya, siswa atau mahasiswa tidak saja memiliki kompetensi yang mumpuni, namun juga membuka jaminan bagi lulusan sekolah vokasi untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajarinya.

Dalam kesempatan ini, Kepala SMK Pancasila 1 Wonogiri, Heri Winanto, S.Sos, S.Pd mengatakan, pihaknya menyambut baik kerja sama dengan UNS. Ia mengatakan SMK Pancasila 1 Wonogiri selalu mengikuti arahan Kemdikbud RI dalam menjalin kerja sama dengan DUDI.

Heri Winanto menerangkan ada 5 syarat _link and match_ yang harus diperhatikan dalam menjalin kerja sama dengan DUDI. Seperti, pembuatan kurikulum bersama, pihak industri wajib memberikan guru atau dosen tamu dengan jumlah minimal pengajaran dari dosen dan guru tamu ini dilakukan minimal 50 jam per semester, pemberian magang kepada siswa SMK dan mahasiswa vokasi dari industri yang dirancang bersama, sertifikasi kompetensi, dan komitmen menyerap lulusan sekolah vokasi oleh industri. (Hum/Sofyan)


Baca juga: Fakultas Hukum Unisri Gandeng KPK dan Ditjen Imigrasi Gelar KKL Daring


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top