PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI PASSING ATAS BOLA VOLI MINI MELALUI MODEL TUTOR SEBAYA BAGI SISWA KELAS VI SDIT NURUL HUDA PRACIMANTORO

Print Friendly and PDF

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI PASSING ATAS  BOLA VOLI  MINI  MELALUI MODEL TUTOR SEBAYA BAGI SISWA KELAS VI SDIT NURUL HUDA PRACIMANTORO

Oleh: Edi Prasetyan

Guru PJOK SDIT Nurul Huda Pracimantoro, Wonogiri

Edi Prasetyan


       Pelaksanaan proses pembelajaran permainan bola voli mini di SDIT Nurul Huda Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri masih banyak ditemukan masalah diantaranya adalah kurangnya penguasaan gerak dasar passing atas. Siswa kelas VI dalam melakukan passing atas masih merasa takut terhadap bola. Siswa juga beranggapan bahwa bola itu berat dan siswa takut jika jari tangan akan cedera akibat menahan bola. Selain itu, siswa tidak berani melihat arah datangnya bola ketika melakukan passing atas. 

       Penggunaan metode pembelajaran yang kurang menyenangkan menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar teknik passing atas bola voli. Selama ini teknik yang diberikan guru pendidikan jasmani dalam mengajar passing atas masih sulit dipelajari oleh siswa, akibatnya siswa kurang terampil dalam melakukan passing atas bola voli. Terbukti dari hasil evaluasi, baru 42% siswa yang dapat melakukan teknik passing atas dengan baik dan benar dan sisanya 58% siswa masih belum menguasai gerak dasar passing atas dengan baik dan benar, nilai reratanya 68,0.

       Kondisi demikian apabila dibiarkan akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Hal tersebut menunjukkan adanya suatu permasalahan yang harus dicari jalan keluarnya.

       Beberapa permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran materi passing atas pada bola voli mini timbul dari siswa dan guru. Dari siswa kurangnya motivasi dalam mengikuti pembelajaran teknik passing atas, rendahnya kemampuan dan keberanian siswa dalam melakukan teknik passing atas. Dari guru kurangnya penjelasan mengenai materi, sehingga siswa kurang memahami materi dan pada praktek melakukan passing atas siswa kurang terampil.

       Penyebab dari kurang berhasilnya pembelajaran materi passing atas bola voli mini dikarenakan guru belum menerapkan metode yang sesuai dengan pembelajaran yang dilaksanakan dan belum mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan masalah tersebut dipilih model tutor sebaya untuk meningkatkan hasil belajar passing atas bola voly mini. 

       Tutor sebaya adalah siswa yang ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan siswa (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004). Dedi Supriyadi mengemukakan, bahwa tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tutor sebaya dapat mengoptimalkan kemampuan siswa yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkan kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi. Sehingga siswa yang kurang berprestasi bisa mengatasi ketertinggalan. Pembimbingan dalam pelajaran yang diberikan oleh seorang siswa kepada siswa lain, sedangkan mereka (antara pembimbing dan yang dibimbing) adalah teman sekelas atau teman sebangku yang usianya relatif sama, dan siswa yang kurang paham bisa bertanya langsung kepada teman sebangkunya (tutor yang ditunjuk) sehingga kondisi kelas pun bisa hidup karena siswa tidak malu bertanya ketika mereka tidak paham.

       Setelah pelaksanaan pembelajaran menggunakan  model tutor sebaya maka pembelajaran mengalami peningkatan hasil belajar dan perilaku.  Siswa mulai dapat mempraktikkan passing atas dengan baik dan benar. Selain itu untuk melakukan passing tidak perlu lagi harus diperintah, tetapi anak sudah mempunyai inisiatif sendiri untuk latihan dengan temannya.

       Hal ini terbukti setelah penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan hasil  sebagai berikut pada prasiklus siswa yang telah mencapai nilai KKM 7 anak (32%) dan sisanya 15 anak (68%) belum mencapai nilai KKM. Pada siklus I siswa yang telah mencapai nilai KKM 11 anak (50%) dan sisanya 11 anak (50%) belum mencapai nilai KKM. Pada siklus II siswa yang telah mencapai nilai KKM 17 anak (77%) dan sisanya 5 anak (23%) sudah mencapai nilai KKM tapi belum maksimal. Pada siklus III siswa yang telah mencapai nilai KKM 20 anak (91%) dan sisanya 2 anak (19%) sudah mencapai nilai KKM dan sudah maksimal. Dari prasiklus ke siklus I jika dibandingkan terlihat kenaikan hasil belajar siswa mengalami kenaikan 4 anak (18%), dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan 6 anak (27%). dan dari siklus II ke siklus III mengalami kenaikan 3 anak (13%).

       Dari hasil penelitian tindakan kelas tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penggunaan metode bantuan tutor sebaya terbukti sangat membantu peningkatan hasil belajar siswa hal ini dikarenakan kelebihan penggunaan metode tutor sebaya banyak memberikan keuntungan di antaranya siswa yang takut atau segan dengan guru menjadi tidak takut karena belajar dengan teman sebaya (di sini diganti anggota keluarga). Meskipun siswa belajar dengan anggota keluarga di rumah, akan tetapi tidak mengurangi pencapaian nilai afektif, siswa tetap belajar dengan penuh percaya diri, semangat, disiplin, jujur, dan penuh tanggung jawab. (*)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top