Pagelaran ’Vicolming’ Wayang Beber Menyikapi Covid-19

Print Friendly and PDF

Wayang Meber Metropolitan salah satu peserta Vicolming.

Pagelaran ’Vicolming’ Wayang Beber Menyikapi Covid-19

Solo- majalahlarise.com -Tahun 2020 diawali dengan pandemi Covid-19 yang mengubah segala aspek kehidupan di seluruh penjuru bumi, termasuk bidang seni. Seniman tradisi terdampak dengan sangat parah. Mereka sepi, tidak ada permintaan pementasan seni sama sekali, karena bagaimana pun pertunjukan pasti akan mengumpulkan massa, termasuk kesenian wayang beber. Bagaimana mereka harus makan, baik dalang, pengrawit, maupun tenaga pendukung lainnya. Untuk itu perlu dicarikan solusi agar dapat mengatasi realitas ini.

Sebuah implementasi teknologi VICOLMING, kombinasi teknologi Video Conference (Vicon) dan Live-Streaming, dicoba untuk dijadikan model pagelaran daring yang kolaboratif dan interaktif. Dalang antar daerah dapat mempergelarkan wayang bersama-sama, meskipun berada di ruang dan tempat yang berbeda. Kombinasi teknologi untuk pagelaran wayang ini dipadukan oleh Ranang AS., dosen Prodi Televisi dan Film ISI Surakarta.

Ketua panitia kegiatan, Ranang dalam siaran pers mengatakan tidak hanya kegiatan seminar, diskusi, dan lokakarya yang dapat di-vicon-kan, namun seni pertunjukan juga dapat dipergelarkan secara daring bahkan bisa juga interaktif.

Formasi pentas Vicolming wayang beber 4 kota.

Pada hari Sabtu tanggal 20 Juni 2020 pukul 20.00 WIB, empat komunitas wayang beber binaan Jurusan Pedalangan ISI Surakarta akan berkolaborasi mempergelarkan karya-karyanya secara live streaming dalam satu layar Youtube, channel ‘UPT Audio Visual’.

Mereka adalah grup kesenian Wayang Beber “Mahesa Sura” Paras Mojokerto pimpinan Arif Setiawan dan Budi Harjo, Wayang Beber “Gremeng Tutur” Bengawan Solo pimpinan Jaka Susila, Museum Wayang Beber Sekartaji Daerah Istimewa Yogyakarta pimpinan Indra Suroinggeno, dan Wayang Beber Metropolitan (WBM) Jakarta pimpinan Samuel Santoso. Keempat kota lintas provinsi tersebut memiliki grup kesenian wayang beber yang jarang dijumpai di kota-kota lainnya.

Lakon-lakon yang dipergelarkan adalah lakon kreasi baru, yaitu Pusaka Tapa Brata (dalang muda Ki Adhim & Agus), Sang Kala Nadah (dalang Ki Jaka Rianto), CoRoNa (Covid Rojah Rajeh Nagara) "Cinta Yang Mempesona" (dalang Ki Indra Suroinggeno), dan Phobia Corona (dalang Ki Samuel Santoso).

"Semua lakon mengangkat fenomena Covid-19 yang sedang hangat dan melanda semua lapisan masyarakat, dan diharapkan pagelaran ini dapat menjadi tontonan dan tuntunan yang menarik bagi penonton di tengah pandemik," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan, masing-masing grup kesenian memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari grup yang khas dengan budaya Jawa Timuran, grup yang khas dengan budaya Jawa Tengahan yang dikenal halus dan menunjung tinggi pakem, serta grup wayang beber yang sarat dengan budaya metropolis dan kekinian.

“Pagelaran bersama ini menggambarkan sikap toleransi dan guyup rukun antar seniman seni tradisi dalam menyikapi pandemik covid-19 ini," imbuh Ranang. (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top